Profil Biografi Wiranto dan Berita Penusukan Wiranto. | Berbagai Reviews

Kumpulan Artikel Pendidikan Pengetahuan dan Wawasan Dunia

16 Oktober 2019

Profil Biografi Wiranto dan Berita Penusukan Wiranto.

| 16 Oktober 2019
Biografi dan riwayat hidup wiranto - berbagaireviews.com


Pengamat teroris dari Universitas Indonesia, Al Chaidar, menduga penusukan terhadap Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Wiranto, berlatar akumulasi kebencian dari kalangan teroris. Wiranto yang juga mantan Panglima TNI itu diserang saat sedang berkunjung ke Pondok Pesantren Mathla'ul Anwar, Labuan, Banten, Kamis siang 10 Oktober 2019.

Indikasi atas dugaan itu, kata Chaidar, dapat dilihat dari target dan aksi yang dilakukan oleh pelaku penusukan yang terbilang berani dan terang-terangan. “Ini biasanya sudah direncanakan, dan perencanaan yang paling penting dari kelompok teroris itu bukan perencanaan teknis ya, tapi lebih kepada perencanaan akumulasi emosi,” kata Chaidar. Tempo.


Profil Wiranto.


Profil dan Biografi Jenderal TNI (Purn.) Dr. H. Wiranto - berbagaireviews.com


Jenderal TNI (Purn.) Dr. H. Wiranto, S.H., S.I.P., M.M. (lahir di Kota Yogyakarta, DIY, 4 April 1947; umur 72 tahun [1]) adalah politikus Indonesia dan tokoh militer Indonesia. Saat ini dia menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan pada reshuffle Kabinet Kerja kedua menggantikan Luhut Binsar Panjaitan. Wiranto pernah menjabat Panglima TNI periode 1998-1999. Setelah menyelesaikan jabatannya sebagai Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat pada periode 2006-2010, dia kembali terpilih untuk masa jabatan yang kedua (2010-2015) dan kembali terpilih lagi pada periode 2015 - 2020 pada Munas II Hanura yang diadakan pada 13-15 Februari di Solo, Jawa Tengah.

Ayahnya, RS Wirowijoto adalah seorang guru sekolah dasar, dan ibunya bernama Suwarsijah. Pada usia sebulan, Wiranto dibawa pindah oleh orang tuanya ke Surakarta akibat agresi Belanda yang menyerang kota Yogyakarta. Di Surakarta inilah ia kemudian bersekolah hingga menamatkan Sekolah Menengah Atas (SMA Negeri 4 Surakarta).
Pendidikan
  • SMA Negeri 4 Surakarta (1964)
  • Akademi Militer Nasional (1968)
  • Sekolah Staf dan Komando TNI AD (1984)
  • Universitas Terbuka, Jurusan Administrasi Negara (1995)
  • Lemhannas RI (1995)
  • Perguruan Tinggi Ilmu Hukum Militer (1996)
  • STIE IPWIJA, Magister Manajemen (2006)
  • Universitas Negeri Jakarta, Doktor bidang Manajemen Sumber Daya Manusia (2012)


Karier Militer Wiranto

Wiranto pernah menjadi ajudan Presiden Soeharto tahun 1987-1991. Setelah sebagai ajudan presiden, karier militer Wiranto semakin menanjak ketika ditunjuk sebagai Kepala Staf Kodam Jaya, Pangdam Jaya, Pangkostrad, dan KASAD. Selepas KASAD, ia ditunjuk Presiden Soeharto menjadi Panglima ABRI (sekarang Panglima TNI) pada Maret 1998.

Berikut adalah jabatan yang pernah dipegang Wiranto:
  • Danton Yonif 712/Wiratama
  • Danton Yonif 713/Satyatama
  • Danki Yonif 712/Wiratama
  • Danki Yonif 713/Satyatama
  • Wadan Yonif 712/Wiratama
  • Wadan Yonif 713/Satyatama
  • Karoteknik Ditbang Pussenif (1983)
  • Kadep Milnik Pussenif (1984)
  • Kasbrigif-9 Kostrad (1985)
  • Waasops Kaskostrad (1987)
  • Asops Kasdivif-2 Kostrad (1988)
  • Ajudan Presiden Republik Indonesia (1989-1993)
  • Kasdam Jaya (1993)
  • Pangdam Jaya (1994)
  • Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) (1996)
  • Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) (1997)
  • Panglima Angkatan Bersenjata (Pangab) RI (1998)


Kontroversi dan dugaan pelanggaran HAM Wiranto

Wiranto diduga terlibat dalam kejahatan perang di Timor Timur (saat ini bernama Republik Demokratik Timor Leste) tahun 1999.[3] Bersama lima perwira militer lainnya yang diduga terlibat, Wiranto didakwa oleh pengadilan (PBB) ikut terlibat dalam tindak kekerasan pada tahun 1999 yang terjadi selama dan setelah berlangsungnya referendum kemerdekaan Timor Leste.

Peradilan Hak Asasi Manusia (HAM) Indonesia menolak untuk menyelidiki perwira dan aparat kepolisian yang dituduh terlibat pelanggaran HAM dalam pembebasan Timor Timur. Penolakan untuk memeja hijaukan itu dianggap melecehkan bukti yang telah ada. Wiranto dan lima perwira lainnya tersebut masuk dalam daftar tersangka penjahat perang dan dilarang masuk ke Amerika Serikat.


Jenjang Kepangkatan Wiranto

Berikut adalah jenjang kepangkatan Wiranto:
  • Letda Inf (1968)
  • Lettu Inf (1971)
  • Kapten Inf (1973)
  • Mayor Inf (1979)
  • Letkol Inf (1982)
  • Kolonel Inf (1989)
  • Brigjen TNI (1993)
  • Mayjen TNI (1994)
  • Letjen TNI (1996)
  • Jenderal TNI (10-06-1997)


Karier Sipil Wiranto

Selepas menjadi Panglima ABRI, ia diangkat menjadi Menteri Koordinator Politik dan Keamanan di bawah kepemimpinan Abdurrahman Wahid. Numun kemudian mengundurkan diri sesuai dengan Surat Resmi yang dikirimkan dan mendapat balasan dari Gusdur. Pada 26 Agustus 2003, ia meluncurkan buku otobiografi dengan judul Bersaksi di Tengah Badai yang berisi tentang fakta yang mendukung bahwa Indonesia dan TNI sebagai "Unity" tidak pernah melakukan perencanaan melakukan pelanggaran HAM.

Setelah memenangi konvensi Partai Golkar atas Ketua Umum Partai Golkar Ir. Akbar Tandjung, ia melaju sebagai kandidat presiden pada 2004. Bersama pasangan kandidat wakil presiden Salahuddin Wahid, langkahnya terganjal pada babak pertama karena menempati urutan ketiga dalam Pilpres 2004.

Saat menjadi Panglima ABRI, Wiranto berada dalam berbagai masa transisi. Salah satu proses yang harus dihadapi antara lain adalah saat Timor Timur ingin melepaskan diri dari Republik Indonesia. Saat itu kebijakan dari Presiden Habibie adalah melaksanakan referendum sesuai dengan permintaan beberapa negara yang diuntungkan dengan pisahnya Timor Timur terlepas. Wiranto yang saat itu menjabat menjalankan tugasnya sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Terdapat tuduhan seperti adanya pembakaran rumah penduduk oleh milisi pro dan anti kemerdekaan atas perintah dari Wiranto sebagai Panglima tertinggi saat itu, namun tidak terbukti. Setelah purna tugas kemiliteran, Wiranto dua kali menjadi menteri pada era Presiden Gus Dur, dan kembali menajadi menteri pada era Presiden Joko Widodo.


Menyongsong Pemilu 2009

Pada 21 Desember 2006, ia mendeklarasikan Partai Hati Nurani Rakyat (Partai Hanura) dan tampil sebagai ketua umum partai. Deklarasi partai dilakukan di Hotel Kartika Chandra, Jakarta dan dihadiri ribuan orang dari berbagai kalangan. Mantan presiden Abdurrahman Wahid, mantan Ketua Umum Partai Golkar Akbar Tanjung, mantan wakil presiden Try Sutrisno, Presiden Partai Keadilan Sejahtera Tifatul Sembiring, mantan KSAD Ryamizard Ryacudu, mantan Menko Ekuin Kwik Kian Gie, dan tokoh senior Partai Golkar Oetojo Oesman menghadiri peresmian partainya.

Deklarasi partai juga dihadiri sejumlah pengurus, yaitu mantan Sekjen Partai Golkar Ary Mardjono, mantan Gubernur Jawa Tengah H. Ismail, mantan menteri pemberdayaan perempuan Tuty Alawiyah AS, Yus Usman Sumanegara, mantan KSAL Laksamana TNI (Purn) Bernard Kent Sondakh, mantan KSAD Jenderal TNI (Purn) Subagyo HS, mantan Wapangab Jenderal TNI (Purn) H. Fachrul Razi, mantan Kapolri Jenderal Pol (Purn) Chaerudin Ismail, Marsda TNI (Purn) Budhi Santoso, Suadi Marasabessy, Mayor Jenderal TNI (Purn) Aspar Aswin, Laksda TNI (Purn) Handoko Prasetyo RS, Mayor Jenderal TNI (Purn) Aqlani Maza, Mayor Jenderal (Purn) Djoko Besariman, Mayor Jenderal (Purn) Iskandar Ali, Samuel Koto, dan mantan Menkeu Fuad Bawazier, pendiri Partai Bintang Reformasi Djafar Badjeber, pengacara Elza Syarief dan Gusti Randa.

Pada 17 Januari 2007, ia bertemu dengan Ketua DPR-RI Agung Laksono di Kompleks Parlemen, Senayan (Jakarta). Pertemuan itu menjadi langkah awal dalam menyosong Pemilu Presiden 2009. Ia menyatakan kesiapannya berhadapan kembali dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono jika mencalonkan kembali.


Wiranto mencalonkan diri menjadi presiden dan wakil presiden


Wiranto mencalonkan diri menjadi presiden dan wakil presiden - berbagaireviews.com


Setelah Pemilu Legislatif 2009, tepatnya pada 1 Mei 2009, Wiranto bersama Jusuf Kalla (Capres Partai Golkar), mengumumkan pencalonannya sebagai pasangan capres-cawapres yakni Jusuf Kalla sebagai capres dan Wiranto sebagai cawapres yang diusung Partai Golkar dan Partai Hanura. Pasangan ini juga menjadi pasangan yang pertama mendaftar di KPU. Pasangan JK-Wiranto mendapat nomor urut tiga dan disingkat menjadi JK-WIN.

Pada Tahun 2014, Wiranto sempat mencalonkan diri sebagai calon presiden berpasangan dengan konglomerat media, Hary Tanoesoedibjo. Namun rencana tersebut akhirnya urung dilakukan mengingat minimnya perolehan suara Partai Hanura dalam pemilihan legislatif 2014.


Upaya Pembunuhan Wiranto.


Upaya Pembunuhan Wiranto - berbagaireviews.com


Pada 10 Oktober 2019 sekitar pukul 11.50 WIB, Menko Polhukam Wiranto ditusuk dengan senjata tajam oleh seorang pria di Alun-alun Menes, Pandeglang, Banten. Akibatnya, Wiranto mengalami luka tusuk di tubuh bagian depan. Selain Wiranto, penyerangan itu membuat Kapolsek Menes Kompol Dariyanto yang ada di lokasi terluka. Anak buah Wiranto juga terluka akibat serangan itu. Tersangka atas nama Syahril Alamsyah alias Abu Rara, kelahiran Medan, 24 Agustus 1988, dan seorang wanita yang diduga bersama pelaku, atas nama Fitri Andriana, kelahiran Brebes, berhasil diamankan.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo mengatakan, kedua pelaku penyerangan terhadap Menko Polhukam Wiranto, diduga terpapar paham radikal ISIS dan setelah penusukan dia dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk pertolongan pertama dan di rujuk ke RSPAD GATOT SOEBROTO JAKARTA

Kasus penusukan Wiranto, Menkopolhukam RI, memicu Densus 88 Polri bergerak cepat mencari jaringan teroris pelaku kejahatan tersebut yakni  JAD (Jamaah Ansharut Daulah). Wikipedia.


Jaringan Jamaah Ansharud Daulah (JAD) Diobrak-abrik Densus 88.


Densus 88 menyerang jaringan Jamaah Ansharud Daulah (JAD) - berbagaireviews.com


Polisi menduga, pemuda 20 tahun itu terlibat dalam kelompok yang mendukung ISIS atau Jamaah Ansharud Daulah (JAD). Tak hanya itu, Taufik juga diduga mengetahui rencana aksi amaliyah atau serangan teror kelompok JAD Bekasi pimpinan Fazri Pahlawan alias Abu Zee Ghuroba.

Pada Ahad sore lalu, 13 Oktober 2019, sebuah rumah kontrakan di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, digeledah polisi. Tepatnya di Kampung Rawakalong, RT 2/RW 4 Desa Karangsatria, Tambun Utara. Di sanalah terduga teroris Noval Agus Syahroni, 45 tahun, tinggal. Penggeledahan dilakukan setelah Noval, anggota jaringan JAD Beksi, menyerahkan diri di Bandar Lampung pada Ahad pagi.

Polisi menggeledah rumah terduga teroris Taufik Hidayat di RT/RW 001/005, Jalan Bambu Larangan, Cengkareng, Jakarta Barat pada Jumat, 11 Oktober 2019. Hasilnya, didapati  beberapa barang tentang organisasi yang telah dicap sebagai teroris, ISIS.

Temuan itu diungkap Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Prabowo Argo Yuwono yang dibagikannya lewat keterangan tertulis, Sabtu 12 Oktober 2019. Dia merinci telah disita delapan lembar kertas catatan ISIS bersama sebilah pisau lipat dalam tas selempang.

Selain itu, "Ada dua bendera, sebuah ikat kepala, dua topi, selembar foto pahlawan pembela Islam, tujuh buku, dan tiga bundel catatan," kata Argo.

Menurut Nadian, terduga teroris Noval tinggal di rumah kontrakan itu sejak dua bulan yang lalu bersama istri dan anaknya. Selama tinggal di rumah kontrakan berdinding warna biru tersebut Noval tak pernah bersosialisasi kepada tetangga. Pada Ahad malamnya, tim Densus 88 beroperasi di kawasan Cirebon dan Indramayu, juga di Provinsi Jawa Barat. Dalam semalam, mereka melakukan penangkapan penggeledahan di tiga tempat. Wakil Kapolres Kota Indramayu, Jawa Barat, Komisaris Fajar Widya Dharma mengatakan jajarannya hanya membantu Densus 88 melakukan penangkapan dan penggeledahan. Tempo.


Penusukan Wiranto Disebut Rekayasa

Peristiwa penusukan Menko Polhukam Wiranto oleh Syahrial Alamsyah (Abu Rara) diwarnai isu-isu miring. Ada pihak yang menyebut peristiwa tersebut sebagai rekayasa alias setting-an.

Kabid Humas Polda Banten Kombes Edy Sumardi meminta warga santun dan bijak mencerna peristiwa tersebut. Menurutnya, semestinya warga berempati pada peristiwa penusukan Wiranto.

"Ya kita bijak, santun mencernanya. Kita mestinya empati terhadap musibah ini, mestinya memiliki nurani untuk belajar mengambil hikmah kejadian ini dan tidak mudah mengatakan hal-hal negatif," kata Edy kepada wartawan di Rumah Sakit Sari Asih, Serang, Banten, Jumat (11/10/2019). detik.


Prabowo Ragukan Klaim Rekayasa Penusukan Wiranto.


Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto - berbagaireviews.com


Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto meragukan klaim bahwa penusukan Menko Polhukam Wiranto adalah rekayasa. Prabowo menyebut ia menyaksikan sendiri Wiranto ditangani oleh para dokter senior dari TNI.

"Yang jelas saya lihat tadi ada beberapa, mungkin sembilan dokter senior dari TNI. Saya tidak melihat ada rekayasa, saya tidak melihat," kata Prabowo usai menjenguk Wiranto di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Jumat (11/10). Prabowo menyampaikan ia sempat bertemu dengan para dokter dan istri Wiranto saat kunjungan, sementara Wiranto masih beristirahat. CNN


Penusukan Wiranto Warganet Tidak Simpati dan Sangsi.


Penusukan Wiranto Warganet Tidak Simpati dan menganggap rekayasa - berbagaireviews.com


Sejumlah warganet 'tidak simpati dan sangsi', pemerintah minta 'jauhi pikiran jahat'.
Peristiwa penusukan Menkopolhukam Wiranto (10/10) di Pandeglang, Banten, mendapat reaksi beragam dari warganet, ada yang prihatin, tapi ada yang merasa acuh tak acuh bahkan sangsi.

Menurut, Analis Drone Emprit and Kernels Indonesia, Ismail Fahmi, peta percakapan 'Wiranto' di Twitter memperlihatkan ada empat kelompok besar jenis akun, yakni kelompok 'propemerintah', 'prooposisi', cenderung non blok, dan media sebagai 'penengah'.
smail melihat narasi yang paling besar adalah #LawanTeroris, sejalan dengan dugaan polisi bahwa kasus ini dilatarbelakangi orang-orang yang terpapar ISIS.

Namun, ia melihat warganet punya narasi lain: #NARUTO, #kunai, #Akatsuki.

Kunai adalah senjata yang digunakan untuk menusuk Wiranto, sebagaimana dikonfirmasi pihak kepolisian.

"Mereka salah fokus setelah melihat senjatanya," ujar Ismail.

Drone Emprit mengatakan tagar #SinetronBasi juga muncul, menandakan ada warganet tidak percaya bahwa penyerangan ini asli tanpa rekayasa.

Namun sebaliknya jika ini asli, mereka menganggap #BINKebobolan.
Salah satu twit yang menjadi viral (10/10) adalah kicauan dari putri pendiri Partai Amanat Nasional Amin Rais, Hanum Rais, yang kini telah dihapus.

Twit itu juga berujung pada dilaporkannya Hanum Rais ke kepolisian oleh Relawan Jam'iyyah Jokowi-Ma'ruf Amin, Jumat (11/10).

Akun Twitter musisi Jerinx dari Superman is Dead juga kini ditangguhkan.

Sebelumnya Jerinx mempertanyakan jenis senjata yang digunakan untuk menusuk Wiranto, yang menurutnya ukurannya terlalu kecil.

Sejumlah warganet juga mengaitkan apa yang terjadi dengan keadaan politik belakangan.

Meski begitu, Direktur Komunikasi Indonesia Indicator, Rustika Herlambang, mencatat mayoritas komentar di media sosial prihatin terhadap apa yang terjadi dengan Wiranto.

Bintang media sosial, Karin Novilda, ikut mendoakan Wiranto untuk cepat sembuh, meski pesan itu memuat kritikan. 

Rustika mencatat hanya ada sekitar 0,25% cuitan oleh 92 akun yang menunjukkan keinginan agar Wiranto celaka.

Ia melakukan pendataan pada 44.952 percakapan di Twitter terkait Wiranto sejak 10 hingga 11 Oktober 2019. BBC


Demikianlah ulasan tentang profil Wiranto yang dapat kami sampaikan, jika ada kesalahan dan kekurangannya, kami mohon maaf, silahkan tinggalkan komentar dengan sifatnya membangun menjadi lebih baik. Semoga bermanfaat dan terima kasih.

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar