Berbagai Reviews: Biologi

Kumpulan Artikel Pendidikan Pengetahuan dan Wawasan Dunia

Tampilkan postingan dengan label Biologi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Biologi. Tampilkan semua postingan

1 Maret 2024

Rantai Makanan : Pengertian, Komponen, Fungsi, Jenis - Jenis, Contoh

Rantai Makanan : Pengertian, Komponen, Fungsi, Jenis - Jenis, Contoh

contoh rantai makanan

Sahabat berbagai reviews, pada setiap makhluk hidup tentu membutuhkan makanan agar memiliki energi untuk bertahan hidup. Oleh karena itu, baik hewan ataupun tumbuhan saling bergantung dengan rantai makanan. Pada rantai makanan, setiap organisme memiliki fungsinya masing-masing. Fungsi tersebut ternyata saling berkaitan sehingga menyebabkan terjadinya proses makanan dengan urutan tertentu.

Pengertian Rantai Makanan

Rantai makanan adalah suatu peristiwa makan dan dimakan antara sesama makhluk hidup dengan urutan-urutan tertentu. Dilansir Sumber Belajar Kemdikbud, dalam suatu rantai makanan, makhluk hidup memiliki sejumlah perannya masing-masing.

Oh ya, rantai makanan juga termasuk ke dalam bagian dari jaring-jaring makanan, lho. Soalnya, rantai makanan terjalin secara lokal menjadi jaring makanan karena sebagian besar organisme mengkonsumsi lebih dari satu jenis hewan atau tumbuhan.

Komponen Rantai Makanan

Rantai makanan sendiri terbagi ke dalam tiga komponen, yakni produsen, konsumen, dan pengurai. Untuk lebih jelasnya, simak pembahasannya di bawah ini.

1. Produsen

Hampir semua tumbuhan hijau, alga, plankton, atau cyanobacteria termasuk ke dalam produsen rantai makanan. Mereka bisa hidup berkat sinar matahari sebagai energi utamanya. Dalam rantai makanan mereka tidak memakan hewan atau tumbuhan, namun menghasilkan makanan lewat fotosintesis.

2. Konsumen

Konsumen merupakan bagian terbesar dari rantai makanan karena mereka memakan hampir seluruh organisme hidup yang ada di bumi. Perlu diketahui, konsumen terbagi ke dalam dua jenis, yakni konsumen primer (herbivora) dan konsumen sekunder (karnivora).

3. Pengurai atau Dekomposer

Pengurai atau dekomposer bertugas sebagai hewan yang menyelesaikan siklus hidup. Di tahap ini, mereka akan membantu dalam mendaur ulang nutrisi dengan mengembalikannya ke tanah atau lautan, sehingga nutrisi tersebut bisa dimanfaatkan kembali oleh produsen.

Jenis Rantai Makanan

Secara umum, rantai makanan terbagi ke dalam empat jenis. Mengutip buku Siswa Pembelajaran Terpadu Tematik Kelas 5, berikut jenis-jenis rantai makanan.

1. Rantai Makanan Perumput (Grazing Food Chain)

Jenis rantai makanan yang satu ini dimulai dari tumbuh-tumbuhan sebagai produsen pada tingkat trofik pertamanya. Oleh sebab itu, rantai makanan perumput paling mudah ditemui.

2. Rantai Makanan Detritus

Jenis rantai makanan detritus dimulai dari detritivor, yakni suatu organisme yang mendapatkan energi dengan cara memakan sisa-sisa dari makhluk hidup.

3. Rantai Makanan Parasit

Parasit adalah suatu organisme yang hidup dengan cara merugikan organisme lain (inang). Ciri khas dari rantai makanan ini adalah terdapat organisme kecil yang memangsa organisme besar.

4. Rantai Makanan Saprofit

Jenis rantai makanan yang terakhir adalah saprofit, yakni rantai makanan yang diawali dari penguraian jasad makhluk hidup oleh organisme saprofit. Sebagai informasi, saprofit merupakan istilah untuk organisme yang dapat mengurai sisa-sisa organisme yang sudah mati.

Fungsi Rantai Makanan

Pada dasarnya, rantai makanan dapat membantu makhluk hidup untuk bisa bertahan hidup dan berkembang biak. Namun, ada sejumlah fungsi lain dari keberadaan rantai makanan, yakni sebagai berikut:

  • Menjaga kestabilan ekosistem makhluk hidup.
  • Mencegah terjadinya kepunahan suatu hewan.
  • Menguraikan interaksi antar spesies di dalam ekosistem.
  • Dapat membantu membedakan antara spesies basal, spesies transisi, dan spesies predator puncak.

Contoh Rantai Makanan

Setelah memahami pengertian, komponen, hingga jenis-jenis rantai makanan, mari kita simak beberapa contoh rantai makanan makhluk hidup di bawah ini:

  • Rumput - belalang - katak - ular - burung elang.
  • Padi - keong - katak atau kodok - ular - pengurai.
  • Tanaman - rusa - harimau atau serigala - pengurai.
  • Lumut - udang - ikan - buaya.
  • Kayu lapuk - jamur - ayam - rubah.
  • Darah kerbau - kutu - burung jalak - burung elang.
  • Energi matahari - alga - siput - kepiting - gurita - pengurai.
  • Rumput - marmut - beruang - pengurai.

Contoh Rantai Makanan Berdasarkan Ekosistemnya

1. Contoh Rantai Makanan di Darat

  • Padi – Tikus – Ular – Elang – Pengurai
  • Padi, yaitu sebagai produsen penghasil makanan untuk organisme lain. Padi menghasilkan biji beras.
  • Tikus, yaitu sebagai konsumen primer karena tikus merupakan hewan yang memakan tumbuhan atau yang disebut dengan herbivora. Tikus memakan padi untuk kelangsungan hidupnya.
  • Ular, yaitu konsumen sekunder karena ular merupakan pemakan hewan lainnya atau karnivora dan ular memakan tikus sebagai sumber energinya.
  • Elang, yaitu konsumen puncak. Elang memakan ular untuk kelangsungan hidupnya.
  • Pengurai, perannya mengurai Elang agar zat zat dan nutrisi nya dapat di serap kembali oleh tanah dan dapat diserap oleh tumbuhan untuk proses fotosintesis.

Tidak hanya di laut dan danau, Jaring-jaring makanan juga terjadi di ekosistem sawah yaitu, seperti berikut:

  • Pohon > Burung Gereja > Burung Elang Pohon > Jangkrik > Burung Pipit >Burung Elang.
  • Rumput > Jangkrik> Tikus > Burung Elang.
  • Rumput > Jangkrik > Tikus > Ular > Burung Elang.
  • Rumput > Tikus > Burung Elang.
  • Pohon > Jangkrik > Tikus > Burung Elang.
  • Pohon > Jangkrik > Tikus >Ular > Burung Elang.
  • Rumput > Jangkrik > Burung Pipit > Burung Elang.
  • Rumput > Tikus > Ular > Burung Elang.

2. Contoh Rantai Makanan di Gurun

Gurun adalah salah satu dari ekosistem darat yang terbentuk secara alami dan sedikit biotik yang mampu bertahan hidup di tempat ini karena suhunya yang sangat panas dan kering. Beberapa contoh ekosistem gurun adalah gurun Gobi dan gurun Kalahari di Afrika. Ciri-ciri ekosistem gurun adalah:

  • Memiliki curah hujan yang sangat rendah,
  • Merupakan bagian dari ekosistem darat
  • Memiliki suhu yang sangat ekstrim.

Contoh rantai makanan di ekosistem gurun adalah:

  • Energi matahari – rumput – rusa – hiena – pengurai
  • Energi matahari – rumput – kelinci – ular – elang – pengurai

3. Contoh Rantai Makanan di Laut

Ekosistem laut atau ekosistem bahari adalah ekosistem akuatik alami, didominasi oleh perairan yang sangat luas dan berkadar garam tinggi. Ciri-ciri ekosistem laut adalah sebagai berikut:

  • Memiliki salinitas tinggi, semakin mendekati khatulistiwa semakin tinggi
  • NaCl mendominasi mineral ekosistem laut hingga mencapai 75%
  • Iklim dan cuaca tidak terlalu berpengaruh pada ekosistem laut
  • Memiliki variasi perbedaan suhu di permukaan dengan di kedalaman.

Contoh rantai makanan di ekosistem laut adalah:

  • Phytoplankton – Ikan Kecil – Anjing Laut – Hiu – Dekomposer
  • Phytoplankton, yaitu sebagai produsen karena ia dapat membentuk cadangan makanan yang disebut amylum melalui proses fotosintesis.
  • Ikan kecil, yaitu sebagai Konsumen primer karena ikan kecil memakan phytoplankton agar dapat bertahan hidup.
  • Anjing laut, yaitu sebagai konsumen sekunder karena anjing laut memakan ikan kecil, dan mengubahnya menjadi energi untuk kelangsungan hidupnya.
  • Hiu, yaitu sebagai konsumen puncak karena hiu memakan anjing laut agar dapat bertahan hidup
  • Dekomposer, perannya mengurai hiu pada saat mati. Agar nutrisi nya dapat di serap tanah dimana tanaman laut hidup.

4. Contoh Rantai Makanan di Danau

Danau merupakan ekosistem akuatik alami, sama seperti laut dan sungai, namun danau termasuk ke dalam kategori ekosistem Ientik atau ekosistem dengan air yang tenang. Ciri-ciri ekosistem danau adalah sebagai berikut:

  • Memiliki variasi suhu yang tidak mencolok
  • Memiliki penetrasi cahaya yang sangat sedikit
  • Dihuni oleh flora yang khas
  • Dihuni oleh kebanyakan filum hewan

Contoh rantai makanan di ekosistem danau adalah: 

  • Energi matahari – fitoplankton – zooplankton – larva capung atau nyamuk – ikan – buaya – pengurai
  • Fitoplankton -> zooplankton -> Ikan kecil -> Burung pemakan ikan -> Pengurai
  • Pengurai Fitoplankton -> Zooplankton -> Ikan kecil -> Ikan besar -> Pengurai
  • Fitoplankton -> Zooplankton -> Ikan kecil -> Ikan besar -> Burung pemakan ikan -> Pengurai
  • Tanaman Hidrylla -> Siput -> Burung pemakan ikan -> Pengurai
  • Tanaman enceng gondok -> Siput -> Burung pemakan ikan -> Pengurai
  • Tanaman enceng gondok -> Ulat -> Burung -> Pengurai

5. Contoh Rantai Makanan di Sungai

Sungai adalah ekosistem Iotik atau ekosistem dengan air yang mengalir. Ciri-ciri ekosistem sungai adalah sebagai berikut:

  • Air pada ekosistem sungai mengalir dari hulu ke hilir
  • Terjadi perubahan pada keadaan fisik dan kimia dari ekosistem yang berlangsung terus menerus
  • Kondisi dari fisik kimia pada tingkatan aliran air ekosistem sungai sangat tinggi
  • Tumbuhan dan hewan yang tinggal telah menyesuaikan diri dengan kondisi aliran air sungai

Contoh rantai makanan di ekosistem sungai adalah:

  • Energi matahari – alga atau lumut – udang – ikan – ular sungai – pengurai
  • Energi matahari – alga atau lumut – ikan – beruang – pengurai

6. Contoh Rantai Makanan di Savana

Sama seperti ekosistem gurun, sabana juga termasuk ekosistem darat yang terbentuk secara alami. Ada dua macam sabana, yaitu sabana murni dan sabana campuran. Sabana murni hanya memiliki satu jenis pohon sementara sabana campuran memiliki beberapa jenis pohon. 

Ciri-ciri ekosistem sabana adalah:

  • Padang rumput yang diselingi dengan pepohonan
  • Berada di daerah tropis
  • Jenis flora yang umumnya tumbuh di sana adalah rumput, Eucalyptus, Acacia, dan Coryphautan
  • Jenis hewan bioma sabana pada umumnya adalah singa, macan, rusa, gajah, zebra, kuda, rayap, serangga

Contoh rantai makanan di ekosistem sabana adalah:

  • Energi matahari – rumput – zebra – harimau – pengurai
  • Energi matahari – rumput – rusa – cheetah – pengurai


Demikianlah informasi dari artikel yang berjudul Rantai Makanan : Pengertian, Komponen, Fungsi, Jenis - Jenis, Contoh. Apabila ada kekurangan ataupun kekeliruan pada penulisan artikel ini, Berbagai Reviews mengucapkan mohon maaf yang sebesar - besarnya. Silahkan tinggalkan pesan yang bijak pada kolom komentar yang tersedia. Terima kasih sudah mampir, semoga bermanfaat.

Bahan bacaan lainya silahkan klik Pustaka Pengetahuan

Tutorial cara budidaya silahkan klik Baraja Farm 

Untuk belajar budidaya, silahkan klik Baraja Farm Channel

Media sosial silahkan klik facebook

27 Februari 2024

The Impact of Industrial Waste on the Environment

The Impact of Industrial Waste on the Environment

Facts about the impact of industrial waste

In modern society, industrialization has brought about remarkable advancements, but it has also led to the generation of substantial amounts of waste. Industrial waste, characterized by its diverse composition and often hazardous nature, poses significant environmental challenges. From polluting water bodies to harming ecosystems and human health, the repercussions of improper industrial waste management are profound and far-reaching.

One of the most pressing concerns surrounding industrial waste is its impact on water resources. Many industries discharge untreated or poorly treated wastewater directly into rivers, lakes, and oceans. These effluents often contain toxic chemicals, heavy metals, and other pollutants that can contaminate aquatic ecosystems. In addition to harming aquatic life, polluted water sources can endanger human health through the consumption of contaminated fish and water for drinking and irrigation.

Moreover, industrial waste contributes to soil degradation and contamination. Improper disposal of hazardous waste materials such as heavy metals, solvents, and pesticides can lead to soil pollution, rendering land unfit for agriculture or other purposes. Contaminated soil not only affects plant growth but also poses risks of groundwater contamination, further exacerbating environmental issues.

The atmospheric impact of industrial waste is equally significant. Industrial processes release various pollutants, including greenhouse gases, particulate matter, and volatile organic compounds, into the air. These emissions contribute to air pollution and climate change, posing health risks to nearby communities and ecosystems while exacerbating global environmental challenges.

Furthermore, the accumulation of industrial waste can have long-term consequences for biodiversity and ecosystem stability. Pollutants discharged into natural habitats disrupt delicate ecological balances, leading to declines in species populations and biodiversity loss. Additionally, the persistence of certain chemicals in the environment can bioaccumulate in organisms, potentially reaching toxic levels and threatening entire food chains.

The socio-economic ramifications of industrial waste cannot be overlooked either. Communities residing near industrial facilities often bear the brunt of environmental pollution, experiencing adverse health effects, reduced property values, and limited access to clean water and air. Moreover, the costs associated with remediation efforts and healthcare expenses place a burden on both local governments and affected individuals.

Addressing the challenges posed by industrial waste requires concerted efforts from governments, industries, and society as a whole. Implementing stringent regulations and enforcement mechanisms to monitor waste disposal practices is essential for preventing environmental degradation. Encouraging the adoption of cleaner production techniques and promoting resource efficiency can minimize waste generation at its source.

Moreover, investing in research and innovation to develop sustainable waste treatment technologies is crucial for mitigating the impact of industrial waste. Adopting circular economy principles, which emphasize the reuse, recycling, and recovery of materials, can help reduce the reliance on virgin resources while minimizing waste generation and environmental pollution.

Ultimately, recognizing the interconnectedness of environmental, social, and economic factors is paramount in addressing the challenges associated with industrial waste. By prioritizing sustainable practices, fostering collaboration among stakeholders, and promoting environmental stewardship, we can strive towards a future where industrial development coexists harmoniously with environmental preservation and human well-being.

Facts about the impact of industrial waste

Facts about the impact of industrial waste, among others:

1. Industrial waste contributes to approximately 70% of all water pollution globally, endangering aquatic ecosystems and human health.

2. Soil contamination from industrial waste affects over 2.5 billion acres of land worldwide, jeopardizing agricultural productivity and food security.

3. Air pollution caused by industrial emissions leads to an estimated 4.2 million premature deaths annually due to respiratory illnesses and cardiovascular diseases.

4. Nearly 90% of marine litter is comprised of plastic waste, much of which originates from industrial activities, threatening marine biodiversity and ecosystems.

5. The economic costs of industrial pollution exceed $4.6 trillion per year, encompassing healthcare expenses, environmental remediation, and loss of ecosystem services.

6. Industrial waste dumping is a significant contributor to the decline of over 13,000 species worldwide, highlighting its profound impact on global biodiversity.

7. Heavy metals like lead, mercury, and cadmium, commonly found in industrial waste, pose severe risks to human health, causing neurological damage, organ failure, and developmental disorders.

8. Acid rain, a consequence of industrial emissions, damages ecosystems, corrodes infrastructure, and contaminates water sources, further exacerbating environmental degradation.

9. Industrial waste disposal in landfills produces methane, a potent greenhouse gas that contributes to climate change and global warming.

10. Sustainable waste management practices, such as recycling, resource recovery, and pollution prevention, are essential for mitigating the adverse effects of industrial waste on the environment and human well-being.


That is the article entitled The Impact of Industrial Waste on the Environment. If there are any deficiencies or errors in writing this article, the Berbagai Reviews expresses its deepest apologies. Please leave a wise message in the comments column provided. Thank you for visiting, hopefully it's useful.

Other reading materials, can help with school assignments, click Pustaka Pengetahuan

To increase insight and knowledge, please click Baraja Farm

For tutorial on how to cultivate, please click Baraja Farm Channel

Social media please click facebook


14 Februari 2024

Contoh Karakteristik Makhluk Hidup

Contoh Karakteristik Makhluk Hidup

 Sahabat berbagai reviews, makhluk hidup adalah organisme yang memiliki sifat-sifat kehidupan, seperti pertumbuhan, reproduksi, metabolisme, dan respons terhadap lingkungan. Mereka terdiri dari berbagai kingdom, termasuk hewan, tumbuhan, fungi, protista, dan bakteri. Makhluk hidup menempati berbagai habitat di Bumi, dari lautan yang dalam hingga gurun yang panas. Interaksi mereka dengan lingkungan dan satu sama lain membentuk ekosistem yang kompleks. Keanekaragaman hayati yang tinggi menjadi kunci untuk keseimbangan ekosistem dan kelangsungan hidup planet kita.

Berikut adalah 10 karakter makhluk hidup, antara lain :

1. Manusia (Homo sapiens)

contoh karakteristik makhluk hidup

  • Ciri-ciri: Mamalia bipedal dengan otak besar, kemampuan berbicara, dan penggunaan alat.
  • Habitat: Beragam, dari lingkungan perkotaan hingga pedalaman hutan.
  •  Diet: Omnivora, mengonsumsi berbagai macam makanan termasuk daging, buah, sayuran, dan biji-bijian.
  • Reproduksi: Vivipar (melahirkan), dengan masa gestasi sekitar 9 bulan.

2. Singa (Panthera leo)

panthera leo

  • Ciri-ciri: Mamalia besar dengan bulu berwarna coklat atau kuning, ciri khas adalah janggut pada jantan.
  • Habitat: Savana, padang rumput terbuka di Afrika.
  • Diet: Karnivora, memakan mamalia besar seperti rusa, zebra, dan kerbau.
  • Reproduksi: Berkembangbiak secara seksual, dengan betina biasanya melahirkan 2-4 anak dalam satu kali kelahiran.
3. Paus Biru (Balaenoptera musculus)

Balaenoptera musculus

  • Ciri-ciri: Mamalia laut terbesar, tubuh panjang dan ramping berwarna biru keabu-abuan.
  • Habitat: Laut terbuka di seluruh dunia.
  • Diet: Planktonik, menyaring plankton dan krill dengan menggunakan gigi-gigi penyaring yang besar.
  • Reproduksi: Vivipar, dengan betina biasanya melahirkan seekor anak setiap beberapa tahun.

4. Gajah Sumatra (Elephas maximus sumatranus)

elephas maximus sumatranus

  • Ciri-ciri: Mamalia besar dengan tubuh besar, gading taring pada jantan dan betina.
  • Habitat: Hutan hujan tropis di Sumatera, Indonesia.
  • Diet: Herbivora, memakan berbagai macam tumbuhan termasuk daun, buah, dan akar.
  • Reproduksi: Berkembangbiak secara seksual, dengan masa kehamilan sekitar 22 bulan.

5. Kupu-kupu Monark (Danaus plexippus)

danaus plexippus

  • Ciri-ciri: Serangga berukuran sedang dengan sayap berwarna jingga terang dengan pola hitam dan putih.
  • Habitat: Berbagai habitat, dari padang rumput hingga hutan.
  • Diet: Nektar bunga, sering kali memakan nektar dari tanaman milkweed.
  • Reproduksi: Metamorfosis sempurna, dari telur, larva (ulat), kepompong, hingga dewasa (kupu-kupu).

6. Katak Pohon (Hyla cinerea)

hyla cinerea

  • Ciri-ciri: Amfibi dengan tubuh kecil, kulit lembut, dan mata menonjol.
  • Habitat: Hutan lembab, rawa-rawa, dan daerah berair lainnya.
  • Diet: Karnivora, memakan serangga kecil dan larva air.
  • Reproduksi: Berkembangbiak secara seksual, dengan siklus hidup yang melibatkan telur, larva berair, kemudian menjadi dewasa.

7. Laba-laba Rambut Emas (Nephila clavipes)

  • Ciri-ciri: Arachnida dengan tubuh bulat dan panjang, biasanya dengan warna kuning kecoklatan, memiliki pola unik di tubuhnya.
  • Habitat: Hutan tropis dan subtropis, biasanya di sekitar tempat-tempat yang lembap.
  • Diet: Karnivora, memakan serangga yang terjebak di jaringnya.
  • Reproduksi: Betina lebih besar dari jantan, setelah kawin, betina sering kali membuat kokon telur yang besar.

8. Salmon (Oncorhynchus spp.)

oncorhynchus spp

  • Ciri-ciri: Ikan bertubuh silindris dengan sisik dan sirip-sirip khas.
  • Habitat: Perairan air tawar dan laut, migrasi dari sungai ke lautan dan kembali untuk berkembang biak.
  • Diet: Omnivora, memakan plankton, krustasea, dan ikan kecil.
  • Reproduksi: Anadromous, berkembang biak di air tawar tetapi menghabiskan sebagian besar hidupnya di laut.

9. Lebah Madu (Apis mellifera)

  • Ciri-ciri: Serangga sosial dengan tubuh kecil dan sayap transparan.
  • Habitat: Koloni lebah yang diatur dalam sarang.
  • Diet: Herbivora, mengumpulkan nektar dan polen dari bunga untuk makanan.
  • Reproduksi: Sistem reproduksi kompleks dengan satu ratu yang bertanggung jawab untuk bertelur dan pekerja yang mengurus koloni dan mencari makanan.

10. Harimau Siberia (Panthera tigris altaica)

  • Ciri-ciri: Mamalia besar dengan bulu tebal berwarna oranye kekuningan dengan belang hitam.
  • Habitat: Hutan belantara dan pegunungan di Asia, terutama di Rusia dan Cina timur laut.
  • Diet: Karnivora, memakan mamalia besar seperti rusa, babi hutan, dan bahkan beruang.
  • Reproduksi: Berkembangbiak secara seksual, dengan masa kehamilan sekitar 3-4 bulan.

Demikianlah informasi dari artikel yang berjudul Contoh Karakteristik Makhluk Hidup. Apabila ada kekurangan ataupun kekeliruan pada penulisan artikel ini, Berbagai Reviews mengucapkan mohon maaf yang sebesar - besarnya. Silahkan tinggalkan pesan yang bijak pada kolom komentar yang tersedia. Terima kasih sudah mampir, semoga bermanfaat.

Bahan bacaan lainya silahkan klik Pustaka Pengetahuan

Tutorial cara budidaya silahkan klik Baraja Farm 

Untuk belajar budidaya, silahkan klik Baraja Farm Channel

Media sosial silahkan klik facebook

11 Februari 2024

 Contoh Ekosistem: Hutan Hujan Tropis

Contoh Ekosistem: Hutan Hujan Tropis

contoh ekosistem hutan hujan tropis


Deskripsi Umum

Hutan hujan tropis adalah salah satu ekosistem paling kaya biodiversitas di dunia. Terletak di sepanjang khatulistiwa, hutan ini menutupi wilayah luas di Amerika Selatan, Afrika Tengah dan Asia Tenggara. Iklimnya hangat dan lembab sepanjang tahun, dengan curah hujan yang tinggi.

Komponen Ekosistem

1. Tumbuhan

Hutan hujan tropis dikenal dengan keanekaragaman tumbuhan yang luar biasa. Pohon-pohon tinggi seperti pohon kayu keras, liana, epifit, dan tanaman semak membentuk lapisan kanopi yang rapat.

2. Hewan

Ada berbagai spesies hewan yang tinggal di hutan hujan tropis, termasuk mamalia seperti harimau, gajah, dan orangutan, serta ribuan spesies burung, reptil, amfibi, serangga, dan hewan kecil lainnya.

3. Mikroorganisme

Tanah hutan hujan tropis kaya akan kehidupan mikroba seperti bakteri, jamur, dan cacing tanah, yang memainkan peran penting dalam dekomposisi materi organik dan sirkulasi nutrien.

4. Faktor Non-Hidup

Iklim tropis yang hangat dan lembab serta tanah yang subur mempengaruhi kondisi ekosistem ini. Curah hujan yang tinggi memberikan air yang cukup, sementara nutrien dalam tanah mendukung pertumbuhan tanaman yang subur.

Interaksi dalam Ekosistem

1. Rantai Makanan

Hewan herbivora memakan tumbuhan, sementara karnivora memangsa hewan herbivora. Ada juga dekomposer yang memecah materi organik menjadi nutrien yang dapat diserap kembali oleh tumbuhan.

2. Kerjasama Symbiotic

Ada banyak hubungan simbiosis di hutan hujan tropis, seperti hubungan mutualisme antara tanaman dan hewan penyerbuk, atau antara beberapa spesies tanaman dan jamur mikoriza yang membantu dalam penyerapan nutrien.

3. Perlawanan terhadap Cuaca Ekstrim

Hewan dan tumbuhan di hutan hujan tropis telah beradaptasi dengan kelembaban tinggi dan curah hujan yang melimpah. Beberapa spesies memiliki adaptasi unik untuk bertahan dari banjir atau mengatasi kekeringan musiman.

Ancaman terhadap Ekosistem, antara lain:

1. Deforestasi

Penebangan hutan untuk pertanian, perkebunan, dan pemukiman telah menyebabkan kerusakan luas pada hutan hujan tropis, mengancam habitat berbagai spesies tumbuhan dan hewan.

2. Perdagangan Hewan

Perdagangan ilegal hewan liar dari hutan hujan tropis, seperti burung dan primata, mengancam populasi dan keseimbangan ekosistem.

3. Perubahan Iklim

Perubahan iklim global dapat mempengaruhi ekosistem hutan hujan tropis dengan mengubah pola hujan, suhu, dan cuaca, serta meningkatkan risiko kebakaran hutan.

Upaya Pelestarian:

1. Pembentukan Taman Nasional

Upaya konservasi termasuk pembentukan taman nasional dan cagar alam untuk melindungi habitat hutan hujan tropis dan spesies yang ada di dalamnya.

2. Pendidikan dan Kesadaran

Program pendidikan masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian hutan hujan tropis dapat membantu mengubah sikap dan perilaku manusia terhadap lingkungan.

3. Kerja Sama Internasional

Kerja sama antar negara dan organisasi internasional diperlukan untuk mengatasi masalah perlindungan hutan hujan tropis secara global.

Hutan hujan tropis adalah contoh yang menakjubkan dari keanekaragaman hayati dan kompleksitas interaksi antara berbagai komponen ekosistem. Melindungi dan memelihara ekosistem ini adalah tugas bersama bagi umat manusia, agar warisan alam ini dapat dinikmati oleh generasi mendatang.


Demikianlah informasi dari artikel yang berjudul Contoh Ekosistem: Hutan Hujan Tropis. Apabila ada kekurangan ataupun kekeliruan pada penulisan artikel ini, Berbagai Reviews mengucapkan mohon maaf yang sebesar - besarnya. Silahkan tinggalkan pesan yang bijak pada kolom komentar yang tersedia. Terima kasih sudah mampir, semoga bermanfaat.

Bahan bacaan lainya silahkan klik Pustaka Pengetahuan

Tutorial cara budidaya silahkan klik Baraja Farm 

Untuk belajar budidaya, silahkan klik Baraja Farm Channel

Media sosial silahkan klik facebook


17 November 2023

Reproduksi Pada Tumbuhan

Reproduksi Pada Tumbuhan

alat reproduksi tumbuhan

Sahabat Berbagai Reviews tentu sudah mengetahui tentang reproduksi. Tujuan reproduksi seksual yakni, untuk menghasilkan keturunan baru melalui perpaduan gamet dari kedua tetuanya. Hal tersebut menyebabkan keturunan yang dihasilkan akan memiliki sifat genetik yang berbeda dengan tetuanya. Sedangkan reproduksi secara aseksual menghasilkan individu baru tanpa perpaduan sel-sel kelamin, sehingga individu baru yang dihasilkan akan mewarisi sifat genetika yang identik dengan tetuanya (kecuali jika terjadi mutasi). Pada tumbuhan berbiji, calon individu baru dikemas dalam lapisan proteksi yang juga berguna sebagai cara penyebaran.

Pengertian Repdroduksi

Reproduksi tumbuhan merupakan proses perkembangbiakan atau pembentukan individu baru pada suatu tumbuhan dalam rangka menjaga kelangsungan keturunan spesiesnya. Proses reproduksi dapat ditempuh melalui cara seksual (generatif) maupun aseksual (vegetatif).

Reproduksi tumbuhan adalah proses di mana tumbuhan menghasilkan keturunan atau anak tumbuhan baru. Reproduksi tumbuhan dapat terjadi secara seksual maupun aseksual, dan berbeda-beda antara spesies tumbuhan yang berbeda.Proses reproduksi tumbuhan dapat terjadi melalui dua cara, yaitu secara seksual atau aseksual.

Reproduksi seksual, juga dikenal sebagai reproduksi generatif, melibatkan serangkaian peristiwa seluler yang kompleks yang melibatkan kromosom dan gen. Di sisi lain, reproduksi aseksual, juga dikenal sebagai reproduksi vegetatif, melibatkan berbagai metode yang berbeda untuk menghasilkan tumbuhan baru yang memiliki identitas yang sama.

Jenis – Jenis Reproduksi Tumbuhan

Adapun reproduksi tumbuhan terdapat dua jenis yaitu:

1. Reproduksi Secara Generatif (Kawin).

reproduksi secara kawin

Reproduksi generatif atau seksual pada tumbuhan melibatkan proses penggabungan gamet jantan dan gamet betina melalui pembuahan. Proses ini terjadi pada tumbuhan berbiji, baik yang termasuk dalam kelompok gimnospermae (berbiji terbuka) maupun angiospermae (berbiji tertutup). Reproduksi generatif pada tumbuhan berbiji tertutup ditandai dengan adanya pembentukan bunga. Bunga memiliki putik dan benang sari sebagai organ reproduksi tumbuhan. Meskipun bunga memiliki beragam bentuk dan susunan, terdapat beberapa bagian yang dimiliki oleh semua bunga.

Alat reproduksi tumbuhan

Alat reproduksi generatif pada tumbuhan terdiri dari putik (pistil) dan benang sari (stamen).

a. Putik (pistil)

Putik merupakan organ betina pada bunga yang terdiri dari beberapa bagian, yaitu:

1). Stigma

Bagian paling atas putik yang berfungsi sebagai penangkap serbuk sari. Stigma memiliki permukaan yang lengket atau berbulu untuk menempelkan serbuk sari yang datang.

Stilus

Bagian tengah putik yang merupakan saluran panjang yang menghubungkan stigma dengan bakal biji.

2). Bakal biji (ovarium)

Bagian bawah putik yang mengandung sel telur atau ovum. Ovarium dapat berisi satu atau lebih ruang yang disebut ruang biji, tempat bakal biji berkembang.

b. Benang sari (stamen)

Benang sari merupakan organ jantan pada bunga yang juga terdiri dari beberapa komponen, yaitu:

1). Tangkai sari (filamen)

Bagian panjang dan tipis yang menopang kepala sari. Tangkai sari berfungsi untuk memposisikan kepala sari agar dapat melepaskan serbuk sari dengan mudah.

2). Kepala sari (anther)

Bagian yang terdapat di ujung tangkai sari dan berisi serbuk sari. Kepala sari melepaskan serbuk sari saat matang.

Tahapan – Tahapan Reproduksi Generatif

Sedangkan pada tumbuhan berbunga (angiospermae), reproduksi generatif terjadi melalui proses penyerbukan dan pembuahan yang melibatkan alat reproduksi betina (putik) dan alat reproduksi jantan (benang sari). Berikut adalah tahapan-tahapan umum dalam reproduksi generatif pada tumbuhan berbunga:

1). Penyerbukan (pollination)

Penyerbukan terjadi ketika serbuk sari (pollen) dari kepala sari (anther) benang sari ditransfer ke stigma putik. Penyerbukan dapat terjadi melalui berbagai mekanisme seperti angin, serangga penyerbuk, atau penyerbukan sendiri (self-pollination).

2). Pembuahan (fertilization)

Setelah penyerbukan, serbuk sari tumbuh melalui stilus dan mencapai ruang biji (ovule) yang terdapat di dalam bakal biji (ovary) putik. Di dalam ruang biji, sel sperma dalam serbuk sari membuahi sel telur (ovum), menghasilkan pembuahan. Proses ini menggabungkan materi genetik dari gamet jantan dan gamet betina.

3). Pembentukan embrio dan biji

Setelah pembuahan, sel telur yang telah dibuahi berkembang menjadi embrio, yang menjadi calon individu baru. Embrio ini dikelilingi oleh jaringan endosperma yang menyediakan nutrisi bagi perkembangan embrio. Selanjutnya, bakal biji yang mengandung embrio dan endosperma berkembang menjadi biji.

Dispersi biji- Biji yang telah terbentuk memiliki struktur yang beragam untuk membantu dalam penyebarannya. Biji dapat tersebar melalui angin, air, hewan, atau dengan bantuan manusia. Penyebaran biji memungkinkan tumbuhan untuk mengkolonisasi area baru dan berkembang biak.

2. Reproduksi Secara Vegetatif (Tidak Kawin).

reproduksi secara tak kawin

Reproduksi secara vegetatif pada tumbuhan terjadi tanpa melibatkan penyatuan sel-sel reproduksi jantan dan betina. Individu baru yang dihasilkan dalam reproduksi ini adalah salinan genetik tumbuhan induknya. Reproduksi vegetatif pada tumbuhan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu reproduksi vegetatif alami dan reproduksi vegetatif buatan.

1. Reproduksi Vegetatif Alami

Adapun reproduksi vegetatif alami terjadi secara alami pada tumbuhan tanpa campur tangan manusia. Metode - metode reproduksi vegetatif alami meliputi:

a. Tunas

Tumbuhan menghasilkan tunas baru dari bagian-bagian tubuhnya, seperti tunas akar, tunas batang, atau tunas daun. Tunas-tunas ini tumbuh menjadi individu baru yang identik dengan tumbuhan induknya.

b. Fragmentasi

Tumbuhan dapat menghasilkan individu baru ketika bagian tubuhnya terputus dan mampu tumbuh menjadi tumbuhan baru. Potongan-potongan batang, akar, atau daun yang terlepas dapat memberikan asal bagi pertumbuhan individu baru.

c. Pembelahan

Beberapa tumbuhan dapat membelah diri menjadi dua atau lebih bagian yang kemudian tumbuh menjadi individu baru.

2. Reproduksi Vegetatif Buatan

Reproduksi vegetatif buatan melibatkan campur tangan manusia dalam menginduksi reproduksi vegetative pada tumbuhan. Beberapa metode reproduksi vegetatif buatan meliputi:

a. Stek

Bagian tanaman yang sehat dipotong dan ditempatkan dalam kondisi yang sesuai agar dapat tumbuh menjadi individu baru. Metode stek dapat dilakukan pada batang, daun, atau akar tumbuhan.

b. Okulasi dan cangkok

Bagian tanaman (okul atau mata) yang mengandung tunas disatukan dengan tanaman lain (pohon inang) untuk menggabungkan sifat-sifat yang diinginkan.

c. Kultur jaringan

Metode reproduksi vegetatif yang melibatkan isolasi dan pertumbuhan jaringan tanaman dalam kondisi laboratorium. Ini dapat mencakup pembiakan tanaman melalui embriogenesis somatik atau pembentukan kalus. Reproduksi vegetatif buatan dilakukan oleh manusia untuk tujuan tertentu, seperti pemuliaan tanaman, perkembangbiakan tanaman yang langka, atau produksi massa tanaman yang identik.


Demikianlah artikel yang berjudul Reproduksi Pada Tumbuhan. Apabila ada kekurangan ataupun kekeliruan dalam penulisan artikel ini, Berbagai Reviews mengucapkan mohon maaf yang sebesar - besarnya. Silahkan tinggalkan pesan yang bijak pada kolom komentar yang tersedia. Terima kasih sudah mengunjungi, semoga bermanfaat.

Bahan bacaan lainnya, jika membantu tugas sekolah silahkan klik Pustaka Pengetahuan

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan, silahkan klik Baraja Farm

Tutorial cara budidaya silahkan klik Baraja Farm Channel 

Media sosial silahkan klik facebook.com


25 September 2023

Jaringan Epidermis Beserta Fungsi, Ciri - Ciri Dan Modifikasi Sel Epidermis

Jaringan Epidermis Beserta Fungsi, Ciri - Ciri Dan Modifikasi Sel Epidermis

jaringan pelindung

Sebuah jaringan epidermis tumbuhan merupakan lapisan jaringan yang berada di bagian tubuh terluar suatu tumbuhan. Jaringan ini terdiri dari berbagai sel yang membentuk suatu lapisan dan menutupi seluruh permukaan luar tumbuhan.

Pada jaringan epidermis tumbuhan ini berguna untuk melindungi jaringan bagian dalam tumbuhan dari serangan hama atau penyakit. Selain itu, jaringan epidermis juga berfungsi sebagai tempat pertukaran zat.

Jaringan Pelindung (Epidermis)

Jaringan epidermis adalah jaringan yang tersusun dari lapisan sel - sel yang penutupi permukaan organ tumbuhan, seperti daun, batang, dan akar. Jaringan epidermis berkembang dari protoderm dan umumnya tersusun dari selapis sel, misalnya pada epidermis atas dan epidermis bawah daun.

Ciri - Ciri Jaringan Epidermis

Jaringan epidermis memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • Umumnya tersusun atas selapis sel.
  • Sel - selnya tersusun rapat satu sama lain, tidak terdapat ruang antarsel.
  • Dinding selnya memiliki ketebalan yang berbeda-beda. Pada organ-organ tertentu, dinding sel bagian luar mengalami penebalan, seperti pada lapisan kutikula daun dan batang.
  • Umumnya tidak memiliki kloroplas, sehingga tidak dapat melakukan fotosintesis. Akan tetapi, pada sel-sel epidermis yang telah bermodifikasi menjadi sel penjaga stomata dan pada beberapa tumbuhan air atau tumbuhan yang hidup di tempat lembab, terdapat kloroplas.
  • Bentuk selnya bervariasi, misalnya bentuk heksagonal pada daun Aloe, cristata, bentuk tubuler pada daun dikotil, dan bentuk memanjang pada daun monokotil.
  • Sel-selnya memiliki banyak vakuola dan protoplas yang dapat menyimpan berbagai hasil metabolisme.

Modifikasi Sel Epidermis

Berikut ini adalah hasil bermodifikasi atau derivat dari sel  -sel epidermis.

Stomata

Stomata (tunggal = stoma) adalah celah atau lubang yang diapit oleh sepasang sel penjaga, merupakan derivat dari sel-sel epidermis daun, memiliki sepasang sel penjaga yang berbentuk seperti ginjal (pada tumbuhan dikotil) atau seperti halter (pada tumbuhan monokotil). Fungsinya adalah Tempat pertukaran gas O2 dan CO2 pada proses respirasi dan fotosintesis dan alat pengeluaran uap air pada proses transpirasi.

Trikomata

Trikomata (tunggal = trikoma) adalah rambut-rambut dari epidermis yang terdiri atas sel tunggal atau banyak sel. Trikomata dapat ditemukan pada daun, batang, akar, bunga, buah, dan biji. Berdasarkan ada tidaknya fungsi sekresi, trikomata dibagi menjadi dua, yaitu trikomata nonglanduler dan trikomata glanduler.

Bulliform atau sel kipas

Bulliform adalah alat tambahan yang terdapat pada epidermis atas, tersusun dari beberapa sel berukuran besar, vakuola besar dan berdinding tipis. Bentuk seperti kipas, disebut sel kipas. Sel kipas terdapat pada daun tumbuhan dari famili Cyperaceae dan Poaceae. Fungsi dari sel kipas adalah untuk menyimpan air dan mengurangi penguapan.

Sel silika dan sel gabus

Sel silika dan sel gabus adalah pasangan sel yang biasanya terdapat pada tulang daun Poaceae seperti padi. Mengandung kristal silika dan sel gabus mengandung endapan suberin.

Fungsi Jaringan Epidermis

Fungsi jaringan epidermis berbeda – beda antara satu tumbuhan dengan tumbuhan lainnya berbeda - beda. Hal ini karena susunan epidermis setiap tumbuhan pun juga bisa berbeda. Namun, setidaknya terdapat beberapa fungsi jaringan epidermis pada tumbuhan, yakni sebagai berikut.

Jaringan epidermis memiliki fungsi sebagai berikut:

  • Sebagai pelindung tubuh tumbuhan dari gangguan mekanik, patogen, atau kehilangan air dan nutrisi lainnya.
  • Sebagai sekresi getah. Pada beberapa tumbuhan insektivora, yaitu tumbuhan pemakan serangga, misalnya kantong semar.
  • Membatasi penguapan pada tumbuhan. Fungsi ini dilakukan oleh stomata dan trikomata yang menjadi salah satu bagian dari jaringan epidermis.
  • Sebagai penyimpan cadangan air. Sel-sel pada jaringan epidermis memiliki protoplasma yang pipih dan besar sebagai tempat penyimpanan cadangan air bagi tumbuhan.
  • Berperan dalam penyerapan air dan hara. Fungsi ini dilakukan oleh sel-sel epidermis akar, yang sudah bermodifikasi menjadi bulu akar.
  • Sebagai tempat difusi oksigen dan karbondioksida. Fungsi ini dilakukan oleh sel-sel epidermis daun yang sudah bermodifikasi menjadi stomata.
  • Sel-sel epidermis dapat mengalami bermodifikasi menjadi struktur yang berbeda dengan fungsi yang berbeda pula. 

1. Melindungi Bagian dalam Tumbuhan

Salah satu fungsi utama dari jaringan epidermis adalah untuk melindungi lapisan terdalam tubuh tumbuhan dari berbagai hama atau penyebab penyakit yang dapat menimbulkan kerusakan pada tumbuhan.

Hal ini karena lapisan epidermis terletak pada bagian terluar dari kulit tumbuhan dan mengandung lapisan semacam zat lemak yang disebut dengan kutikula. Lapisan ini cukup tebal dan terdiri atas lapisan lilin yang kedap air. Karenanya, jaringan epidermis cenderung memiliki tekstur yang lebih keras dibandingkan jaringan lainnya.

Selain itu, lapisan epidermis juga tersusun dari deretan sel yang rapat dan memungkinkan organ tubuh tumbuhan bagian dalam dapat terlindungi dari berbagai paparan zat atau perubahan suhu dan kelembaban secara langsung.

2. Mengatur Proses Transpirasi pada Tumbuhan

Fungsi jaringan epidermis lainnya adalah untuk mengatur transpirasi, yaitu keluarnya air pada permukaan daun. Sehingga, jaringan epidermis mampu untuk menahan penguapan pada tumbuhan.

Misalnya, ketika suhu udara sedang tinggi, stomata yang terdapat di dalam jaringan epidermis akan menutup rapat sehingga laju transpirasi akan dapat dibatasi. Dengan begitu, tumbuhan dapat menyimpan lebih banyak air. Sebaliknya, ketika suhu udara sedang rendah, stomata akan terbuka dengan lebar. Dengan begitu sebagian air dapat terbuang ke udara dan tidak membeku di dalam jaringan tumbuhan.

3. Tempat Pertukaran Gas

Jaringan epidermis juga berfungsi sebagai tempat untuk pertukaran gas atau respirasi. Pertukaran dilakukan melalui stomata atau mulut daun. Stomata akan melakukan respirasi dengan menyerap karbondioksida dan membuang oksigen di siang hari untuk dapat menjalankan proses fotosintesis.

Stomata yang terdapat pada bagian daun tumbuhan ini sering dimanfaatkan oleh para petani untuk mengaplikasikan pupuk daun pada tanaman-tanamn mereka. Dengan begitu, unsur hara yang terdapat di dalam daun akan terserap kembali dengan sempurna melalui difusi yang dilakukan oleh stomata.

4. Memperkuat Batang

Jaringan epidermis dapat berfungsi untuk memperkuat susunan batang. Hal ini karena jaringan epidermis merupakan jaringan terluar tumbuhan yang memiliki tekstur keras karena tersusun dari jaringan sel yang padat dan saling menempel.

Oleh karena itu, jaringan epidermis dapat berfungsi untuk memperkuat batang. Contohnya, pada tanaman tebu, dimana bagian permukaan batangnya memiliki tekstur yang keras sehingga membuat batang dapat berdiri tegak dan kuat.


Sekian dulu artikel yang berjudul Jaringan Epidermis Beserta Fungsi, Ciri - Ciri, Dan Modifikasi Sel Epidermis. Apabila ada kekurangan ataupun kekeliruan pada penulisan artikel ini, Berbagai Reviews mengucapkan mohon maaf yang sebesar - besarnya. Silahkan tinggalkan pesan yang bijak pada kolom komentar yang tersedia. Terima kasih sudah mengunjungi, semoga bermanfaat.

Bahan bacaan membantu tugas sekolah silahkan klik Pustaka Pengetahuan

Tutorial cara budidaya silahkan klik Baraja Farm Channel

Untuk belajar cara budidaya, silahkan Baraja Farm

Media sosial silahkan klik facebook.com




21 September 2023

Jenis Jaringan Meristem Beserta Ciri - Ciri Dan Fungsinya

Jenis Jaringan Meristem Beserta Ciri - Ciri Dan Fungsinya

meristem tissue


Halo sobat Berbagai Reviews, pada artikel ini, kita akan membahas tentang jaringan meristem. Tumbuhan merupakan makhluk hidup yang tersusun dari beberapa jaringan sel. Dimana salah satu jaringan sel pada tumbuhan adalah jaringan meristem atau sering disebut sebagai jaringan embrional. Dalam hal ini, jaringan meristem bersama dengan jaringan dewasa sebagai bagian penting pada tumbuhan. Tumbuhan tersusun dari berbagai sel - sel yang kemudian akan membentuk jaringan. Pada tumbuhan ada dua kelompok utama jaringan, yaitu jaringan meristem dan jaringan permanen. Jaringan meristem merupakan jaringan yang sel - selnya aktif membelah secara mitosis sehingga tumbuhan mengalami pertambahan tinggi dan volume.

Jaringan meristem telah mendorong terjadinya pertumbuhan atau perkembangan pada tumbuhan, baik pertumbuhan primer maupun sekunder. Sel - sel pada jaringan meristem mampu membelah diri dengan cara mitosis secara terus menerus untuk menambah sel tubuh pada tumbuhan.

Pertumbuhan pada tumbuhan tidak bisa dipisahkan dari peran dan fungsi dari jaringan meristem. Jaringan meristem telah mendorong terjadinya pertumbuhan pada tumbuhan, baik itu pertumbuhan primer maupun pertumbuhan sekunder. Jaringan meristem atau disebut juga jaringan embrional adalah jaringan yang sel-selnya aktif membelah secara mitosis, sehingga tumbuhan mengalami pertambahan tinggi dan volume.

Ciri - Ciri Jaringan Meristem

Jaringan meristem memiliki ciri - ciri sebagai berikut.

  • Terdiri atas sel-sel muda yang aktif membelah dan berukuran kecil.
  • Susunan selnya sangat rapat, sehingga tidak memiliki ruang antarsel.
  • Bentuk selnya bulat, lonjong, poligonal, kuboid, atau prismatik, dengan dinding sel yang tipis.
  • Sel-selnya memiliki banyak protoplasma yang memenuhi isi sel.
  • Sel-selnya memiliki satu atau dua inti sel yang berukuran besar.
  • Vakuola selnya sangat kecil atau tidak ada sama sekali, dengan plastida yang belum matang atau berupa proplastida.
  • Sel-selnya belum mengalami diferensiasi atau spesialisasi dalam mendukung fungsi tertentu pada tumbuhan.
  • Beberapa berfungsi sebagai jaringan penyimpan makanan.

Fungsi Jaringan Meristem

Jaringan meristem berfungsi sebagai jaringan embrionik untuk membentuk sel- sel baru. Sel-sel baru ini nantinya akan berdiferensiasi menjadi jaringan lain. Pada jaringan meristem, tidak ditemukan fungsi khusus seperti pada jaringan dewasa. Akan tetapi, keberadaan jaringan meristem sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Hal ini dikarenakan jaringan meristem menjadi kunci terbentuknya jaringan dewasa melalui proses diferensiasi atau spesialisasi.

Jenis - Jenis Jaringan Meristem

Jaringan meristem dapat dibedakan berdasarkan posisinya pada tubuh tumbuhan dan berdasarkan asal-usulnya.

1. Berdasarkan posisinya pada tubuh tumbuhan

Berdasarkan posisinya pada tubuh tumbuhan, jaringan meristem dibagi menjadi tiga.

a. Meristem apikal

Meristem apikal adalah meristem yang terletak di ujung batang utama, ujung lateral, dan ujung akar. Pertumbuhan meristem apikal menyebabkan pertambahan panjang (tinggi) pada tumbuhan, baik ke arah atas pada apikal batang maupun ke arah bawah pada apikal akar. Pertumbuhan ini disebut pertumbuhan primer.

b. Meristem interkalar

Meristem interkalar adalah meristem yang terletak diantara jaringan dewasa atau jaringan yang sudah terdiferensiasi. Meristem interkalar menyebabkan ruas batang bertambah panjang dan juga menyebabkan terbentuknya bunga. Jaringan yang terbentuk dari meristem interkalar termasuk jaringan primer.

c. Meristem lateral

Meristem lateral adalah meristem yang terletak sejajar dengan permukaan batang atau akar. Contohnya adalah kambium gabus (felogen) dan kambium vaskuler (kambium pembuluh). Meristem lateral menyebabkan terjadinya pertumbuhan sekunder pada batang maupun akar sehingga batang dan akar akan membesar. Aktivitas meristem lateral akan membentuk jaringan sekunder.

2. Berdasarkan asal - usulnya

a. Meristem primer

Meristem primer memiliki sel-sel yang berkembang langsung dari sel-sel embrionik yang terdapat di ujung batang dan ujung akar. Meristem primer menyebabkan pertumbuhan primer, yaitu pertumbuhan vertikal yang mengakibatkan perpanjangan batang dan akar.

b. Meristem sekunder

Meristem sekunder merupakan jaringan yang berasal dari sel-sel dewasa yang berubah sifatnya menjadi sel-sel meristematik. Sel-sel meristem sekunder berbentuk pipih atau prisma dan memiliki vakuola yang besar di bagian tengahnya. Contohnya adalah kambium vaskuler dan kambium gabus (felogen).


Demikianlah informasi dari artikel yang berjudul "Jenis Jaringan Meristem Beserta Ciri - Ciri Dan Fungsinya". Apabila ada kekurangan ataupun kekeliruan pada penulisan artikel ini, Pustaka Pengetahuan mengucapkan mohon maaf yang sebesar - besarnya. Silahkan tinggalkan pesan yang bijak pada kolom komentar yang tersedia. Terima kasih sudah mampir, semoga bermanfaat.

Bahan bacaan lainya silahkan klik Pustaka Pengetahuan

Tutorial cara budidaya silahkan klik Baraja Farm Channel

Untuk belajar budidaya, silahkan klik Baraja Farm

Media sosial silahkan klik facebook.com

8 Desember 2021

 Hasil Pemuliaan Tanaman

Hasil Pemuliaan Tanaman

 
pemuliaan tumbuhan

Dalam melakukan kegiatan pemuliaan tanaman dapat dikatakan sebagai tekanan evolusi yang sengaja dilakukan oleh manusia. Pada masa prasejarah, pemuliaan tanaman telah dilakukan orang sejak dimulainya domestikasi tanaman, namun dilakukan tanpa dasar ilmu yang jelas.

Negara Indonesia sangat berpotensi untuk bersaing dalam industri pertanian pasar global. Hal ini dikarenakan,  lahan pertanian yang dimiliki luas dan subur. Faktor utama, yang perlu diperhatikan untuk mengembangkan industri pertanian ialah benih yang unggul. Sebab, melalui bibit atau benih yang unggul hasil  produksi pertanian akan meningkat. 
 
 
Pengertian pemuliaan tanaman

Pemuliaan tanaman merupakan rangkaian kegiatan penelitian dan pengembangan genetik tanaman yang dilakukan untuk membentuk varietas unggul. Adapun yang mendefinisikan, pemuliaan tanaman sebagai pengetahuan dan keterampilan untuk memodifikasi susunan genetik dengan tujuan tertentu.

Tujuan pemuliaan tanaman

Adapun tujuan dalam program pemuliaan tanaman didasarkan pada strategi jangka panjang untuk mengantisipasi berbagai perubahan arah konsumen atau keadaan lingkungan. Pemuliaan padi, misalnya, pernah diarahkan pada peningkatan hasil, tetapi sekarang titik berat diarahkan pada perakitan kultivar yang toleran terhadap kondisi ekstrem (tahan genangan, tahan kekeringan, dan tahan lahan bergaram) karena proyeksi perubahan iklim dalam 20–50 tahun mendatang.

Ada dua tujuan umum dalam pemuliaan tanaman :

  • Peningkatan kepastian terhadap hasil yang tinggi
  • Perbaikan kualitas dari produk yang dihasilkan

Pemuliaan makhluk hidup merupakan salah satu cara untuk memperoleh bibit unggul. Cara memperoleh bibit unggul antara lain dengan cara seleksi bibit unggul serta hibridisasi atau persilangan untuk memperoleh sifat unggul.


Dalam persilangan dikenal beberapa istilah antara lain:

  • Fenotip, yaitu sifat yang tampah pada makhluk hidup misalnya warna merah pada bunga mawar, bentuk lonjong pada biji kedelai, ekor panjang pada kucing dan lain sebagainya
  • Genotip, yaitu sifat yang tidak tampak pada makhluk hidup karena berada di dalam inti sel. Maka genotip ini kemudian kita simbolkan dengan huruf huruf berpasangan, misalnya warna merah pada bunga mawar kita simbolkan dengan huruf MM atau Mm dan warna bunga putih kita simbolkan dengan huruf mm.
  • Parental, yaitu indukan yang melakukan perkawinan.
  • Filial, yaitu anakan hasil perkawinan.
  • Gamet, yaitu sel kelamin berupa sperma dan ovum. Gamet pada diagram persilangan berisi separuh dari genotip. Misalnya genotip HH maka gametnya H, jika gneotip Hh maka gametnya H dan h.
  • Pemuliaan makhluk hidup dapat dilakukan dengan cara:
  • Seleksi bibit unggul untuk dijadikan benih
  • Hibridisasi indukan dengan sifat unggul agar dipeoleh anakan dengan sifat unggul.
  • Contoh-contoh penerapan pewarisan sifat dalam pemuliaan makhluk hidup antara lain:
  • Menyeleksi bibit tanaman pada unggul untuk dijadikan benih pada penanaman selanjutnya.
  • Menyeleksi bibit lele dengan kualitas unggul sebagai benih untuk ditebar di kolam pembesaran.
  • Menyilangkan indukan padi yang tahan hama dan hasil panen sedikit dengan indukan padi yang tidak tahan hama dan hasil panen banyak untuk mendapatkan bibit unggul padi tahan hama dan hasil panen banyak.

Contoh beberapa jenis tanaman yang merupakan hasil pemuliaan tanaman antara lain:

Padi varietas Inpari 32 HDB
 
 
hasil pemuliaan tanaman

  • Memiliki daun dengan struktur bendera yang tegak menjulang sehingga mampu menerima sinar matahari secara maksimal dan memanfaatkan sinar matahari secara optimum untuk pertumbuhannya.
  • Memiliki postur tubuh yang tegak dan langsing mendekati tanaman tipe ideal yang sangat disukai oleh para petani.
  • Tahan terhadap penyakit berupa HDB ras III dan HDB ras IV dan VIII.
  • Tahan terhadap penyakit tungro ras lanrang.
  • Tahan terhadap 2 ras penyakit blas.
  • Menghasilkan bobot gabah hasil panen sekitar 1 ton lebih banyak dibandingkan varietas  Ciherang.
 
Padi varietas Inpari 33

 


Tahan terhadap 3 biotipe wereng batang coklat.

  1. Hasil panen yang jauh lebih tinggi dibandingkan padi Ciherang dan IR64.
  2. Tahan terhadap penyakit kresek dan patah leher.
 
Padi varietas Inpari 43 Agritan GSR.
hasil pemuliaan tanaman

 

Keunggulan :

  • Memiliki rasa beras yang pulen dengan kandungan amilosa 18,19%.
  • Warna gabah putih terlihat bersih.
  • Gabah dengan tingkat pengapuran yang rendah.
  • Tahan terhadap hawar daun bakteri strain III
  • Tahan terhadap hawar daun strain IV dan VIII
  • Tahan terhadap blas daun ras 073 dan 133 serta ras 033.
  • Tahan terhadap wereng batang coklat.

Manfaat pemuliaan tanaman

Ada beberapa manfaat yang terdapat dalam aktivitas pemuliaan tanaman, yaitu :

  • Meningkatkan produksi panen secara kuantitas
  • Hadirnya tanaman yang berkualitas dan memenuhi standar mutu
  • Terciptanya jenis tanaman yang tahan terhadap hama atau penyakit
  • Dapat memperbaiki sifat tanaman sehingga dapat tumbuh dengan beradaptasi  baik pada lingkungan baru.

 

Contoh

Melakukan perbaikan ukuran buah pepaya kecil menjadi lebih besar dan berbiji sedikit

 

hasil pemuliaan tanaman


Adanya variasi warna pada bunga anggrek yang menambah keindahan bunga.

 

contoh pemuliaan tanaman


Permasalahan pemuliaan


Kegiatan pemuliaan tanaman bukanlah sesuatu hal yang mudah dikarenakan terdapat beberapa kesulitan atau permasalahan yang hingga kini masih tetap dihadapi di Indonesia, di antaranya.

  • Kurangnya SDM, hal ini dikarenakan tidak banyaknya sumber daya manusia yang memiliki kompetensi di bidang pemuliaan tanaman.
  • Peralatan yang terbatas, akibat banyaknya tahapan yang perlu dilaksanakan maka kebutuhan akan perlatan pendukungpun kian meningkat. Sayangnya, Indonesia belum dapat memenuhi  kebutuhan tersebut.
  • Dana yang terbatas, untuk memenuhi peralatan yang dibutuhkan diperlukan dana yang cukup. Akan tetapi, dukungan dana yang terdapat saat ini tidaklah seimbang dan berkelanjutan.
  • Akses pustaka yang minim
  • Terbatasnya pemuliaan molekuler
  • Sosialisasi, perlunya peningkatan sosialisasi UU NO.20 tahun 2000 mengenai PVT (Pemuliaan Varietas Tanaman). Sebab, dengan minimnya pengetahuan Hak Perlindungan Varietas Tanaman kerap mengakibatkan konflik antara instansi terkait (perusahaan benih) dengan masyarakat.


Kesimpulan


Contoh beberapa jenis tanaman yang merupakan hasil pemuliaan tanaman yaitu padi varietas inpari 32, inpari 33  san inpari 43 dengan keunggulan varietas tersebut adalah tahan terhadap hama serta menghasilkan gabah panen dengan jumlah yang lebih besar.

23 September 2020

Pengertian Pemuliaam Hewan Beserta Teknik dan Contoh Hasil Pemuliaan Hewan.

Pengertian Pemuliaam Hewan Beserta Teknik dan Contoh Hasil Pemuliaan Hewan.

pemuliaah hewan

Upaya melakukan pemuliaan pada makhluk hidup merupakan salah satu cara untuk memperoleh bibit unggul. Cara memperoleh bibit unggul antara lain dengan cara seleksi bibit unggul serta hibridisasi atau persilangan untuk memperoleh sifat unggul. Seperti halnya dengan pemuliaan hewan, yang merupakan salah satu bentuk penerapan genetika pada hewan. Genetika adalah ilmu pewarisan sifat pada makhluk hidup. Pewarisan sifat pada hewan memungkinkan manusia untuk memanipulasi susunan gen pada hewan, sehingga dihasilkan bibit unggul terbaik.

Dengan demikian, tujuan pewarisan sifat pada hewan ini untuk memperoleh varietas baru yang lebih unggul dan dapat digunakan dalam pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Keragaman sifat hewan dapat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor genetik dan faktor non genetik (lingkungan).

Faktor genetik ditentukan oleh susunan gen dan kromosom yang dimiliki hewan, sehingga faktor genetik sudah ada sejak fertilisasi. Faktor genetik ini tidak akan berubah selama hidup, sepanjang tidak terjadi mutasi gen penyusunnya. Berbeda dengan faktor genetik, pengaruh lingkungan tidak akan diwariskan kepada anak keturunannya. Faktor lingkungan tergantung pada kapan dan dimana individu tersebut berada.


Pengertian Pemuliaan Hewan.

Pemuliaan hewan adalah kegiatan dalam peternakan atau pemeliharaan hewan lainnya yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas individu maupun populasi hewan agar sesuai dengan karakteristik yang diinginkan manusia.

Secara umum, tujuan dari peternakan adalah peningkatan produksi ternak dan hasil ternak. Upaya yang dapat dilakukan salah satunya adalah dengan pemuliaan hewan. Upaya peningkatan produksi ternak melalui pemuliaan hewan bertujuan untuk meningkatkan sifat produksi dan reproduksi ternak dalam bentuk peningkatan mutu genetiknya.


Cara Pemuliaan Hewan

Pemuliaan hewan dapat dilakukan dengan cara:

  • Seleksi bibit unggul untuk dijadikan indukan.
  • Hibridisasi indukan dengan sifat unggul agar dipeoleh anakan dengan sifat unggul yang dilakukan dengan menyilangkan anakan hasil hibridisasi dengan indukan unggul lainnya sampai diperoleh hasil anakan unggul yang diinginkan.
  • Inseminasi buatan juga dapat dilakukan untuk melakukan pemuliaan hewan dengan memilih indukan unggul yang dikehendaki.
  • Cloning merupakan salah satu cara pemuliaan hewan untuk mendapatkan anakan unggul sesuai dengan indukannya.


Frekuensi Gen

Di dalam pemuliaan ternak, selain memperhatikan individu-individu pemulia, juga perlu diperhatikan perubahan yang terjadi pada sifat-sifat populasi, fenotipe seekor hewan dipengaruhi oleh genotipe atau gen-gen yang dimiliki oleh hewan yang bersangkutan. Dengan demikian, untuk mengetahui latar belakang genetik yang mempengaruhi sifat-sifat populasi, maka perlu dipelajari salah satu parameter populasi, yaitu frekuensi gen. Frekuensi gen adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan proporsi dari semua pasangan gen dalam suatu populasi, yang diduduki oleh satu gen tertentu. Kekuatan-kekuatan yang dapat mengubah frekuensi gen pada hewan adalah migrasi, mutasi, seleksi dan faktor kebetulan.

1. Migrasi.

Migrasi adalah cara efektif untuk terjadinya perubahan frekuensi gen secara cepat dengan syarat tersedia populasi lain dengan gen yang diinginkan. Misalnya memasukkan gen sapi baru ke suatu negara dengan inseminasi buatan akan mengakibatkan perubahan frekuensi gen dari populasi sapi nasional secara drastis.

2. Mutasi

Mutasi adalah perubahan dalam gfen atau kromosom menjadi bentuk baru. Mutasi yang mengubah frekuensi gen ada dua jenis, yaitu mutasi tidak berulang dan mutasi berulang. Mutasi tidak berulang jarang sekali terjadi dan tidak mengakibatkan perubahan yang berarti pada frekuensi gen. Sedangkan mutasi berulang seringkali terjadi secara teratur dan dalam jangka waktu yang panjang sehingga mengakibatkan perubahan frekuensi gen yang cukup berarti.

3. Seleksi

Seleksi dalam pemuliaan hewan selalu dikaitkan dengan penentuan apakah hewan dapat menghasilkan keturunan atau tidak. Penentuan tersebut didasarkan pada seleksi alam atau oleh peternak sendiri (seleksi buatan) sesuai sifat dan mutu genetik hewan. Jika perbedaan (keragaman) dalam sifat tersebut didasari atas genotipe hewan, maka seleksi akan menghasilkan perubahan genetik dalam populasi dan berarti perubahan dalam frekuensi gen.

4. Faktor Kebetulan.

Faktor kebetulan sering disebut sebagai penghanyutan genetik (genetic drift) dan terjadi karena dalam pembentukan gamet atau perubahan terjadi peristiwa pencuplikan secara kebetulan yang menyimpang dari frekuensi gen yang ada. Akibat dari peristiwa tersebut akan terjadi perubahan frekuensi gen pada generasi berikutnya. Karena perubahan ini terjadi secara acak, maka hal ini kurang penting dan saling meniadakan dalam populasi yang besar.

Tetapi dalam populasi kecil, perubahan secara kebetulan dapat penting artinya. Di dalam populasi kecil, fluktuasi acak mempunyai efek yang lebih penting. Ternak yang tersisa akibat kemarau atau serangan wabah penyakit yang dapat bertahan akan mempunyai pengaruh yang menentukan terhadap frekuensi gen pada generasi selanjutnya.


Teknik Dasar Pemuliaan Hewan

Pemuliaan hewan pada dasarnya dapat dilakukan dalam dua cara, yaitu inseminasi buatan dan perkawinan silang.

1. Inseminasi Buatan (Kawin Suntik).


inseminasi buatan


Inseminasi buatan merupakan usaha yang dilakukan oleh manusia sebagai inseminator dalam memasukkan spermatozoa atau semen hewan jantan ke saluran reproduksi hewan betina menggunakan alat inseminasi agar terjadi pembuahan dan kehamilan (bunting). Contoh hewan yang perkembangbiakannya dilakukan dengan teknik Inseminasi buatan adalah sapi.

Manfaat yang dapat diperoleh dari teknik inseminasi buatan adalah sebagai berikut.

  • Dapat mengatur jarak kelahiran hewan ternak dengan baik.
  • Dapat mencegah terjadinya kawin sedarah pada hewan betina (inbreeding).
  • Spermatozoa dapat dipakai dan disimpan dalam jangka waktu lama.
  • Menghindari kecelakaan fisik pada ternak yang biasa terjadi saat perkawinan.
  • Dapat menghindarkan ternak dari penularan penyakit, khususnya lewat hubungan kelamin

2. Kawin Silang (Hibridisasi).


kawin silang


Kawin silang atau hibridisasai adalah kegiatan menggabungkan keanekaragaman genetik melalui perkawinan suatu individu yang telah diketahui sifatnya dengan individu sejenis lainnya. Terdapat dua bentuk persilangan, yaitu secara alami atau buatan yang melibatkan campur tangan manusia. Jenis kawin silang antara lain sebagai berikut.

  • Silang murni (purebreeding)
  • Silang dalam (inbreeding)
  • Silang luar (crossbreeding)
  • Upbreeding

Hewan yang dapat disilangkan adalah hewan yang berasal dari satu famili atau subfamili. Misalnya antara kambing dan domba yang menghasilkan geep (goat-sheep).


Contoh Pemuliaan Hewan Hasil Pewarisan Sifat.

Secara sederhana, pemuliaan ternak akan memberi manfaat dalam bentuk meningkatkan gizi manusia khususnya protein hewani.

Berikut ini beberapa contoh pemuliaan hewan hasil pewarisan sifat.

1. Ayam Leghorn

Ayam Leghorn

Contoh pewarisan sifat dalam pemuliaan hewan yang sering ditemukan adalah jenis hewan unggas yang mampu menghasilkan telur dengan jumlah banyak, yaitu ayam Leghorn. Leghorn adalah jenis ayam petelur yang dapat menghasilkan sekitar 280 butir telur per tahunnya.

2. Sapi Bali.

sapi bali

Sapi Bali merupakan salah satu Sumber Daya Genetik Ternak asli Indonesia yang mempunyai banyak keunggulan. Beberapa keunggulan sali Bali, antara lain memiliki daya tahan tubuh yang baik terhadap cekaman lingkungan, mampu tumbuh dengan baik pada kondisi buruk, tingkat produktivitasnya tinggi dan kualitas daging yang baik.

3. Domba Garut.

domba garut

Domba Garut memiliki bentuk umum tubuh yang relatif besar dan berbentuk persegi panjang, bulu panjang dan kasar. Domba Garut memiliki keunggulan pada ukuran tubuhnya yang besar, sehingga dapat dihasilkan daging domba dalam jumlah banyak dan lezat.

4. Ayam broiler jenis cornish.

ayam broiler jenis cornihs

Ayam broiler jenis Cornihs merupakan ayam broiler asli negara Inggris. Ayam ini memiliki tubuh yang pendek, tetapi menghasilkan daging cukup banyak.

5. Ayam broiler playmouth rock.

ayam broiler playmouth rock

Ayam broiler dari Amerika ini memiliki bulu putih keabu-abuan, tubuh besar, daging yang lezat, dan mampu menghasilkan telur dengan baik.

6. Sapi PO (Peranakan Ongole).

sapi peranakan ongole (Sapi PO)

Sapi PO terkenal sebagai sapi pedaging dan sapi pekerja, mempunyai kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap perbedaan kondisi lingkungan, memiliki tenaga yang kuat dan aktivitas reproduksi induknya cepat kembali normal setelah beranak, jantannya memiliki kualitas semen yang baik.

7. Sapi brahman.

sapi brahman

Kelebihan sapi Brahman adalah tidak mempunyai masalah dalam melahirkan dan tahan terhadap beberapa penyakit, misalnya penyakit mata, infeksi parasit internal (cacing) dan parasit eksternal (caplak), serta penyakit kembung perut (bloat).


Demikianlah artikel yang menjelaskan tentang "Pemuliaam Hewan Beserta Teknik dan Contoh Hasil Pemuliaan Hewan". Semoga melalui tulisan ini memberikan pemahaman kepada pembaca yang sedang mempelarinya. Mohon maaf jika ada kesalahan dan silahkan tinggal tanggapan maupun kritikan yang sifatnya memperbaiki untuk yang akan datang. Terima kasih dan semoga bermanfaat.