Pengertian Sel Darah Merah, Ciri - Ciri, Struktur, Proses Pembentukan, Fungsi, Dampak Kelebihan Dan Kekurangan Sel Darah Merah, Eritrosit. | Berbagai Reviews

Kumpulan Artikel Pendidikan Pengetahuan dan Wawasan Dunia

6 Agustus 2019

Pengertian Sel Darah Merah, Ciri - Ciri, Struktur, Proses Pembentukan, Fungsi, Dampak Kelebihan Dan Kekurangan Sel Darah Merah, Eritrosit.

| 6 Agustus 2019

Sel darah merah (Eritrosit) - berbagaireviews.com


Sel darah merah disebut juga dengan nama Eritrosit, sel darah merah merupakan bagian utama dari sel-sel darah yang ada di dalam tubuh, tiap mililiter sel darah mengandung sekitar 5 miliar sel darah merah (eritrosit).


Pengertian Eritrosit

Eritrosit adalah nama lain untuk sel darah merah, sel darah merah disebut juga eritrosit (sama aja sih maknanya..), sel darah merah memiliki jumlah sel yang lebih banyak dari pada sel-sel lainnya, berikut pandaibesi akan menjelaskan dengan lengkap apa itu eritrosit, pengertian eritrosit, ciri-ciri eritrosit, fungsi eritrosit, dan sebagainya.


Sel darah merah memiliki bentuk lempeng bikonkaf, yaitu berbentuk gepeng seperti piring, pada bagian tengahnya terdapat cekungan mengarah kedalam, contohnya saja piring makan pada bagian tengahnya mencekung kedalam, namun bedanya sel darah merah pada kedua sisinya memiliki cekungan kedalam.


Eritrosit memiliki diameter 8 μm, ketebalan tepi luarnya 2 μm, dan ketebalan di bagian cekungan tengahnya 1 μm. Sel darah merah mempunyai struktur yang jauh lebih sederhana dari kebanyakan sel darah lainnya seperti Leukosit dan Trombosit, sel darah merah tidak mempunyai organel sel, seperti mitokondria, lisosom, atau aparatus golgi.


Eritrosit pada manusia sama seperti sebagian sel darah merah yang terdapat pada hewan, salah satu persamaannya yaitu sama-sama tidak memiliki inti sel, Eritrosit memiliki peran penting yaitu membentuk ATP yang berfungsi sebagai pengatur transpor ion (misalnya Na+-K+ATP) dan juga untuk mempertahankan bentuknya yang bikonkaf yaitu berbentuk gepeng seperti piringan.


Bentuk pada bikonkaf ini memberikan peningkatan rasio permukaan terhadap volume eritrosit, dengan begitu memberikan kemudahan terjadinya proses pertukaran gas, eritrosit juga mengandung komponen-komponen sitokinesis yang menjadi peran penting dalam menentukan bentuknya.


Ciri - Ciri Sel Darah Merah (Eritrosit)


Eritrosit memiliki banyak ciri-ciri yang bisa membedakannya dengan sel darah yang lain, sebagai berikut :
  • Bagian utama dari sel-sel darah yang ada di dalam tubuh.
  • Memiliki bentuk lempeng bikonkaf, yaitu berbentuk gepeng seperti piring, pada bagian tengahnya terdapat cekungan mengarah kedalam.
  • Memiliki diameter 8 μm, ketebalan tepi luarnya 2 μm, dan ketebalan di bagian cekungan tengahnya 1 μm.
  • Mempunyai struktur yang jauh lebih sederhana dari kebanyakan sel darah lainnya.
  • Tiap mililiter sel darah mengandung sekitar 5 miliar sel darah merah (eritrosit).
  • Tidak memiliki inti sel.
  • Terdapat kandungan zat besi didalamnya yang berfungsi sebagai pembentukannya.
  • Eritrosit berwarna merah karena adanya hemoglobin

Struktur Sel Darah Merah (Eritrosit)


Struktur sel darah merah (eritrosit) norma adalah tidak mempunyai inti dan bentuknya lempeng bikonkaf dengan garis tengah sekitar 7-8 mikrometer dan tebalnya 2,5 mikrometer, sedangkan dibagian yang sangat tebal dan sekitar 1 mikrometer di bagian tengahnya.

Bentuk sel darah merah dapat berubah-ubah ketika sel melewati kapiler, tetapi perubahan bentuk itu tidak akan membuat sel mengalami ruptur. Hal tersebut dikarenakan dalam kondisi norma, sel darah merah mempunyai kelebihan membran sel untuk menampung zat didalamnya menjadikan tidak akan meregangkan membran secara hebat.

Dalam sel darah merah (eritrosit) ada hemogrobin (Hb), substansi hemoglobin (Hb) tersebut yang membuat warna merah pada darah. Jumlah rata-rata sel darah merah pada setiap orang adalah 90-95 mikrometer kubik, sedangkan jumlah sel darah merah sangat tergantung dari jenis kelamin dan dataran tempat tingagl seseorang.

Pada pria normal, volume rata-rata sel darah merah per mikrometer kubik adalah 5.200.000 (±300.000) dan di wanita normal 4.700.000 (±300.000). Orang yang tinggal pada dataran tinggi mempunyai jumlah sel darah merah yang lebih besar daripada dengan orang yang tinggal pada dataran rendah.


Proses Pembentukan Sel Darah Merah (Eritrosit).

 

Proses Pembentukan Sel Darah Merah (Eritrosit) - berbagaireviews.com

 
Proses terbentuknya sel darah merah atau eritrosit dinamakan juga dengan eritropoiesis. Pembentukan eritrosit diregulasi oleh hormon glikoprotein yang disebut eritropoietin. Sel yang pertama yang dikenali sebagai rangkaian pembentukan eritrosit adalah proeritroblas, yang terbentuk dari sel stem CFU-E.

Sesudah sel proeritroblas terbentuk, sel akan membelah dalam beberapa kali. Sel baru hasil generasi pertama dalam pembelahan dinamakan basofil eritroblas karena dapat di cat dengan warna basa. Sel tersebut terdiri dari hemoglobin yang sedikit.

Pada pembelahan selanjutnya, jumlah hemoglobin yang terbentuk semakin banyak dari sebelumnya. Sel yang sudah ada di tahap ini disebut polikromatofil eritroblas. Di tahap berikutnya, jumlah hemoglobin yang terbentuk akan lebih banyak dan telah menjadi warna merah pada sel


Sel dikenal dengan ortokromatik eritroblas. Di generasi selanjutnya, sel telah dipenuhi oleh Hb sampai konsentrasi 34%, nukleus menjadi pada dan mengecil dan sisanya pada akhirnya diabsorbsi dan didorong keluar dari sel.

Dalam waktu bersamaan retikulum endoplasma direabsorpsi. Sel di tahapan ini disebut retikulosit, sebab masih ada kandungan materi basofilik sedikit yang terdiri dari sisa aparatus golgi, mitokondria serta sedikit organel sitoplasma lain. Selama tahap retikulosit, sel akan berjalan dari sumsum tulang masuk mengarah pada kapiler dengan cara diapedesis (terperas melalui pori-pori membran kapiler).

Materi basofilik yang menjadi sisa dalam retikulosit normalnya akan menghilang dalam waktu 1-2 hari, dan selanjutnya menjadi eritrosit matur. Karena waktu hidup retikulosit pendek, membuat konsentrasinya antara seluruh sel darah normalnya sedikit kurang dari 1%.

Apabila eritrosit sudah didalam sirkulasi, maka dalam kondisi normal umur sel darah merah adalah kurang lebih sekitar 120 hari. Sel darah merah yang telah tua menjadi lebih rapuh dan dapat pecah ketika di perjalanannya melalui pembuluh darah yang sempit.


Beberapa eritrosit akan pecah pada limpa karena terjepit ketika pulpa merah limpa dan sebagiannya lagi akan dibongkar di hati. Hemoglobin yang terlepas dari eritrosit akan difagositosis dan dicernakan oleh sel makrofag utamanya yang berada di limpa, hati dan sumsum tulan.

Berikutnya pada hati, hemoglobin diubah menjadi zat warna empedu (bilirubin) yang akan ditampung pada kantong empedu. Bilirubin mempunyai fungsi memberi warna pada feses. Zat besi yang berada di hemoglobin diangkut kemudian dilepas dan diangkut pada sumsum tulang untuk dipakai sebagai pembentukan sel darah merah atau disimpan di hati dan jaringan lain dalam ferritin.

Pada tahapan pembentukan eritrosit, kadar oksigen (O2) pada udara, hormon eritopoietin, protein, cobalt (Co), tembaga (Cu), Besi (Fe) dan vitamin B12 penting memperoleh perhatian sebab hal itu adalah faktor yang dapat mempengaruhi proses tersebut.


Fungsi Eritrosit
Berikut fungsi dari sel darah merah bagi tubuh:

Menentukan Golongan Darah Seseorang

leukosit, thalasemia, trombosit normal, thalasemia adalah, fungsi darah, penyakit anemia, hemoglobin adalah, trombosit adalah, sel darah putih, sel darah merah, leukosit tinggi, kanker darah,kurang darah, penyebab anemia, leukosit adalah, leukosit normal, leukosit rendah, fungsi plasma darah, fungsi sel darah merah, penyebab hb rendah, komponen darah, basofil, fungsi trombosit, fungsi sel darah putih, apa itu trombosit, apa itu hemoglobin, apa itu leukosit, penyebab kurang darah, ERITROSIT.

Menentukan golongan darah bisa diketahui dengan ada atau tidak ada antigen dan aglutinogen pada sel darah merah seseorang, sehingga bisa diketahui apaah golongan darah seseorang tersebut termasuk ke dalam golongan darah A, B, AB, maupun O.

Mengangkut dan Menyebarkan Oksigen ke Seluruh Tubuh

leukosit, thalasemia, trombosit normal, thalasemia adalah, fungsi darah, penyakit anemia, hemoglobin adalah, trombosit adalah, sel darah putih, sel darah merah, leukosit tinggi, kanker darah,kurang darah, penyebab anemia, leukosit adalah, leukosit normal, leukosit rendah, fungsi plasma darah, fungsi sel darah merah, penyebab hb rendah, komponen darah, basofil, fungsi trombosit, fungsi sel darah putih, apa itu trombosit, apa itu hemoglobin, apa itu leukosit, penyebab kurang darah, ERITROSIT.

Setelah sel darah merah terbentuk di tulang sumsum merah, sel darah merah akan menyebar ke seluruh tubuh dengan mengangkut oksigen dari paru-paru, oksigen yang diangkut tersebut akan disebar melalui peredaran sel darah merah yang ada di seluruh bagian tubuh, setelah itu sel darah merah akan kembali ke paru-paru dengan mengangkut karbon dioksida untuk dikeluarkan dari dalam tubuh.

Untuk Memperlebar Pembuluh Darah

leukosit, thalasemia, trombosit normal, thalasemia adalah, fungsi darah, penyakit anemia, hemoglobin adalah, trombosit adalah, sel darah putih, sel darah merah, leukosit tinggi, kanker darah,kurang darah, penyebab anemia, leukosit adalah, leukosit normal, leukosit rendah, fungsi plasma darah, fungsi sel darah merah, penyebab hb rendah, komponen darah, basofil, fungsi trombosit, fungsi sel darah putih, apa itu trombosit, apa itu hemoglobin, apa itu leukosit, penyebab kurang darah, ERITROSIT.

Terjadinya proses pelebaran pembuluh darah dikarenakan adanya pelepasan senyawa S-Nithrosothiol oleh sel darah merah, karena hemoglobin mengalami terdeogsigenerasi yaitu dimana darah tidak mengandung atau mengangkut oksigen karena terjadinya pergantian antara oksigen dan karbon dioksida.

Dengan terjadinya terdeogsigenerasi ini menyebabkan pembuluh darah mengalami pelebaran, sehingga melancarkan darah untuk menuju ke seluruh tubuh terutama bagian-bagian tubuh yang mengalami kekurangan darah.

Sebagai Antibodi Yaitu Menjaga Kekebalan Tubuh

leukosit, thalasemia, trombosit normal, thalasemia adalah, fungsi darah, penyakit anemia, hemoglobin adalah, trombosit adalah, sel darah putih, sel darah merah, leukosit tinggi, kanker darah,kurang darah, penyebab anemia, leukosit adalah, leukosit normal, leukosit rendah, fungsi plasma darah, fungsi sel darah merah, penyebab hb rendah, komponen darah, basofil, fungsi trombosit, fungsi sel darah putih, apa itu trombosit, apa itu hemoglobin, apa itu leukosit, penyebab kurang darah, ERITROSIT.

Sel darah merah akan menjaga kekebalan tubuh ketika adanya hemoglobin di dalam sel darah merah yang berfungsi menangkal bakteri-bakteri dari luar, hemoglobin menangkal bakteri melalui proses lisin yaitu mengeluarkan radikal bebas yang mampu menghancurkan bakteri dan membran sel pantogen.


Dampak Kelebihan dan Kekurangan Eritrosit


Eritrosit merupakan sel terbannyak yang berada di dalam tubuh kita, hal tersebut bisa kita simpulkan bahwa sel darah merah ini sangatlah dibutuhkan bagi tubuh kita, karena sel darah merah lah yang mengangkut oksigen dari jantung ke paru-paru dan juga keseluruh tubuh, karbon dioksida juga diangkut oleh sel darah merah, oleh karena itu sel darah merah sangatlah kita butuhkan.


Dampak kelebihan Eritrosit

 
Dampak kelebihan sel darah merah (Eritrosit) - berbagaireviews.com

Eritrosit memang baik jika dalam jumlah yang banyak di dalam tubuh, namun jumlah yang banyak tersebut juga memiliki juga memiliki batas, jika jumlah eritrosit melebihi kapasitas atau jumlah yang dibutuhkan tubuh, hal tersebut bukan suatu hal yang baik, malahan akan berdampak buruk, menyebabkan penyakit, bahkan bisa menyebabkan kematian, berikut dampak-dampak kelebihan eritrosit bagi tubuh.

Terjadinya Penggumpalan Darah

Salah satu dampak kelebihan eritrosit adalah terjadinya penggumpalan darah, jika darah terus-menerus diproduksi dengan jumlah yang banyak melebihi batas normal jumlah eritrosit, sehingga akan menyebabkan aliran darah menjadi tidak teratur dan berdesak-desakan karena jumlah eritrosit yang kian membanyak, karena jumlah yang begitu banyak menyebabkan darah menjadi kental bahkan menggumpal.

Hal ini akan menyebabkan jantung akan bekerja lebih ekstra karena sel darah merah yang begitu banyak ditambah terjadinya penggumpalaan yang memperlambat proses penyebaran sel darah merah ke seluruh tubuh, begitu juga dengan otak, jika tiap waktu pembuluh darah otak mendapatkan begitu banyak jumlah eritrosit akan menyebabkan terjadinya penyumbatan pada pembuluh darah karena terjadinya pengentalan dan penggumpalan tersebut. Semakin lama penyumbatan pada pembuluh darah ini semakin besar sehingga menutupi jalur sel darah, akibatnya pembuluh darah akan pecah dan dari sinilah terjadi serangan penyakit stroke.

Mengakibatkan Kerusakan Organ

Kelebihan sel darah merah akan mengakibatkan kerusakan pada organ limpa, limpa memiliki fungsi yang sangat penting bagi tubuh manusia yaitu memfilter keberadaan sel darah merah, jika sel darah merah terlalu banyak jumlahnya akan menyebabkan pembengkakan pada organ limpa dalam waktu yang singkat, jika jumlah sel darah merah terus bertambah dalam jumlah yang banyak kerusakan tidak lagi bisa dihindari.

Tidak hanya organ limpa, organ-organ lain juga bisa mengalami kerusakan seperti ginjal, organ ginjal juga akan mengalami kerusakan jika mendapatkan jumlah eritrosi yang berlebihan dari batas normal.


Dampak Kekurangan Eritrosit


Dampak Kekurangan Sel darah merah (eritrosit) - berbagaireviews.com


Munculnya Penyakit Anemia Defisiensi Vitamin

Jenis anemia ini disebabkan rendahnya jumlah asupan vitamin pokok yang berfungsi sebagai pembentukan sel darah merah, seperti vitamin B12, zat besi, dan folat. Karena rendahnya jumlah vitamin yang menjadi sumber utama pembentukan darah merah menyebabkan sumsum tulang tidak mampu menyediakan sel darah merah sesuai dengan jumlah kebutuhana tubuh kita, sehingga menimbulkan gejala-gejala anemia.

Munculnya Penyakit Pada Ginjal

Penyakit bahaya seperti gagal ginjal dan beberapa penyakit kronis lainnya tidak sedikit kemungkinan disebabkan karena kurangnya sel darah merah yang di produksi oleh tubuh, ginjal memerlukan pasokan sel darah merah yang mencukupi untuk dapat melakukan tugasnya dengan baik, jika tubuh kita kekurangan pasokan sel darah merah bisa dipastikan kinerja ginjal akan berkurang bahkan fungsinya bisa berhenti, kurangnya jumlah sel darah merah menjadi salah satu munculnya penyakit berat seperti kanker dan HIV.

Penyakit Anemia Aplastik

Penyakit anemia yang satu ini belum diketahui secara pasti penyebabnya, namun secara garis besar munculnya penyakit ini dikarenakan menurunnya kemampuan sumsum tulang dalam memproduksi eritrosit, tidak hanya eritrosit namun keseluruhan sel darah mengalami penurunan dalam jumlah produksinya, akibatnya sel darah tidak mampu memenuhi kebutuhan tubuh dengan baik, seluruh kinerja tubuh akan terganggu bahkan jika penyakit ini sudah terlalu parah kinerja organ-organ tubuh bisa berhenti.

Munculnya Penyakit Pada Sumsum Tulang

Tidak sedikit penyakit yang muncul karena sedikitnya jumlah eritrosit yang di produksi oleh tubuh, seperti salah satu penyakit yang muncul pada sumsung tulang berikut, yaitu ketika jumlah eritrosit yang diproduksi lebih sedikit dan jumlah sel darah putih diproduksi berlebihan, sehingga menyebabkan jumlah produksi eritrosit menurun drastis, sehingga menimbulkan gejala penyakit anemia dan penyakit sumsum tulang belakang lainnya.

Penyakit Anemia Hemolitik

Beberapa penyakit umumnya disebabkan serangan virus dan bakter dari luar atau penyakit yang masuk dan menyerang tubuh dari luar, namun tidak jarang penyakit muncul dari dalam tubuh sendiri, seperti anemia hemolitik, umumnya zat antibodi yang di produksi akan menjadi proteksi yang berfungsi mengatasi sel sakit di dalam tubuh tubuh, namun justru sebaliknya bukan malah memperbaiki sel yang sakit tetapi malah menghancurkan dan melawan sel darah merah di dalam tubuh orang itu sendiri.

Demikianlah yang dapat kami sampaikan, jika ada kesalahan atau kekurangan kami mohon maaf, silahkan tinggalkan komentar dengan sifatnya membangun menjadi lebih baik. Semoga Bermanfaat dan Terima Kasih.

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar