Kenakalan Remaja, Seks Bebas (Free Sex), Pengertian, Penyebab., Latar Belakang, Dampak, Cara Mencegah Budaya Seks Bebas. | Berbagai Reviews

Kumpulan Artikel Pendidikan Pengetahuan dan Wawasan Dunia

2 Oktober 2019

Kenakalan Remaja, Seks Bebas (Free Sex), Pengertian, Penyebab., Latar Belakang, Dampak, Cara Mencegah Budaya Seks Bebas.

| 2 Oktober 2019
Pengertian sex bebas - berbagaireviews.com


Hubungan seks bebas merupakan pelecehan seksual di mana dilakukan oleh pasangan di luar pernikahan baik di tempat pelacuran, perselingkuhan maupun remaja yang belum menikah.

Pengertian seks bebas.

Seks bebas adalah salah satu bentuk pelecehan seksual yang dilakukan pasangan di luar nikah yang terjadi di tempat prostitusi, perselingkuhan, ataupun oleh remaja yang belum menikah. Seks bebas bisa terjadi dikarenakan tidak adanya pengendalian yang teguh untuk menjaga perilaku dari resiko - resiko yang bisa merusak masa depan sehingga berakibat fatal.

Seks bebas adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual terhadap lawan jenis maupun sesama jenis yang dilakukan di luar hubungan pernikahan mulai dari necking, petting sampai intercourse dan bertentangan dengan norma-norma tingkah laku seksual dalam masyarakat yang tidak bisa diterima secara umum.


Pengertian seks bebas menurut ahli.

Pengertian seks bebas menurut Kartono (1977) merupakan perilaku yang didorong oleh hasrat seksual, dimana kebutuhan tersebut menjadi lebih bebas jika dibandingkan dengan sistem regulasi tradisional dan bertentangan dengan sistem norma yang berlaku dalam masyarakat.

Sedangkan menurut Desmita (2005) pengertian seks bebas adalah segala cara mengekspresikan dan melepaskan dorongan seksual yang berasal dari kematangan organ seksual, seperti berkencan intim, bercumbu, sampai melakukan kontak seksual, tetapi perilaku tersebut dinilai tidak sesuai dengan norma karena remaja belum memiliki pengalaman tentang seksual.

Nevid dkk (1995) mengungkapkan bahwa perilaku seks pranikah adalah hubungan seks antara pria dan wanita meskipun tanpa adanya ikatan selama ada ketertarikan secara fisik. Maslow (dalam Hall & Lindzey, 1993) bahwa terdapat kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi manusia, salah satunya adalah kebutuhan fisiologis mencakup kebutuhan dasar manusia dalam bertahan hidup, yaitu kebutuhan yang bersifat instinktif ini biasanya akan sukar untuk dikendalikan atau ditahan oleh individu, terutama dorongan seks.
Lebih lanjut Cynthia (dalam Wicaksono, 2005) seks juga diartikan sebagai hubungan seksual tanpa ikatan pada yang menyebabkan berganti-ganti pasangan.

Sedangkan menurut Sarwono (2003) menyatakan, bahwa seks bebas adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis, mulai dari tingkah laku yang dilakukannya seperti sentuhan, berciuman (kissing) berciuman belum sampai menempelkan alat kelamin yang biasanya dilakukan dengan memegang payudara atau melalui oral seks pada alat kelamin tetapi belum bersenggama (necking, dan bercumbuan sampai menempelkan alat kelamin yaitu dengan saling menggesek-gesekan alat kelamin dengan pasangan namun belum bersenggama (petting, dan yang sudah bersenggama (intercourse), yang dilakukan diluar hubungan pernikahan.


Latar belakang seks bebas.

Masa pubertas merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menjadi dewasa yang dimulai umur 8 – 14 tahun (Agustiani:2006). Mengutip pandangan Sarlito W.Sarwono dalam buku yang berjudul Psikologi Remaja,bahwa pada masa pubertas inilah masa di mana mereka mencari jati diri dan arti dari hidup. Pada masa-masa ini pula remaja memiliki rasa ingin tahu yang begitu besar dalam segala hal. Tak heran apabila beberapa diantara mereka seringkali mengambil keputusan yang berisiko hanya untuk merasakan hal-hal yang belum mereka ketahui, termasuk misteri seksualitas. Banyak diantara mereka yang merasakan tidak sabar akan hal tersebut.

Di era globalisasi seperti yang kita alami saat ini, remaja harus terselamatkan dari dampak negatif globalisasi. Globalisasi memiliki arti mendunia yang ibaratnya kebebasan. Banyak kebudayaan-kebudayaan asing yang masuk, sementara budaya tersebut tidak cocok dengan kebudayaan kita yang ketimuran. Sebagai contoh kebudayaan seks bebas yang marak terjadi di budaya barat yang tidak cocok dengan kebudayaan kita serta bertolakbelakang dengan dasar negara kita, Pancasila.Pergaulan bebas adalah salah satu bentuk perilaku menyimpang.Istilah “bebas” yang dimaksud adalah melewati batas-batas norma yang ada.Masalah seks bebas ini sering muncul baik di lingkungan maupun di media massa.

Pada saat ini kebebasan bergaul sudah sampai pada tingkat yang mengkkaatirkan. Sebanyak 63% remaja sudah pernah melakukan hubungan seks dengan kekasihnya maupun orang sewaan untuk memuaskan hawa nafsu mereka. Hal ini terbukti pada saat Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan Kemenkes melakukan survei pada Oktober 2013 dilansir dari data m.kompasiana.com. Persentase yang cukup besar ini sangat memprihatinkan dan menarik perhatian. Terlebih hal tersebut dilakukan rata – rata dalam hubungan yang belum sah.

Kasus serupa, bahwa tercatat hingga bulan Juni 2016 setidaknya ada 47 siswi SMA dan SMP yang hamil akibat seks  bebas yang mereka lakukan. Data di Pengadilan Agama Kabupaten Ponorogo,misalnya, mengatakan ada 47 pelajar SMA dan SMP yang hamil serta putus sekolah. Sangat mengharukan apabila generasi penerus bangsa ini dirusak oleh hal – hal yang seharusnya belum mereka jajaki.

Seks bebas yang tak lazim untuk dilakukan ini memiliki dampak dalam berbagai hal, yaitu mental, psikologi,dan kesehatan reproduksi. Mereka terinfeksi HIV/AIDS diakibatkan pasangannnya seringkali bergonta – ganti pasangan. Dapat dilihat bahwa akibat adanya seks bebas ini adalah munculnya penyakit serius yang tidak hanya membahayakan diri sendiri namun juga membahayakan orang lain.

Permasalah seks bebas pada remaja adalah permasalahan yang serius dan segera perlu diatasi agar tidak menyebabkan generasi penerus bangsa yang tidak ber-Pancasila. Remaja adalah calon generasi penerus bangsa yang memegang kunci masa depan bangsa ini. Berdasarkan data dan kasus yang terjadi, maka masalah yang perlu kita bahas adalah refleksi tentang penyebab, dampak, dan solusi untuk menangani maraknya budaya seks bebas di era globalisasi ini.


Penyebab munculnya budaya seks bebas.

Awal mula seorang remaja terjerumus untuk melakukan seks bebas tidak mungkin langsung begitu saja terjadi. Pasti ada hal yang menyebabkan mereka ingin melakukan hal tersebut.
Berikut adalah faktor - faktor yang menyebabkan remaja melakukan seks bebas :

1. Kekuatan iman yang memudar.

Kehidupan beragama yang baik dan benar ditandai dengan pengertian, pemahaman dan ketaatan dalam menjalankan ajaran-ajaran agama dengan baik tanpa dipengaruhi oleh situasi kondisi apapun. Seseorang dapat melakukan seks bebas karna kurangnya keimanan dalam dirinya. Oleh sebab itu sejak dini para remaja dan mahasiswa harus meningkatkan pengetahuan tentang agamanya sendiri, karna agama adalah fondasi bagi hidup kita. Jika pengetahuan tentang agama saja kurang, apalagi pengetahuan diluar agama tentu sangat kurang.

2. Kurangnya perhatian orang tua.

Orang tua sangat berperan penting dalam kehidupan seorang anak karena perhatian orang tua sangat diperlukan oleh seseorang karna orang tualah yang paling dekat dengan anak. Apabila orang tua kurang memberi pengarahan serta pengetahuan maka seorang anak akan mudah terjerumus dalam hal – hal yang buruk. Tetapi ada juga anak yang memang memiliki kepribadian buruk, walaupun orang tuanya sudah memberikan perhatian yang cukup serta pengarahan yang cukup pula, anak yang tergolong memiliki keprobadian buruk akan senantiasa tidak mendengarkan perkataan orang tuanya. Hal tersebut akan meninggalan penyesalan pada akhir perbuatannya

3. Rasa ingin tahu.

Pada usia remaja keingintahuannya begitu besar terhadap seks, apalagi jika teman-temannya mengatakan bahwa sensasi seks terasa di awang – awang , ditambah lagi adanya infomasi yang tidak terbatas masuknya, maka rasa penasaran tersebut semakin mendorong mereka untuk lebih jauh lagi melakukan berbagai macam percobaan yang tanpa mereka sadari bahwa percobaan tersebut berbahaya.

4. Tontonan tidak mendidik.

Di era globalisasi ini, banyak sekali tontonan yang sangat merusak melalui perantara internet maupun televisi. Tontonan yang baik menghasilkan perilaku yang baik dan tontonan yang buruk menghasilkan perilaku yang buruk. Di era ini, banyak sekali tontonan “panas” yang menjadi asupan remaja. Hal ini sangat mendorong remaja untuk menirukan apa yang mereka lihat karena keingintahuan mereka yang
sangat besar.

5. Rendahnya pengetahuan tentang bahaya seks bebas.

Bagi mereka yang pernah merasakan seksualitas, seks bebas adalah suatu hal yang wajar bagi pergaulan mereka. Faktor pengetahuan yang minim ditambah rasa ingin tahu yang tinggi, kurangnya pengetahuan akan dampak dan akibat akan hal yang akan dilakukan dapat memudahkan untuk terjerumus ke dalam hal-hal yang negatif.

6. Salah bergaul.

Teman merupakan orang yang sangat berpengaruh bagi para remaja. Apabila seorang remaja sudah salah dalam memilih teman maka akibatnya akan fatal. Memilih teman berarti memilih masa depan, maka siapapun yang ingin masa depannya cerah ditengah bekapan arus globalisasi, serta luas ilmu dan wawasannya, maka ia harus pandai dalam memilih teman. Ada banyak sebab remaja melakukan pergaulan bebas. Penyebab tiap remaja mungkin berbeda tetapi semuanya berakar dari penyebab utama yaitu kurangnya pegangan hidup remaja dalam hal keyakinan atau agama dan ketidakstabilan emosi remaja. Hal tersebut menyebabkan perilaku yang tidak terkendali. Namun hal yang terpenting adalah memperkuat iman setiap remaja. Karena jikalau iman remaja tersebut kuat, untuk melakukan hal yang dianggapnya menyimpang pun takkan dilakukan.


Dampak negatif budaya seks bebas.


Dampak negatif budaya seks bebas - berbagaireviews.com


Budaya Seks bebas lebih banyak menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan dan martabat kaum remaja atau dewasa yang melakukannya. Dampak negatif tersebut adalah:

1. Hilangnya harga diri.

Hilangnya kehormatan dan jatuh martabatnya baik di hadapan Tuhan maupun sesama manusia serta merusak masa depannya, dan meninggalkan memori buruk yang berkepanjangan bukan saja kepada pelakunya bahkan kepada seluruh keluarganya. Kehormatan sangat penting bagi setiap manusia, terutama pada wanita. Jika kehormatan tersebut sudah hilang maka akan jelas terlihat perbedaannya dengan wanita yang masih menjaganya.

2. Prestasi menurun.

Apabila seorang remaja sudah melakukan seks bebas, maka pikirannya akan selalu tertuju pada hal negatif tersebut. Rasa ingin mengulanginya selalu ada, sehingga tingkat kefokusannya dalam mengikuti proses belajar akan menurun. Malas belajar, malas mengerjakan tugas dan lain sebagainya dapat menurunkan prestasi remaja tersebut.

3. Hamil di luar nikah.

Hamil diluar nikah akan sangat menimbulkan masalah bagi pelaku. Terutama bagi remaja yang masih sekolah, pihak sekolah akan mengeluarkan pelaku jika ketahuan siswanya kedepatan ada yang hamil. Sedangkan bagi pelaku yang kuliah hamil diluar nikah akan menimbulkan rasa malu yang luar biasa terutama orang tua.

4. Aborsi dan bunuh diri.

Terjadinya hamil diluar nikah akibat seks bebas akan menutup jalan pikiran pelaku, guna menutupi keburukan ataupun mencari jalan keluar agar tidak merusak nama baik dirinya dan keluarganya hal tersebut dapat berujung pada pembunuhan janin melalui aborsi bahkan bunuh diri.

5. Tercorengnya nama baik keluarga.

Semua orang tua akan merasa sakit hatinya jika anak yang dibangga-banggakan juga diidam-idamkan hamil diluar nikah. Nama baik keluarga akan tercoreng karna hal tersebut, dan hal tersebut akan meninggalkan luka yang mendalam dihati keluarga.

6. Tekanan batin.

Tekanan batin yang mendalam dikarenakan penyesalan. Akibat penyesalan tersebut pelaku akan sering murung dan berpikir yang tidak rasional.

7. Terjangkit penyakit.

Mudah terjangkit penyakit HIV/AIDS serta penyakit-penyakit kelamin yang mematikan, seperti penyakit herpes dan kanker mulut rahim. Jika hal tersebut terus dilakukan, penyakit tersebut dapat menularkannya pada orang lain disekitarnya dan cukup membahayakan.


Tindakan menangkal budaya seks bebas.


Solusi mencegah budaya seks - berbagaireviews.com


Tidak ada suatu persoalan atau masalah yang tanpa solusi. Persoalan seks bebas harus ditangani oleh orang tua, sekolah, Pemerintah, dan remaja sendiri. Diperlukan refleksi moral untuk menangkalnya.

Berikut refleksi moral yang dapat dilakukan untuk menangkal budaya seks bebas:

1. Hindari lingkungan yang buruk.

Lingkungan merupakan area bersosialisasi setelah keluarga. Ketika lingkungan yang digunakan untuk bersosialisasi bukanlah lingkungan yang baik, maka perilaku menyimpang dapat saja terjadi. Menjadi pekerjaan orang tualah untuk mendidik anaknya supaya dapat mengerti baik dan buruk suatu perilaku sejak dini. Namun terkadang karena kesibukan dari orang tua maka anak yang tidak mendapat pengawasan dengan baik dan akhirnya banyak dari mereka yang terjerumus pada pergaulan bebas.

Banyak dari orang tua yang berdalih jika pekerjaan mereka adalah untuk kebutuhan anak juga. Hal ini memang dibenarkan namun ketika anak merasa diabaikan maka sebagai pelampiasannya, anak akan dengan mudah bergaul dengan pergaulan yang salah. Solusi yang tepat untuk hal ini tentu dapat dilakukan dengan cara membagi waktu antara pekerjaan dan waktu untuk mengurusi serta memperhatikan anak-anak dengan baik.

2. Batasi waktu keluar rumah.

Waktu untuk bersosialisasi memang penting namun harus ada aturan dan batas-batasannya. Batasan dan aturan di dalam keluarga, harus dibicarakan dengan seluruh anggota keluarga agar nyaman satu dengan yang lain. Aturan yang dibuat tersebut dapat digunakan untuk membatasi ruang lingkup anak supaya tidak terjerumus pada pergaulan yang tidak sehat.Terutama pada malam hari, sebaiknya anak tidak boleh keluar kecuali ada hal yang mendesak atau dapat pula dengan didampingi oleh orang tua. Tidak adanya batasan waktu, membuat seorang anak akan lebih bebas sehingga dampak dari pergaulan bebas pun tidak dapat dielakkan.

3. Isi waktu kosong.

Ada banyak kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengisi waktu yang kosong dengan kegiatan yang bersifat positif. Mengisi waktu kosong menghindarkan diri dari sikap bermalas-malasan atau bahkan pergi keluar untuk bergaul dengan mereka yang telah terjerumus. Untuk remaja, isilah waktu kosong dengan kegiatan – kegiatan yang mendukung keahlian ataupun kemampuan seperti ekstrakurikuler dan organisasi. Dengan begitu, waktu akan terisi oleh hal – hal yang bernilai.

4. Jangan salah bergaul.

Bagi remaja yang kini sedang pubertas, mereka pasti akan memilih teman yang mengasyikan daripada yang baik. Walaupun tidak boleh membeda – bedakan teman, tapi ada baiknya apabila memilih teman yang memang baik untuk masa depan kita. Memilih teman yang dalam artian tidak menjerumuskan kita pada kondisi yang buruk. Apabila seorang remaja sudah memiliki teman yang “tidak benar” maka secara tidak sadar remaja tersebutakan terbawa arus yang “tidak benar”

5. Memperdalam iman.

Kuatnya iman dan dekatnya hubungan remaja dengan Tuhan-nya akan membawa mereka jauh dari kata dosa. Semakin banyak kita memperdalam dan memperkuat iman, maka semua ajaran yang menyimpang pun sudah pasti tidak akan dilakukan. Kuatnya iman inilah yang membawa mereka jauh dari terjerumus kata dosa.

6. Tidak mencoba - coba.

Masa remaja yang dipenuhi dengan teka – teki sehingga mengakibatkan rasa ingin tahu yang besar membuat remaja ingin mencoba hal – hal baru. Memang wajar sekali remaja memiliki perasaan tersebut, tapi ada baiknya dipilah terlebih dahulu apa yang harus di coba dan tidak. Hal – hal yang harus mereka coba adalah sesuatu yang bersifat positif dan membawa mereka pada keberhasilan. Mencoba sesuatu yang bersifat negatif akan membawa mereka pada hal yang tidak diinginkan di kemudian hari.

7. Peranan orang tua.

Orang tua dan keluarga adalah lingkungan yang terdekat dengan remaja. Pengawasan orang tua dalam perkembangan remaja haruslah intensif. Orangtua harus meluangkan waktunya bersama anak – anak mereka agar anak – anak tersebut merasa diperhatikan. Rasa diperhatikan inilah yang membuat remaja akan selalu nyaman berada dirumah. Walaupun begitu, orang tua juga harus bisa menjadi teman bagi anak – anak mereka agar nantinya mereka akan selalu merasa lengkap berada di lingkungan keluarga.


Kesimpulan tentang budaya seks bebas.
Terjadinya seks bebas di kalangan remaja dikarenakan banyak faktor, yang paling utama adalah pesatnya perkembangan jaman. Hal tersebut membuat pergaulan menjadi bebas sehingga banyak remaja yang bergaul tanpa batasan dan etika. Dari faktor-faktor penyebab seks bebas yang terurai diatas, dapat diketahui bahwa hal – hal tersebut harus diperhatikan dan harus dihindarkan dari remaja. Mengetahui dari dampak- dampak yang dihasilkan seks bebas, ternyata itu sangat mempengaruhi masa depan remaja.

Bayangkan apabila seorang remaja yang hamil akibat seks bebas itu dengan terpaksa harus putus di bangku sekolah akibat ulahnya. Bilamana seorang remaja ternyata terinfeksi oleh penyakit HIV, pastilah remaja itu harus diasingkan agar tidak menularkan penyakit. Dari dampak- dampak diatas, dikethaui bahwa ada baiknya remaja dari sedini mungkin sudah diberikan pemahaman yang benar mengenai seks bebas. Perlu ada dan diingatkan terus untuk melakukan refleksi moral agar kelak remaja tersebut mengerti mengenai seks bebas dan paham dengan risiko yang ditanggung apabila melakukannya. Remaja harus berkembang menjadi dewasa tanpa seks bebas dan narkoba.


Demikianlah ulasan tentang budaya seks bebas yang dapat kami sampaikan, jika ada kesalahan dan kekurangannya, kami mohon maaf, silahkan tinggalkan komentar dengan sifatnya membangun menjadi lebih baik. Semoga bermanfaat dan terima kasih.

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar