Biografi dan Profil Prof. Dr. Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie, Pencetus Rumus “Faktor Habibie”, Bapak Teknologi Pesawat Indonesia. | Berbagai Reviews

Kumpulan Artikel Pendidikan Pengetahuan dan Wawasan Dunia

20 September 2019

Biografi dan Profil Prof. Dr. Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie, Pencetus Rumus “Faktor Habibie”, Bapak Teknologi Pesawat Indonesia.

| 20 September 2019

Profil dan biografi Dr. Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie - berbagaireviews.com


Banyaknya prestasi yang telah digapai oleh BJ Habibie, dan perannya dalam dunia penerbangan nasional maupun internasional. Prof. Dr. Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie, FREng (lahir di Parepare, Sulawesi Selatan, 25 Juni 1936 – meninggal di Jakarta, 11 September 2019 pada umur 83 tahun) adalah Presiden Republik Indonesia yang ketiga. Sebelumnya, B.J. Habibie menjabat sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia ke-7, menggantikan Try Sutrisno. B. J. Habibie menggantikan Soeharto yang mengundurkan diri dari jabatan presiden pada tanggal 21 Mei 1998.


Profil B.J. Habibie.


Profil dan biografi B. J. Habibie - berbagaireviews.com
 

Prof. Dr. Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie, FREng adalah Presiden Republik Indonesia yang ketiga. Sebelumnya, B.J. Habibie menjabat sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia ke-7, menggantikan Try Sutrisno. B. J. Habibie menggantikan Soeharto yang mengundurkan diri dari jabatan presiden pada tanggal 21 Mei 1998. B.J.
  • Meninggal: 11 September 2019, Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto, Jakarta Trending
  • Lahir: 25 Juni 1936, Parepare
  • Jabatan dalam kabinet yang pernah dipegang: Menteri Negara Riset dan Teknologi/Ketua BPPT/Kepala BPIS, LAINNYA
  • Kementerian yang pernah dikelola: Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia
  • Menjabat dalam kabinet: Kabinet Pembangunan VI, LAINNYA
  • Era kabinet: Orde Baru

Latar Belakang Keluarga BJ Habibie

Parepare, 25 Juni 1936 adalah tempat dan tanggal lahir BJ Habibie atau yang mempunyai nama lengkap Prof. DR (HC). Ing. Dr. Sc. Mult. Bacharuddin Jusuf Habibie. Beliau merupakan anak ke empat dari delapan bersaudara, orangtuanya bernama Alwi Abdul Jalil Habibie (Ayah) dan Raden Ajeng Tuti Marini Puspowordjojo (Ibu).

Ayah dari BJ Habibie adalah seorang ahli pertanian yang berasal dari etnis Gorontalo berdarah Bugis, dan ibunya beretnis Jawa yang merupakan anak dari spesialis mata di Yogya yang bernama Puspowardjojo. Dari biografi BJ Habibie dapat diketahui bahwa beliau tumbuh dalam keluarga yang religious. Ayahnya, Alwi Abdul Jalil selalu membacakan ayat suci Al-qur’an setiap harinya. Bahkan Habibie sendiri mengatakan bahwa ia selalu merasa tenang apabila sang ayah membacakan Al-qur’an di hadapannya.

Dalam satu hari ayahnya biasa membacakan satu sampai dua juz. Dari kebiasaan tersebut tak heran apabila Habibie dapat membaca Al-qur’an dengan fasih pada usia 3 tahun. Habibie kecil sangat gemar membaca dan olahraga menunggang Kuda. Karena kebiasaannya itu ia dikenal sangat cerdas ketika masih berada di sekolah dasar. Beliau harus kehilangan seorang ayah disaat usianya 14 tahun karena ayahnya terkena serangan jantung saat shalat Isya bersamanya pada tanggal 3 September 1950.

Setelah sang ayah meninggal, kemudian ibunya menjual rumah dan kendaraan lalu pindah ke Bandung bersama Habibie dan saudaranya. Di Bandung Habibie melanjutkan sekolah di Gouverments Middlebare School, di sekolah ini ia mulai terlihat prestasinya dan menjadi sosok favorit dikalangan siswa lainnya.


Keluarga B.J. Habibie.

B.J. Habibie merupakan anak keempat dari delapan bersaudara, pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan R.A. Tuti Marini Puspowardojo. Ayahnya yang berprofesi sebagai ahli pertanian yang berasal dari etnis Gorontalo, sedangkan ibunya dari etnis Jawa.

Alwi Abdul Jalil Habibie (Ayah dari B.J. Habibie) memiliki marga "Habibie", salah satu marga asli dalam struktur sosial Pohala'a (Kerajaan dan Kekeluargaan) di Gorontalo. Sementara itu, R.A. Tuti Marini Puspowardojo (Ibu dari B.J. Habibie) merupakan anak seorang dokter spesialis mata di Jogjakarta, dan ayahnya yang bernama Puspowardjojo bertugas sebagai pemilik sekolah.

Marga Habibie dicatat secara historis berasal dari wilayah Kabila, sebuah daerah di Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Dari silsilah keluarga, kakek dari B.J. Habibie merupakan seorang pemuka agama, anggota majelis peradilan agama serta salah satu pemangku adat Gorontalo yang tersohor pada saat itu.[21] Keluarga besar Habibie di Gorontalo terkenal gemar beternak sapi, memiliki kuda dalam jumlah yang banyak, serta memiliki perkebunan kopi. Sewaktu kecil, Habibie pernah berkunjung ke Gorontalo untuk mengikuti proses khitanan dan upacara adat yang dilakukan sesuai syariat islam dan adat istiadat Gorontalo.


Pernikahan B.J. Habibie


B.J. Habibie menikah dengan Hasri Ainun Besari pada tanggal 12 Mei 1962 di Rangga Malela, Bandung. Akad nikah Habibie dan Ainun digelar secara adat dan budaya Jawa, sedangkan resepsi pernikahan digelar keesokan harinya dengan adat dan budaya Gorontalo di Hotel Preanger. Ketika menikah dengan Habibie, Ainun dihadapkan dengan dua pilihan, memilih untuk tetap bekerja di rumah sakit anak-anak di Hamburg atau berperan serta berkarya di belakang layar sebagai istri dan ibu rumah tangga . Setelah berdiskusi dengan Habibie, Ainun pun akhirnya memilih opsi yang kedua. Dari pernikahan keduanya, Habibie dan Ainun dikaruniai dua orang putra, yaitu Ilham Akbar Habibie dan Thareq Kemal Habibie.


Pendidikan B.J. Habibie.

B. J. Habibie pernah menuntut ilmu di Sekolah Menengah Atas Kristen Dago. Habibie kemudian belajar tentang keilmuan teknik mesin di Fakultas Teknik Universitas Indonesia Bandung (sekarang Institut Teknologi Bandung) pada tahun 1954. Pada 1955–1965, Habibie melanjutkan studi teknik penerbangan, spesialisasi konstruksi pesawat terbang, di RWTH Aachen, Jerman Barat, menerima gelar diplom ingenieur pada 1960 dan gelar doktor ingenieur pada 1965 dengan predikat summa cum laude.


Pekerjaan dan Karier B.J. Habibie

Habibie pernah bekerja di Messerschmitt-Bölkow-Blohm, sebuah perusahaan penerbangan yang berpusat di Hamburg, Jerman. Pada tahun 1973, ia kembali ke Indonesia atas permintaan mantan presiden Soeharto. Habibie kemudian menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi sejak tahun 1978 sampai Maret 1998. Gebrakan B. J. Habibie saat menjabat Menristek diawalinya dengan keinginannya untuk mengimplementasikan "Visi Indonesia". Menurut Habibie, lompatan-lompatan Indonesia dalam "Visi Indonesia" bertumpu pada riset dan teknologi, khususnya pula dalam industri strategis yang dikelola oleh PT. IPTN, PINDAD, dan PT. PAL. Targetnya, Indonesia sebagai negara agraris dapat melompat langsung menjadi negara Industri dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Sementara itu, ketika menjabat sebagai Menristek, Habibie juga terpilih sebagai Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) yang pertama. Habibie terpilih secara aklamasi menjadi Ketua ICMI pada tanggal 7 Desember 1990. Puncak karir Habibie terjadi pada tahun 1998, dimana saat itu ia diangkat sebagai Presiden Republik Indonesia (21 Mei 1998 – 20 Oktober 1999), setelah sebelumnya menjabat sebagai Wakil Presiden ke-7 (menjabat sejak 14 Maret 1998 hingga 21 Mei 1998) dalam Kabinet Pembangunan VII di bawah Presiden Soeharto.


Riwayat Pekerjaan B.J. Habibie.
  • Direktur Utama PT Perindustrian Angkatan Darat (Pindad)
  • Ketua Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
  • Ketua Dewan Pembina Industri Strategis (BPIS)
  • Ketua Badan Pengelola Industri Strategis (BPIS)
  • Ketua Dewan Riset Nasional (1999)
  • Ketua Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam
  • Anggota Dewan Komisaris Pertamina
  • Asisten Riset Ilmu Pengetahuan Institut Kontruksi Ringan Rheinsich Westfaelische Technische Hochshule, Aachen, Jerman Barat (1960–1965)
  • Kepala Departemen Riset dan Pengembangan Analisa Struktur, Hamburg, Jerman Barat (1966–969)
  • Kepala Divisi Metode dan Teknologi Pesawat Komersil/Pesawat Militer Messerschmidt Boelkow Blohm (MBB) Gmbh, Hamburg, Jerman Barat (1969–1973)
  • Wakil Presiden/Direktur Teknologi Messerschmidt Boelkow Blohm (MBB), Hamburg, Jerman Barat (1974–1978)
  • Penasihat Direktur Utama (Dirut) Pertamina (1974–1978)
  • Direktur Utama PT Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN), Bandung (1976)
  • Direktur Utama PT Pelayaran Armada Laut (PAL), Surabaya (1978)
  • Profesor Kehormatan/Guru Besar dalam bidang Konstruksi Pesawat Terbang Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung (1997)
Riwayat Karir Pemerintahan B.J. Habibie.
  • Menteri Negara Riset dan Teknologi Kabinet Pembangunan III (1978–1983)
  • Menteri Negara Riset dan Teknologi Kabinet Pembangunan IV (1983–1988)
  • Menteri Negara Riset dan Teknologi Kabinet Pembangunan V (1988–1993)
  • Menteri Negara Riset dan Teknologi Kabinet Pembangunan VI (1993–1998)
  • Ketua Tim Keputusan Presiden (Keppres) 35
  • Wakil Presiden RI (1998)
  • Presiden RI (1998–1999)

Pelantikan Presiden B.J. Habibie pada tanggal 21 Mei 1998.

Habibie mewarisi kondisi keadaan negara kacau balau pasca pengunduran diri Soeharto pada masa orde baru, sehingga menimbulkan maraknya kerusuhan dan disintegerasi hampir seluruh wilayah Indonesia. Segera setelah memperoleh kekuasaan Presiden Habibie segera membentuk sebuah kabinet. Salah satu tugas pentingnya adalah kembali mendapatkan dukungan dari Dana Moneter Internasional dan komunitas negara-negara donor untuk program pemulihan ekonomi. Dia juga membebaskan para tahanan politik dan mengurangi kontrol pada kebebasan berpendapat dan kegiatan organisasi.

Pada era pemerintahannya yang singkat ia berhasil memberikan landasan kukuh bagi Indonesia, pada eranya dilahirkan UU Anti Monopoli atau UU Persaingan Sehat, perubahan UU Partai Politik dan yang paling penting adalah UU otonomi daerah. Melalui penerapan UU otonomi daerah inilah gejolak disintegrasi yang diwarisi sejak era Orde Baru berhasil diredam dan akhirnya dituntaskan di era presiden Susilo Bambang Yudhoyono, tanpa adanya UU otonomi daerah bisa dipastikan Indonesia akan mengalami nasib sama seperti Uni Soviet dan Yugoslavia.


Kebijakan Politik B.J. Habibie.

Langkah-langkah yang dilakukan BJ Habibie di bidang politik adalah:
  • Memberi kebebasan pada rakyat untuk menyalurkan aspirasinya sehingga banyak bermunculan partai-partai politik baru yakni sebanyak 48 partai politik
  • Membebaskan narapidana politik (napol) seperti Sri Bintang Pamungkas (mantan anggota DPR yang masuk penjara karena mengkritik Presiden Soeharto) dan Muchtar Pakpahan (pemimpin buruh yang dijatuhi hukuman karena dituduh memicu kerusuhan di Medan tahun 1994)
  • Mencabut larangan berdirinya serikat-serikat buruh independen
  • Membentuk tiga undang-undang yang demokratis yaitu :
  1. UU No. 2 tahun 1999 tentang Partai Politik
  2. UU No. 3 tahun 1999 tentang Pemilu
  3. UU No. 4 tahun 1999 tentang Susunan Kedudukan DPR/MPR


Kebijakan Ekonomi B.J. Habibie.

Di bidang ekonomi, ia berhasil memotong nilai tukar rupiah terhadap dollar masih berkisar antara Rp 10.000 – Rp 15.000. Namun pada akhir pemerintahannya, terutama setelah pertanggungjawabannya ditolak MPR, nilai tukar rupiah meroket naik pada level Rp 6500 per dolar AS nilai yang tidak akan pernah dicapai lagi di era pemerintahan selanjutnya. Selain itu, ia juga memulai menerapkan independensi Bank Indonesia agar lebih fokus mengurusi perekonomian. Untuk menyelesaikan krisis moneter dan perbaikan ekonomi Indonesia, BJ Habibie melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
  • Melakukan restrukturisasi dan rekapitulasi perbankan melalui pembentukan BPPN dan unit Pengelola Aset Negara
  • Melikuidasi beberapa bank yang bermasalah
  • Menaikkan nilai tukar rupiah terhadap dolar hingga di bawah Rp. 10.000,00
  • Membentuk lembaga pemantau dan penyelesaian masalah utang luar negeri
  • Mengimplementasikan reformasi ekonomi yang disyaratkan IMF
  • Mengesahkan UU No. 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan yang Tidak Sehat
  • Mengesahkan UU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

Akhir Jabatan Presiden B.J. Habibie.

Menurut pihak oposisi, salah satu kesalahan terbesar yang ia lakukan saat menjabat sebagai Presiden ialah memperbolehkan diadakannya referendum provinsi Timor Timur (sekarang Timor Leste). Ia mengajukan hal yang cukup menggemparkan publik saat itu, yaitu mengadakan jajak pendapat bagi warga Timor Timur untuk memilih merdeka atau masih tetap menjadi bagian dari Indonesia. Pada masa kepresidenannya, Timor Timur lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia dan menjadi negara terpisah yang berdaulat pada tanggal 30 Agustus 1999.

Kasus inilah yang mendorong pihak oposisi yang tidak puas dengan latar belakang Habibie semakin giat menjatuhkannya. Upaya ini akhirnya berhasil saat Sidang Umum 1999, ia memutuskan untuk tidak mencalonkan diri lagi setelah laporan pertanggungjawabannya ditolak oleh MPR.


Pasca - kepresidenan B.J. Habibie.


Setelah ia tidak menjabat lagi sebagai presiden, Habibie sempat tinggal dan menetap di Jerman. Tetapi, ketika era kepresidenan Susilo Bambang Yudhoyono, ia kembali aktif sebagai penasihat presiden untuk mengawal proses demokratisasi di Indonesia lewat organisasi yang didirikannya Habibie Center dan akhirnya menetap dan berdomisili di Indonesia.

Kontribusi besar Habibie bagi bangsa ini pun tetap tercurahkan ketika masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Habibie aktif memberikan masukan dan gagasan pembangunan bagi pengembangan sumber daya manusia di Indonesia. Kesibukan lain dari B. J. Habibie adalah mengurusi industri pesawat terbang yang sedang dikembangkannya di Batam. Habibie menjabat sebagai Komisaris Utama dari PT. Regio Aviasi Industri, sebuah perusahaan perancang pesawat terbang R-80 dan kemudian menyerahkan pucuk pimpinan perusahaan tersebut kepada anaknya, Ilham Habibie.


Kematian B.J. Habibie.

Habibie meninggal dunia di RSPAD Gatot Subroto pada tanggal 11 September 2019 karena penyakit yang dideritanya (gagal jantung) dan faktor usia. Sebelumnya, Habibie telah menjalani perawatan intensif sejak 1 September 2019. Ia kemudian dimakamkan di samping istrinya di Taman Makam Pahlawan Kalibata pada tanggal 12 September 2019 pukul 14.00 WIB. Upacara pemakaman dihadiri oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.


Penghargaan B.J. Habibie
  • Anggota Kehormatan Persatuan Insinyur Malaysia (IEM)
  • Anggota Kehormatan Japanese Academy of Engineering
  • Anggota Kehormatan The Fellowship of engineering of United Kingdom, London
  • Anggota Kehormatan The National Academy of Engineering, AS
  • Anggota Kehormatan Academie Nationale de l'Air et de l'Espace, Perancis
  • Anggota Kehormatan The Royal Aeronautical Society, Inggris
  • Anggota Kehormatan The Royal Swedish Academy of engineering Science, Swedia
  • Anggota Kehormatan Gesselschaft Fuer Luft und Raumfarht (Lembaga Penerbangan & Ruang Angkasa) Jerman
  • Anggota Kehormatan American Institute of Aeronautics and Astronautics, AS
  • Anggota Kehormatan Masyarakat Aeronautika Kerajaan Inggris (1983)
  • Anggota Kehormatan Lembaga Penerbangan dan Antariksa, Jerman (1983)
  • Anggota Kehormatan Akademi Aeronautika Perancis (1985)

Tanah Kelahiran B.J. Habibie .
B.J. Habibie dilahirkan di salah satu kota tua di Sulawesi Selatan, yaitu Kota Parepare. Kota Parepare merupakan tempat tinggal Habibie sewaktu kecil bersama kedua orang tuanya. Karena kenangannya kecil berada di kota tersebut, maka pemerintah daerah pun begitu tinggi mengapresiasi sosok Habibie sebagai tokoh kebanggaan Parepare yang diwujudkan dalam beberapa kebijakan pemerintah, diantaranya:
  • Pembangunan Monumen Cinta Ainun Habibie di Kota Parepare
  • Pembangunan Rumah Sakit Daerah Ainun Habibie di Kota Parepare
  • Penggunaan nama B.J. Habibie sebagai nama ruas jalan protokol di Kota Parepare
  • Usulan Pendirian Institut Teknologi Habibie di Pare Pare

Apresiasi Pemerintah Daerah Tanah Leluhur dan Kampung Halaman B.J. Habibie

Gorontalo merupakan daerah asal dari keluarga besar B.J. Habibie di Sulawesi. Daerah ini begitu erat kaitannya dengan jejak historis Habibie sewaktu kecil. Adapun beberapa bentuk apresiasi pemerintah daerah di Gorontalo atas jasa dan pengabdian Habibie bagi bangsa dan negara selama ini, diantaranya adalah:
  • Pemberian Gelar Adat Pulanga (sebuah gelar adat tertinggi) dari Dewan Adat dan Pemangku Adat 5 Kerajaan di Gorontalo (Limo lo Pohala'a)
  • Pembangunan Monumen B.J. Habibie di wilayah Isimu, Gorontalo
  • Pembangunan dan Peresmian Rumah Sakit Provinsi dr. Ainun Habibie di Limboto
  • Usulan penggunaan nama Universitas B.J. Habibie, menggantikan nama Universitas Negeri Gorontalo
  • Usulan penggunaan nama Bandar Udara B.J. Habibie, menggantikan nama Bandar Udara Djalaluddin Gorontalo
  • Usulan Pembangunan Museum Habibie yang berlokasi di Rumah Keluarga Besar Habibie, Gorontalo
  • Penggunaan nama B.J. Habibie sebagai nama ruas jalan protokol di Gorontalo.


Demikianlah yang dapat kami sajikan, jika ada kesalahan atau kekurangan kami mohon maaf, silahkan tinggalkan komentar dengan sifatnya membangun untuk menjadi lebih baik. Semoga bermanfaat dan terima Kasih.

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar