Sistem Ekonomi Tradisional, Traditional Economy. | Berbagai Reviews

Kumpulan Artikel Pendidikan Pengetahuan dan Wawasan Dunia

9 Maret 2017

Sistem Ekonomi Tradisional, Traditional Economy.

| 9 Maret 2017
Pengertian Sistem Ekonomi Tradisional.

Sistem ekonomi tradisional adalah sistem ekonomi yang dijalankan secara bersama untuk kepentingan bersama sesuai dengan tata cara yang biasa ditempuh oleh nenek moyang sebelumnya, dimana kegiatan ekonominya masih sangat sederhana yang diterapkan oleh masyarakat secara turun-temurun dengan hanya mengandalkan alam dan tenaga kerja. Sistem ekonomi tradisional ini merupakan sistem ekonomi yang diterapkan oleh masyarakat tradisional secara turun temurun Dalam sistem ini segala hal yang diperlukan untuk kegiatan perekonomian, dipenuhi sendiri oleh masyarakat itu sendiri. Karena dalam sistem ekonomi tradisional, tugas pemerintah hanya terbatas memberikan perlindungan dalam bentuk pertahanan dan menjaga ketertiban umum. dengan kata lain, kegiatan ekonomi yaitu masalah apa dan berapa, bagaimana, dan untuk siapa barang diproduksi semuanya diatur oleh masyarakat.


berbagaireviews.com


Sistem ekonomi tradisional ini biasanya terdapat pada kehidupan masyarakat sederhana yang menggantungkan pada hasil alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sehingga dalam sistem ekonomi ini rumah tangga bertindak sebagai produsen sekaligus konsumen demi memenuhi kebutuhannya sendiri.
Sistem ekonomi tradisional merupakan suatu sistem ekonomi dimana organisasi kehidupan ekonomi dijalankan menurut kebiasaan, tradisi masyarakat secara turun temurun dengan mengandalkan faktor produksi apa adanya. Biasanya sistem ekonomi tradisional dapat dijumpai pada daerah pedesaan seperti daerah perkebunan dan persawahan.

Ciri - ciri Sistem Ekonomi Tradisional.

berbagaireviews.com

Adapun ciri-ciri sistem ekonomi tradisional, diantaranya :
  • Belum adanya pembagian kerja yang jelas. Karena dalam pengerjaan seperti sawah, kebun, ladang dan lain sebagainya tidak ada pembagian kerja yang jelas karena semuanya dapat dikerjakan secara sendiri maupun bersama-sama.
  • Ketergantungan pada sektor pertanian/agraris. Karena perekonomian di daerah pedesaan berjalan karena pertanian seperti sawah, kebun, ladang dan sebagainya.
  • Ikatan tradisi bersifat kekeluargaan sehingga kurang dinamis. Ikatan kekeluargaan dan persaudaraan di daerah pedesaan lebih terasa, sehingga perkembangan ekonomi kurang signifikan.
  • Teknologi  produksi sederhana, karena masih mengandalkan teknologi sederhana dalam menggarap pertanian, seperti menggunakan cangkul, kerbau, dan alat tradisional lainnya.
  • Alam merupakan sumber kehidupan dan sumber kemakmuran.
  • Hanya sedikit menggunakan modal.
  • Jenis produksi disesuaikan dengan kebutuhan setiap rumah tangga.
  • Masih menggunakan sistem barter dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya.
  • Proses produksi dan sistem distribusinya terbentuk karena kebiasaan atau tradisi yang berlaku di tengah masyarakat.
  • Terpeliharanya sifat kekeluargaan dalam kehidupan masyarakat.
  • Teknik produksi dipelajari secara turun temurun dan bersifat sederhana.
  • Masih terikat tradisi.
Kelebihan Sistem Ekonomi Tradisional.
  • Menimbulkan rasa kekeluargaan dan kegotong-royongan serta saling membutuhkan antara satu individu dengan individu lain dalam memenuhi kebutuhannya.
  • Pertukaran secara barter dilandasi rasa kejujuran daripada mencari keuntungan. Ini mencerminkan bahwa sistem ekonomi tradsional dilandadasi kejujuran dan tidak mementingkan keuntungan karena di daerah pedesaan umumnya rasa kekeluargaan lebih pekat dibanding dengan kepentingan pribadi.
  • Tidak terdapat persaingan yang tidak sehat.
  • Masyarakat merasa sangat aman, karena tidak ada beban berat yang harus dipikul.
  • Sistem perekonomian dilaksanakan atas kepentingan bersama, maka masing-masing individu tidak mengutamakan kepentingan pribadi.
  • Hubungan masing-masing individu sangat erat karena besarnya sikap tenggang rasa dan berbagi.
  • Kehidupan ekonomi masyarakat cenderung stabil.
  • Masyarakat hidup dalam kebersamaan karena adanya sifat kekeluargaan.
Kekurangan Sistem Ekonomi Tradisional.
  • Pola pikir masyarakat secara umum yang masih statis, karena di daerah pedesaan masih minim pengetahuan dan keterampilan tentang penggunaan tekonologi modern. Seperti penggunaan komputer, laptop, smartphone dan lain-lain
  • Hasil produksi terbatas hanya menggantungkan produksi alam dan tenaga kerja apa adanya. Karena di pedesaan produk yang dihasilkan berasal dari alam seperti, padi, jagung, kelapa dan hasil bumi lainnya. Serta masih terbatasnya sumber daya manusia dalam mengembangkan dan membuat produksi seperti tas, keranjang dan produk lain yang bernilai jual lebih tinggi, Inilah yang menyebabkan perkembangan ekonomi lambat.
  • Teknologi yang digunakan masih sangat sederhana, sehingga produktivitasnya rendah.
  • Mutu barang hasil produksi masih rendah.
  • Dikarenakan sistem ini masih menggunakan sistem barter, maka masyarakat hanya fokus pada pemenuhan kebutuhan primer.
  • Menganggap tabu perubahan, sehingga sulit berkembang.
  • Tidak memperhatikan efisiensi dalam mengalokasikan sumber daya ekonomi.
  • Kegiatan ekonomi hanya untuk memenuhi kebutuhan bukan meningkatkan taraf hidup.
  • Tidak memperhitungkan efisiensi dan penggunaan sumber daya.
Negara Penganut Sistem Ekonomi Tradisional.

Sistem perekonomian tradisional biasanya berlaku pada negara-negara yang belum maju, baik dari segi masyarakat maupun peri kehidupannya, misalnya di beberapa negara Afrika yang masih tertinggal. Namun kini sistem ekonomi ini sudah banyak ditinggalkan dan hampir tidak ada lagi negara yang menganutnya. Sementara di Indonesia, pada beberapa suku yang tinggal di daerah terpencil, seperti suku badui dalam dan suku dayak, sistem ini masih digunakan dalam kehidupan sehari-harinya.

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar