Prinsip - Prinsip Akuntansi, The Principles Accounting. | Berbagai Reviews

Kumpulan Artikel Pendidikan Pengetahuan dan Wawasan Dunia

8 Desember 2016

Prinsip - Prinsip Akuntansi, The Principles Accounting.

| 8 Desember 2016
Pada dasarnya ilmu akuntansi merupakan ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan pencatatan, terutama pencataatan laporan keuangan pada suatu sektor ekonomi. Sehingga, untuk menerapkan ilmu akuntansi tersebut diperlukan beberapa prisip dasar sebagai pedoman bagi pengusaha untuk membuat laporan keuangan, agar laporan keuangan perusahaannya dapat disusun sesuai prosedur akuntansi. Prinsip Akuntansi sering kali dilupakan, bahkan sebagian besar kawan perkuliahan bingung menjawab apa saja prinsip prinsip akuntansi itu, mungkin sudah terlalu dalam memahami akuntansi sehingga terlupa hal mendasar ini.

berbagaireviews.com

Prinsip Akuntansi merupakan konsep mendasar yang dipergunakan sebagai acuan didalam seluruh kegiatan akuntansi. Didalam perkembangannya, akuntansi memiliki patokan yang menjadi dasar acuan dalam proses dan segala aktivitasnya. Seluruh aktivitas harus sejalan dengan kaidah kaidah akuntansi yang bisa dinilai secara objektif supaya tidak menyebabkan perbedaan yang pada akhirnya memunculkan permasalahan. Laporan keuangan harus bisa dibaca dan dimengerti oleh semua pihak, untuk itu maka perlu penyeragaman terhadap prosedur akuntansi, maka diciptakanlah Prinsip prinsip akuntansi yang berlaku umum atau yang juga familiar dengan PABU.

Di Indonesia, IAI adalah badan yang mengatur tentang peraturan akuntansi yang berlaku di Indonesia, termasuk prinsip prinsip akuntansi. Prinsip akuntansi disetiap negara tentulah berbeda, menyesuaikan dengan keperluan dan alasan alasan lain yang berbeda ditiap negara.

Berikut ini beberapa prinsip dasar akuntansi yang bisa menjadi pedoman dalam segala aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan akuntasi.

Prinsip Dasar Akuntansi.

1.  Prinsip Biaya Historis.

Prinsip biaya historis atau historical cost principle merupakan sebutan pada keadaan di mana GAAP mewajibkan sebagian besar aktiva diperlakukan dan dilaporkan berdasarkan harga akuisi. Prinsip ini menghendaki digunakannya harga perolehan dalam mencatat aktiva, utang, modal, dan biaya. Harga perolehan tersebut artinya adalah harga pertukaran yang disetujui oleh kedua belah pihak yang tersangkut dalam transaksi. Harga perolehan harus terjadi dalam suatu transaksi di antara kedua belah pihak yang bebas.

2. Prinsip Mempertemukan.

Prinsip mempertemukan atau yang juga disebut sebagai matching principle adalah prinsip yang mempertemukan biaya dengan pendapatan yang timbul karena biaya tersebut. Prinsip ini dapat menentukan besarnya penghasilan bersih dalam setiap periode. Akan tetapi untuk menerapkan prinsip ini maka seorang penyusun laporan keuangan atau akuntan akan kerap menghadapai beberapa kendala, misalnya dalam hal biaya-biaya yang tidak mempunyai hubungan yang jelas dengan pendapatan maka akan sangat sulit untuk mempertemukan antara biaya dengan pendapatannya. Walaupun demikian, kendala tersebut masih dapat diatasi dengan membebankan biaya-biaya tersebut ke dalam periode selanjutnya, hal ini biasa disebut sebagai period cost. Penerapan prinsip mempertemukan ini pada penyusunan laporan keuangan berakibat pada penggunaan dasar waktu (accurual basis) dalam pembebanan biaya. Namun dalam praktiknya digunakan jurnal penyesuaian pada setiap akhir periode untuk mempertemukan antara biaya dengan pendapatan.

3. Prinsip Pengungkapan Penuh.

Prinsip pengungkapan penuh atau full disclosure principle adalah prinsip-prinsip akuntansi yang menyajikan informasi lengkap pada laporan keuangan. Informasi tersebut disajikan dalam sebuah ringkasan dari transaksi-transaksi dalam satu periode dan juga saldo-saldo dari rekening-rekening tertentu. Hal tersebut dilakukan sebab tidak akan mungkin menyajikan semua informasi ke dalam sebuah laporan keuangan. Sedangkan untuk memberikan keterangan tambahan, maka perlu untuk membuat catatan kaki (footnote) dan lampiran-lampiran penting yang dibutuhkan dalam sebuah laporan keuangan.

4. Prinsip Pengakuan Pendapatan.

Prinsip pengakuan pendapatan atau revenue recognition principle merupakan aliran masuk harta-harta yang timbul dari penyerahan barang atau jasa yang dilakukan oleh suatu unit usaha selama suatu periode tertentu. Pendapatan di sini dihitung berdasarkan jumlah kas atau ekuivalen-nya yang diterima dari proses transaksi penjualan dengan pihak bebas.

5. Prinsip Konsistensi.

Prinsip konsistensi atau consistency principle adalah prinsip untuk membandingkan antara suatu laporan keuangan yang dibuat dengan laporan keuangan pada tahun-tahun sebelumnya supaya metode dan prosedur yang digunakan dalam proses akuntansi dapat diterapkan secara konsisten. Jadi jika dalam laporan keuangan tersebut ditemukan suatu perbedaan antara suatu pos dalam dua atau lebih periode, maka dapat segera diketahui bahwa perbedaan yang terjadi tersebut tidaklah disebabkan oleh selisih akibat perbedaan metode.

Prinsip Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum.

1. Prinsip Entitas Ekonomi | Economic Entity Principle.

Prinsip Entitas Ekonomi atau yang sering juga disebut prinsip kesatuan entitas adalah konsep kesatuan usaha dimana akuntansi menganggap bahwa perusahaan adalah sebuah kesatuan ekonomi yang berdiri sendiri dan terpisah dengan pribadi pemilik ataupun entitas ekonomi yang lain. Akuntansi memisahkan dengan jelas kekayaan atau aset perusahaan tidak boleh dicampur dengan kekayaan pribadi pemilik perusahaan. Jadi seluruh pencatatan atas seluruh transaksi yang terjadi tidak diperbolehkan bercampur antara pencatatan usaha dengan transaksi pemilik. Hal ini juga berlaku untuk kewajiban, kewajiban atau hutang pribadi perusahaan harus dipisahkan dengan jelas dari kewajiban perusahaan sehingga ada pemisahan tanggung jawab terhadap keuangan yang jelas.

2. Prinsip Periode Akuntansi.

Pada Prinsip Periode Akuntansi atau yang juga disebut prinsip kurun waktu, penilaian dan pelaporan keuangan perusahaan dibatasi oleh periode waktu tertentu. Hal ini bertujuan agar informasi keuangan bisa dihasilkan tidak harus menunggu usaha yang tengah dijalankan tutup. Umumnya, perusahaan menjalankan usahanya berdasarkan periode akuntansi semisal dimulai tanggal 1 Januari hingga tanggal 31 Desember.

3. Prinsip Biaya Historis.

Prinsip Biaya Historis mengharuskan setiap barang atau jasa yang diperoleh dicatat berdasarkan semua biaya yang dikeluarkan dalam mendapatkannya. Apabila terjadi proses tawar menawar, yang dinilai adalah harga jadi sesuai kesepakatan. Berbagai cara bisa digunakan dalam menilai sebuah aset yang dibeli meliputi nilai buku, nilai pasar, nilai ganti ataupun nilai tunai. Dalam standar GAAP, Prinsip ini harus mempergunakan harga perolehan atau yang juga disebut juga harga akuisisi didalam pencatatan perolehan aset (aktiva), Hutang, Modal (equitas) dan biaya. Lebih lanjut harga perolehan adalah harga pertukaran yang telah disepakatai oleh kedua belah pihak yang terlibat dalam transaksi. Contohnya, apabila perusahaan membeli tanah yang harga pasaran dilokasi tersebut sebesar 100 juta, dan perusahaan membelinya hanya dengan 80 juta, maka yang dicatat dan diakui adalah harga tanah yang 80 juta, harga kesepakatan dengan penjualan.

4. Prinsip Satuan Moneter.

Pada prinsip satuan moneter, pencatatan transaksi hanya yang dinyatakan didalam bentuk mata uang tanpa melibatkan hal hal non-kualitatif. Non kualitatif ini contohnya mutu, prestasi, kestrategisan usaha dan lain lainnya yang tidak bisa dilaporkan atau tidak bisa dinilai dalam bentuk uang. Hal hal seperti itu sangat sudahd untuk dilaporakan pada laporan keuangan walaupun informasi ini bisa jadi sangat relevan dan sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan. Semua pencatatan hanya terbatas pada segala yang bisa diukur dan dinilai dengan satuan uang.

5. Prinsip Kesinambungan Usaha | Going Concern.

Prinsip ini menganggap bahwa sebuah entitas bisnis berjalan secara terus menerus berkesinambungan tanpa ada pembubaran atau penghentian kecuali terdapat peristiwa tertentu yang bisa menyanggahnya.

6. Prinsip Pengungkapan Penuh | Full Disclosure Principle.

Laporan keuangan harus menyajikan informasi informasi yang informatif serta dimaklumkan sepenuhnya.
Prinsip Pengungkapan Penuh merupakan prinsip dimana akuntansi menyajikan informasi yang sangat lengkap dalam laporan keuangan.

Namun, dikarenakan informasi informasi yang disajikan adalah berupa ringkasan atas seluruh transaksi yang terjadi dalam satu periode dan juga terdapat pada saldo saldo dari rekening tertentu, maka tidak mungkin seluruhnya bisa tercover semua didalam laporan keuangan. Maka untuk itu, Didalam laporan keuangan akan diberi keterangan tambahan informasi yang dibutuhkan yang tidak ada didalam laporan keuangan. Informasi tambahan ini bisa berupa catatan kaki atau lampiran. isinya biasanya seperti ini. Pada laporan keuangan, ditulis dalam kurung "()" dibawah post yang bersangkutan atau memakai rekening tertentu.

Prinsip Akuntansi yang digunakan.
Perubahan perubahan, semisal adanya perubahan didalam penerapan prinsip akuntansi, taksiran, koreksi kesalahan, kesatuan usaha. Catatan ini sekaligus menunjukkan bagaimana perlakuan terhadap perubahan yang terjadi tersebut
  • Kemungkinan adanya laba atau rugi yang bersyarat
  • Kontrak kontrak pembelian atau kontrak penting lainnya,
  • Keterangan tambahan yang disusun untuk menunjukkan perhitungan yang lebih rinci dan detail terhadap suatu jumlah tertentu yang dirasa penting dan material
  • Informasi mengenai modal, seperti jumlah saham dan yang lainnya.
7. Prinsip Pengakuan Pendapatan | Revenue Recognition Principle.

Pendapatan adalah kenaikan harta yang diakibatkan oleh kegiatan usaha seperti penjualan, penerimaan bagi hasil, persewaan dan yang lainnya.Dasar yang digunakan dalam mengukur besar kecilnya pendapatan adalah jumlah kas ataupun setara kas (ekuivalennya) yang diperoleh atas transaksi penjualan dengan pihak yang lain. Pendapatan diakui ketika terjadi penjualan barang ataupun jasa, dan ada kepastian tentang jumlah besar kecilnya yang bisa diukur secara handal dengan harta yang diperoleh. Namun ketentuan ini tidak selalu bisa diterapkan sehingga akhirnya muncul ketentuan ketentuan lain untuk bisa mengakui pendapatan. Ketentuan lain ini contohnya adalah pengakuan pendapatan ketika produksi telah selesai, selama barang diproduksi, serta ketika kas atau yang setara kas telah diterima.

8. Prinsip Mempertemukan | Matching Principle.

Prinsip Matching dalam akuntansi maksudnya adalah biaya yang dipertemukan / di"matching"kan dengan pendapatan yang diterima, ini dimaksudkan untuk menetukan besar kecilnya penghasilan bersih ditiap periode. Contoh dan penjelasan lebih dalam Matching Principle pada postingan: Pendapatan diterima Dimuka. Dalam prinsip ini sangat bergantung pada penentuan pendapatan, jika pengakuan pendapatan ditunda contohnya, maka pembebanan biaya juga tidak bisa dilakukan. Ada beberapa kesulitan pada prinsip ini, misalnya biaya yang dikeluarkan tidak berhubungan langsung dengan pendapatan yang diterima.

Contoh:
Biaya administrasi yang tidak bisa dihubungakan dengan pendapatan perusahaan, Namun kasus seperti ini masih bisa diatasi dengan cara membebankan biaya yang dikeluarkan tersebut kedalam periode terjadinya pengeluaran, tidak disandingkan dengan pendapatan.
Biaya yang tidak bisa disandingkan dengan pendapatan tersebut sering disebut dengan Period Cost karena tidak memiliki keterkaitan yang langsung dan jelas dengan pendapatan yang diterima.

9. Prinsip Konsistensi | Consistency Principle.

Prinsip Konsistensi adalah prinsip dimana metode atau prinsip akuntansi yang digunakan dalam pelaporan keuangan tetap digunakan secara konsisten, tidak berubah-ubah metode dan prosedur. Hal ini berguna agar laporan keuangan yang dihasilkan bisa dibandingkan dengan laporan keuangan pada periode periode sebelumnya sehingga bisa memberikan manfaat lebih bagi penggunanya. Metode dan prosedur yang ddigunakan harus diterapkan secara konsisten dari periode ke periode, sehingga bisa dengan cepat diketahui apabila ada perbedaan yang terjadi dengan metode yang sama.

10. Prinsip Materialitas.

Penerapan akuntansi didasarkan pada teori untuk menyeragamkan seluruh aturan, namun kenyataannya tidak semua penerapan akuntansi itu mentaati teori teori yang ada, Maka dari itu tak jarang terjadi adanya pengungkapan informasi yang sifatnya material ataupun immaterial. Prinsip - Prinsip Akuntansi tersebut diatas semestinya diterapkan dengan kesuaian dan ranah akuntansi yang berorientasi kepada pengguna laporan keuangan.

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar