Sahabat Berbagai Reviews, negara Tiongkok atau China dengan nama resmi Republik Rakyat Tiongkok (RRT), merupakan sebuah negara yang terletak di Asia Timur yang beribu kota di Beijing. Negara ini memiliki jumlah penduduk terbanyak di dunia (sekitar 1,4 milyar jiwa) dan luas wilayah 9,69 juta kilometer persegi, menjadikannya negara ke-3 terbesar di dunia. Negara ini didirikan pada tahun 1949 setelah berakhirnya Perang Saudara Tiongkok, dan sejak saat itu dipimpin oleh sebuah partai tunggal, yaitu Partai Komunis Tiongkok (PKT). Sekalipun seringkali dilihat sebagai negara komunis, kebanyakan ekonomi republik ini telah diswastakan sejak tahun 1980-an. Walau bagaimanapun, pemerintah masih mengawasi ekonominya secara politik terutama dengan perusahaan-perusahaan milik pemerintah dan sektor perbankan. Secara politik, ia masih tetap menjadi pemerintahan satu partai.
Sebagai negara dengan penduduk terbanyak di dunia, dengan populasi melebihi 1,4 milyar jiwa (diperkirakan pada awal tahun 2024), yang mayoritas merupakan bangsa Tionghoa. Untuk menekan jumlah penduduk, pemerintah giat menggalakkan kebijakan satu anak. Tiongkok Daratan merupakan istilah yang digunakan untuk merujuk kepada kawasan di bawah pemerintahan RRT dan tidak termasuk kawasan administrasi khusus Hong Kong dan Makau, sementara nama Republik Tiongkok mengacu pada entitas lain yang dulu pernah menguasai Tiongkok sejak tahun 1912 hingga kekalahannya pada Perang Saudara Tiongkok. Saat ini Republik Tiongkok hanya menguasai pulau Taiwan, dan beribu kota di Taipei, oleh karena itu lazim disebut Tionghoa Taipei, terutama dalam even-even olahraga. RRT nomengklaim wilayah milik Republik Tiongkok (yang umum dikenal dengan Taiwan) namun tidak memerintahnya, sedangkan Republik Tiongkok mengklaim kedaulatan terhadap seluruh Tiongkok daratan yang saat ini dikuasai RRT. (lihat pula: Status politik Taiwan
Sejarah Negara China
Setelah Perang Dunia II, Perang Saudara Tiongkok antara Partai Komunis Tiongkok dan Partai Nasionalis Kuomintang berakhir pada 1949 dengan pihak komunis menguasai Tiongkok Daratan dan Kuomintang mengundurkan diri ke pulau Taiwan dan beberapa pulau-pulau lepas pantai di Fujian. Pada 1 Oktober 1949, Mao Zedong memproklamasikan Republik Rakyat Tiongkok dan mendirikan sebuah negara komunis, namun tidak mencoba untuk menguasai pulau Taiwan.
Para pendukung kebijakan Maoisme mengatakan bahwa di bawah Mao, persatuan dan kedaulatan Tiongkok dapat dipastikan untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade terakhir, dan terdapat perkembangan infrastruktur, industri, kesehatan, dan pendidikan, yang mereka percayai telah membantu meningkatkan standar hidup rakyat. Mereka juga yakin bahwa kampanye seperti Lompatan Jauh ke Depan dan Revolusi Kebudayaan penting dalam mempercepat perkembangan Tiongkok dan menjernihkan kebudayaan mereka. Pihak pendukung juga ragu terhadap statistik dan kesaksian yang diberikan mengenai jumlah korban jiwa dan kerusakan lainnya yang disebabkan kampanye Mao. Mereka mengatakan bahwa kelaparan ini disebabkan musibah alam; ada juga yang meragukan jumlah kematian akibat kelaparan tersebut, atau berkata bahwa lebih banyak orang mati karena kelaparan atau sebab politis lainnya pada masa pemerintahan Chiang Kai Shek (1928-1949).
Meskipun begitu, para kritikus kebijakan Mao mengatakan bahwa pemerintahan Mao membebankan pengawasan yang ketat terhadap kehidupan sehari-hari rakyat, dan yakin bahwa kampanye seperti Lompatan Jauh ke Depan dan Revolusi Kebudayaan berperan atau mengakibatkan hilangnya jutaan jiwa, mendatangkan biaya ekonomi yang besar, dan merusak warisan budaya Tiongkok. Lompatan Jauh ke Depan, pada khususnya, mendahului periode kelaparan yang besar di Tiongkok yang mengakibatkan kematian 45 juta orang dalam waktu 4 tahun.
Meskipun ada kelonggaran terhadap kapitalisme, Partai Komunis Tiongkok tetap berkuasa dan telah mempertahankan kebijakan yang mengekang terhadap kumpulan-kumpulan yang dianggap berbahaya, seperti Falun Gong dan gerakan separatis di Tibet. Pendukung kebijakan ini menyatakan bahwa kebijakan ini menjaga stabilitas dalam sebuah masyarakat yang terpecah oleh perbedaan kelas dan permusuhan, yang tidak mempunyai sejarah partisipasi publik, dan hukum yang terbatas. Para pengkritik mengatakan bahwa kebijakan ini melanggar hak asasi manusia yang dikenal komunitas internasional, dan mereka juga mengklaim hal tersebut mengakibatkan terciptanya sebuah negara polisi, yang menimbulkan rasa takut.
Geografi China
China, dikenal sebagai Republik Rakyat China, adalah negara terbesar di Asia Timur dan merupakan negara dengan populasi terbanyak di dunia, dengan lebih dari 1,4 miliar penduduk. Luas wilayahnya sekitar 9,6 juta kilometer persegi, menjadikannya negara terbesar ketiga atau keempat di dunia berdasarkan total area. China berbatasan dengan 14 negara, termasuk India, Rusia, dan Mongolia, serta memiliki garis pantai yang panjang di sepanjang Laut Kuning dan Laut Cina Timur.
RRT sebagai negara terbesar ke-3 di dunia setelah Rusia, Kanada, dan wilayahnya mencakup daratan yang sangat luas di bekas Peradaban Lembah Sungai Kuning. Di timur, bersama dengan pantai Laut Kuning dan Laut Tiongkok Timur, ditemukan luas dan padat yang di tempati lapangan tanah baru; pesisir Laut Tiongkok Selatan lebih bergunung-gunung dan Tiongkok bagian selatan didominasi daerah berbukit dan jajaran gunung yang lebih rendah. Di bagian tengah timur ditemukan delta 2 sungai utama Tiongkok, Huang He (Sungai Kuning) dan Chang Jiang (Sungai Panjang). Sungai-sungai utama lainnya ialah Zhu Jiang, Songhua Jiang, Mekong, Brahmaputra dan Amur.
Bagian barat, jajaran gunung yang utama, khususnya Himalaya dengan titik tertinggi di Tiongkok Gunung Everest, dan ciri-ciri plato tinggi di antara bentang daratan yang lebih kering dari gurun seperti Takla-Makan dan Gurun Gobi. Sebab kemarau panjang dan barangkali pertanian yang rendah membuat badai debu telah menjadi biasa dalam musim semi di Tiongkok. Menurut Badan Perlindungan Lingkungan Tiongkok, Gurun Gobi telah dikembangkan dan merupakan sumber utama badai debu yang mempengaruhi Tiongkok dan bagian Asia Timur Laut lainnya seperti Korea dan Jepang. Pasir dari kawasan utara telah dilaporkan sampai ke pantai barat Amerika Serikat. Pengurusan air sungai (seperti pembuangan sisa tinja, pencemaran oleh kilang, dan ekstraksi air untuk irigasi dan minuman) dan penyusutan tanah bukit telah mengakibatkan dampak buruk pada negara lain.
Letak Secara Geografis China
Secara geografis China terletak di kawasan timur dan berhadapan dengan Samudra Pasifik. Terletak di Asia Timur di sepanjang garis pantai Samudra Pasifik, Tiongkok adalah negara terbesar ketiga di dunia, setelah Rusia dan Kanada. Dengan luas 9,6 juta kilometer persegi dan garis pantai sepanjang 18.000 km, terhitung sekitar 22% dari daratan Asia.
Republik Rakyat Tiongkok berbatasan darat dengan 14 negara (terbanyak setara dengan Rusia di dunia): Korea Utara , Rusia , Mongolia , Kazakhstan , Kyrgyzstan , Tajikistan , Afganistan , Pakistan , India , Nepal , Bhutan , Myanmar , Laos , dan Vietnam .
Letak Secara Astronomis
Secara astronomis Tiongkok berada pada lintang 18o LU – 54o LU dan 73o BT – 135o BT dan memiliki total luas area mencapai 9,596,960 km2 yang terbagi atas 9,326,410 km2 merupakan dataran sementara 270,550 km2 adalah wilayah perairan
Iklim China
Tiongkok mengalami iklim hangat dan kering pada tahun 2022. Suhu udara permukaan tahunan rata-rata (SAT) adalah 10,51°C, yang merupakan suhu tertinggi kedua sejak tahun 1961. Curah hujan rata-rata tahunan adalah 606,1 mm, yang merupakan suhu terendah sejak tahun 2012.
Demografi Negara China
Secara resmi RRT memandang dirinya sendiri sebagai satu bangsa (Tionghoa) yang multi-etnis dengan 56 etnisitas yang diakui. Mayoritas etnis Han menyusun hampir 93% populasi; bagaimanapun merupakan mayoritas dalam hanya hampir setengah daerah Tiongkok. Penduduk bangsa Han sendiri heterogen, dan bisa dianggap sebagai kumpulan pelbagai etnik yang mengamalkan budaya dan bercakap bahasa yang sama. Kebanyakan suku Han bertutur macam-macam bahasa vernakular Tionghoa, yang bisa dilihat sebagai 1 bahasa atau keluarga bahasa. Subdivisi terbesar bahasa Tionghoa yang diucapkan ialah bahasa Mandarin, dengan lebih banyak pembicara daripada bahasa lainnya di dunia. Versi standar Mandarin yang didasarkan pada dialek Beijing, dikenal sebagai Putonghua, diajarkan di sekolah dan digunakan sebagai bahasa resmi di seluruh negara.
Revolusi Komunis di negara ini sejak tahun 1949 meninggalkan kesan yang besar yaitu hampir 59% penduduknya (lebih kurang 767 juta orang) menjadi Ateis atau tidak percaya Tuhan. Namun lebih kurang 33% dari mereka percaya kepada kepercayaan tradisi atau gabungan kepercayaan Buddha dan Taoisme. Penganut agama terbesar di negara ini ialah Buddha Mahayana yang berjumlah 100 juta orang. Di samping itu, Buddha Theravada dan Buddha Tibet juga diamalkan oleh golongan minoritas etnis di perbatasan barat laut negara ini. Selain itu diperkirakan terdapat 1,7 % penduduk Islam (kebanyakan Sunni) dan 2,3 % Kristen di negara ini
Politik dan Pemerintahan
China adalah negara dengan sistem pemerintahan satu partai yang dikuasai oleh Partai Komunis China (PKC). Presiden China saat ini adalah Xi Jinping, yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal PKC dan Ketua Komisi Militer Pusat. Sistem politik di China sangat sentralistik dengan kontrol kuat dari pemerintah pusat terhadap berbagai aspek kehidupan, termasuk ekonomi, media, dan kebijakan luar negeri.
Ekonomi China
China memiliki ekonomi terbesar kedua di dunia berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) nominal dan terbesar berdasarkan keseimbangan daya beli (PPP). Negara ini telah mengalami pertumbuhan ekonomi yang cepat sejak reformasi ekonomi pada akhir 1970-an yang dipimpin oleh Deng Xiaoping. Sektor manufaktur dan ekspor adalah pilar utama ekonomi China, dengan negara ini dikenal sebagai "pabrik dunia". Selain itu, China juga mengembangkan sektor teknologi dan layanan dengan pesat, menjadikannya pusat inovasi global.
Per 2013, Tiongkok adalah negara dengan ekonomi terbesar kedua dunia menurut nominal GDP dengan jumlah US$9.469 triliun menurut International Monetary Fund. Jika dihitung menurut keseimbangan kemampuan berbelanja (PPP), ekonomi Tiongkok juga berada di posisi kedua, dengan nilai US$16,149 triliun. Tahun 2013, PDB PPP per kapitanya adalah US$11.868, sedangkan PDB per kapitanya US$6.959. Dalam hal ini, menempatkan Tiongkok pada urutan 90 dari 183 negara dalam peringkat PDB per kapita
Budaya China
Budaya China sangat beragam dan kaya, dipengaruhi oleh sejarah panjangnya. Bahasa resmi adalah Mandarin, namun terdapat ratusan dialek dan bahasa minoritas lainnya. Konfusianisme, Taoisme, dan Buddhisme adalah tiga aliran pemikiran utama yang telah membentuk filosofi dan budaya China. Festival-festival tradisional seperti Tahun Baru Imlek, Festival Musim Gugur, dan Festival Perahu Naga dirayakan dengan meriah di seluruh negeri.
Norma tradisional Tiongkok diperoleh dari versi ortodoks Konfusianisme, yang diajarkan di sekolah-sekolah dan bahkan merupakan bagian dari ujian pelayanan publik kekaisaran pada zaman dulu. Akan tetapi keadaan tidak selalu begitu karena pada masa dinasti Qing, umpamanya, kekaisaran Tiongkok terdiri dari banyak pemikiran seperti legalisme, yang di dalam banyak hal tidak serupa dengan Kong Hu Cu, dan hak-hak mengkritik kerajaan yang zalim dan perasaan moral invididu dihalangi oleh pemikir ortodoks. Sekarang, adanya neo-Konfusianisme yang berpendapat bahawa ide demokrasi dan hak asasi manusia sejajar dengan nilai-nilai tradisional Konfuciusme 'Asia'.
Tantangan dan Isu Kontemporer
China menghadapi berbagai tantangan domestik dan internasional. Isu-isu lingkungan seperti polusi udara dan air, serta perubahan iklim adalah masalah besar yang sedang diatasi pemerintah. Selain itu, hubungan China dengan negara-negara lain sering kali tegang, terutama terkait dengan perdagangan, hak asasi manusia, dan klaim teritorial di Laut Cina Selatan.
Pengaruh Global
China semakin berperan penting dalam politik dan ekonomi global. Inisiatif Sabuk dan Jalan (Belt and Road Initiative) adalah salah satu strategi besar China untuk memperluas pengaruhnya melalui investasi infrastruktur di berbagai negara. China juga merupakan anggota tetap Dewan Keamanan PBB dan memiliki peran kunci dalam organisasi internasional seperti Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Hubungan Luar Negeri China
Republik Rakyat Tiongkok mempertahankan hubungan diplomatik dengan hampir seluruh negara di dunia, namun menetapkan syarat bahwa negara-negara yang ingin menjalin kerja sama diplomatik dengannya harus menyetujui klaim Tiongkok terhadap Taiwan dan memutuskan hubungan resmi dengan pemerintah Republik Tiongkok. Tiongkok juga secara aktif menentang perjalanan ke luar negeri yang dilakukan pendukung kemerdekaan Taiwan seperti Lee Teng-hui dan Chen Shui-bian serta Tenzin Gyatso, Dalai Lama ke-14.
Pada 1971, RRT menggantikan Republik Tiongkok sebagai wakil untuk "Tiongkok" di PBB dan sebagai salah satu dari lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB. Tiongkok juga pernah menjadi anggota Gerakan Non-Blok, dan kini tetap berperan sebagai anggota pengamat. Banyak dari kebijakan luar negerinya yang sekarang didasarkan pada konsep kebangkitan Tiongkok yang damai.
Militer China
Tiongkok mempunyai pasukan tentara terbesar di dunia yang disebut Pasukan Pembebasan Rakyat (PLA), walaupun bukan bujet militer terbesar (yang dipegang oleh Amerika Serikat), meski ada kepercayaan umum baik di dalam kalangan PLA maupun pengamat luar bahwa jumlah bukanlah ukuran kekuatan militer yang baik. Fakta itu membuat membuatkan kebanyakan organisasi hak asasi manusia Barat merasa geram dan sangsi dengan kata-kata Tiongkok yang menginginkan keamanan, sekalipun telah disetujui di dalam dan di luar Republik bahwa kemampuan tentara RRT melaksanakan operasi ketenteraan di luar kawasan jajahannya terbatas dan jumlah anggota tidak begitu berguna untuk menentukan kekuatan tentaranya.
Teknologi China
Pada 15 Oktober 2003, menggunakan roket Long March 2F dan kendaraan angkasa berawak Shenzhou V, RRT menjadi negara ke-3 yang menempatkan manusia di angkasa melalui usaha kerasnya. Setelah pertikaian RRT-Soviet, negara Tiongkok mulai mendirikan program pencegahan nuklir dan sistem transportasi angkasanya sendiri. Hasil kebijakan ini adalah peluncuran satelit Dong Fang Hong 1 pada tahun 1970, satelit Tiongkok yang pertama. Ini menjadikannya sebagai negara kelima yang meluncurkan satelit luar angkasanya sendiri.
Negara ini merencanakan program angkasa berawak di awal 70-an, dengan "Proyek 714" dan kendaraan angkasa berawak Shuguang yang diharapkan. Karena serentetan kemunduran politik dan ekonomi, program penerbangan berawak tak pernah terlaksana baik sampai 2003. Walau bagaimanapun, pada tahun 1992 Projek 921 dibenarkan dan pada 19 November 1999, roket tidak beranak kapal Shenzhou 1 diluncurkan, ujian pertama roket negara ini. Selepas tiga kali percobaan, Shenzhou 5 dilancarkan pada 15 Oktober 2003 dengan roket Kawat Lama yang beranak kapal Yang Liwei digunakan, menjadikan Tiongkok negara ketiga yang meluncurkan manusia ke luar angkasa setelah Amerika Serikat dan Rusia. Misi kedua, Shenzhou 6 dilancarkan pada 12 Oktober 2005.
Kesimpulan
China adalah negara dengan sejarah panjang, ekonomi kuat, dan pengaruh global yang besar. Meskipun menghadapi berbagai tantangan, baik domestik maupun internasional, China terus memainkan peran penting dalam tatanan dunia saat ini. Dengan kombinasi antara tradisi kuno dan inovasi modern, China tetap menjadi negara yang dinamis dan berpengaruh di abad ke-21.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar