Penyebab dan Akibat Banjir di Ibukota, JABODETABEK. | Berbagai Reviews

Kumpulan Artikel Pendidikan Pengetahuan dan Wawasan Dunia

8 Januari 2020

Penyebab dan Akibat Banjir di Ibukota, JABODETABEK.

| 8 Januari 2020
Penyebab banjir


Beberapa wilayah di Ibu Kota dan sekitarnya saat ini sedang dilanda banjir. Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terdapat tujuh kelurahan di Jakarta yang dilaporkan terendam banjir. Selain di Jakarta, banjir juga melanda sejumlah kawasan di Bekasi, Tangerang, Tangerang Selatan, dan juga Lebak.


Penyebab Banjir di Ibukota Jakarta.


Akibat banjir


Banjir menjadi problem langganan di Tanah Air saat musim penghujan tiba. Genangan air selama berhari-hari tidak hanya menghambat aktivitas warga sehari-hari, tetapi juga melumpuhkan perekonomian di suatu wilayah, terutama di Ibu Kota, DKI Jakarta.

Nyatanya, banjir di Ibu Kota tidak hanya disebabkan faktor alam seperti cuaca ekstrem. Perilaku manusia turut membuat banjir tidak dapat dihindari oleh warga Jakarta.

Penyebab banjir yang melanda Jakarta seperti dirangkum oleh salah satu koran :

1. Curah Hujan Tinggi.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan, selama sepekan ke depan hujan dengan intensitas sedang sampai lebat berpotensi mengguyur wilayah Jakarta.

2. Penduduk Padat, Lahan Serapan Air Menyusut.

Sebagai pusat perekonomian, pemerintahan dan pendidikan di Indonesia, Jakarta memiliki kepadatan penduduk sangat tinggi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, ada 10.177.924 penduduk di DKI Jakarta.
Akibat kondisi ini, ruang terbuka hijau (RTH) yang dapat menjadi kawasan serapan air pun menyusut. Laman resmi Pemprov DKI Jakarta menyebut, hanya ada 11% wilayah yang masih memiliki RTH. Faktanya, sebagian besar lahan di Ibu Kota dipakai untuk pembangunan kawasan pemukiman warga dan beragam infrastruktur. Banjir tahunan pun tidak terelakkan.

3. Dialiri 13 Sungai.

Ada 13 sungai mengalir di wilayah Jakarta yang berpotensi membuat banjir. Belasan sungai itu adalah Mookervart, Angke, Pesanggrahan, Grogol, Krukut, Kali Baru Barat, Ciliwung, Kali Baru Timur, Cipinang, Sunter, Buaran, Jati Kramat, dan Cakung.

4. Penurunan Muka Tanah.

Banyaknya gedung perkantoran di Ibu Kota menjadi beban lingkungan. Salah satunya, karena penggunaan air tanah secara berlebihan, Jakarta mengalami penurunan muka tanah sebanyak 5-12 cm per tahun. Kondisi ini membuat potensi banjir semakin besar.

5. Perilaku Masyarakat.

Di balik semua itu, perilaku masyarakat juga menjadi faktor utama penyebab banjir di Jakarta. Hingga kini, kesadaran hidup bersih dan sehat warga Ibu Kota masih perlu ditingkatkan. Masih banyak warga membuang sampah ke sungai maupun mendirikan bangunan di bantaran kali. Kebiasaan ini membuat pendangkalan dasar sungai sehingga tidak mampu menampung lebih banyak air. Alhasil, sungai meluap dan menggenangi Jakarta.


Akibat Banjir Di Ibukota Jakarta.


Akibat banjir
 
  • Hujan dan longsor di Provinsi Jakarta, Banten, dan Jawa Barat sejauh ini menyebabkan 60 orang meninggal dunia.
  • Menurut keterangan BNPB, korban jiwa di Jakarta dan Bogor masing-masing 16 orang, Kota Bekasi dan Lebak masing-masing sembilan orang, dan sisanya di Kota Bogor, Kota Depok, Tangerang, Tangerang Selatan dan Bekasi.
  • Hingga Minggu (05/01) jumlah pengungsi berkurang menjadi sekitar 92.000 orang. Agus mengatakan pengungsi di beberapa wilayah mengalami penurunan, karena telah kembali ke rumah masing-masing. Sehari sebelumnya, jumlah pengungsi 173.050 orang.
  • Data dari Kementerian Sosial menyebutkan korban meninggal termasuk tenggelam dan terseret banjir di Jakarta, Bogor, Bekasi, Tangerang dan terkena longsor di Depok.
  • Ketua BNPB Doni Monardo meminta warga yang tinggal di daerah aliran sungai di Jakarta untuk mengungsi.

 
Demikianlah artikel yang menjelaskan secara lengkap mengenai Penyebab dan Akibat Banjir di Ibukota Jakarta. Semoga melalui tulisan ini memberikan pemahaman kepada pembaca yang sedang mempelarinya. Mohon maaf jika ada kesalahan dan terima kasih. Silahkan subscribe, like, share, dan coment, terima kasih.

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar