Karakteristik Proyek Konstruksi, Characteristics of Construction Projects. | Berbagai Reviews

Kumpulan Artikel Pendidikan Pengetahuan dan Wawasan Dunia

Selasa, Mei 28, 2019

Karakteristik Proyek Konstruksi, Characteristics of Construction Projects.

| Selasa, Mei 28, 2019

Karakteristik proyek konstruksi - berbagaireviews.com



Pengertian Proyek.

Menurut D.I Cleland dan W.R. King (1987), proyek adalah gabungan dari berbagai sumber daya, yang dihimpun dalam suatu wadah organisasi sementara untuk mencapai suatu sasaran tertentu. Kegiatan atau tugas yang dilaksanakan pada proyek berupa pembangunan/perbaikan sarana fasilitas (gedung, jalan, jembatan, bendungan dan sebagainya) atau bisa juga berupa kegiatan penelitian, pengembangan.

Secara umum kedengarannya istilah "Proyek" itu selalu identik terhadap sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan konstruksi dalam pembicaraan sehari-hari, namun jika dilihat secara lebih luas proyek sebenarnya banyak jenisnya tergantung cases-nya masing-masing, ada berupa proyek konstruksi, proyek industri manufaktur, proyek penelitian/research, proyek dalam bidang pendidikan, proyek perfilman dsb. Untuk pembahasan kali ini saya tentunya tidak membahas secara keseluruan dari berbagai macam proyek tersebut, namun sesuai dengan ciri khas dari blog ini maka yang akan dibahas secara khusus hanya ciri-ciri  "Proyek Konstruksi" yang memiliki beberapa karakteristik dibandingan dengan proyek lainnya. 


Karakteristik Proyek Konstruksi

Untuk proyek konstruksi memang secara khusus jika dilihat secara menyeluruh memiliki beberapa keunikan jika dibandingkan dengan beberapa jenis proyek lainnya seperti proyek industri manufaktur. Oleh karena itu dalam penulisan kali ini akan dibahas 

Karakteristik proyek konstruksi adalah sebagai berikut ini.

1. Kegiatannya dibatasi oleh waktu.

Dalam kontrak proyek terdapat perjanjian antara owner (pemilik) proyek dengan pelaksana proyek, misalnya proyek tersebut harus diselesaikan dalam waktu 18 minggu. Sesuai dengan kontrak maka pelaksana harus menyelesaikan proyek tersebut tepat atau kurang dari 18 minggu.
2. Sifatnya sementara, diketahui kapan mulai dan berakhirnya.
 Proyek dilaksanakan dalam satuan waktu, sehingga dapat diketahui waktu mulai dan waktu kapan proyek tersebut selesai. Misal proyek dilaksanakan mulai tanggal 19 Januari 2008 dan proyek tersebut selesai pada 30 November 2009.

3. Dibatasi oleh biaya.

 Nilai kontrak dimisalkan saja bernilai 5 milyar rupiah, sehingga Pelaksana proyek harus mengelola uang tersebut bagaimanapun caranya agar proyek tersebut dapat selesai tepat pada waktunya dengan nilai kontrak 5 milyar rupiah tersebut.

4. Dibatasi oleh kualitas.

 Dalam proyek konstruksi bangunan gedung misalnya, kolom - kolom bangunan tersebut harus memiliki kuat tekan beton sebesar 25 MPa. Sehingga Pelaksana proyek harus membuat kolom dengan mutu kuat tekan beton sebesar 25 MPa dan tidak boleh kurang dari nilai tersebut setelah dilakukan uji tes kuat tekan beton di laboratorium.

5. Biasanya tidak berulang-ulang.

Suatu proyek misalnya membuat bangunan gedung untuk perumahan. Maka rumah yang dibangun memiliki tipe yang berbeda-beda ada tipe 36 dan ada tipe 46. Kedua bangunan rumah tersebut berfungsi sama yaitu perumahan tetapi memiliki spesifikasi, luas bangunan yang berbeda.


 Ciri - Ciri Proyek Konstruksi.

Ciri - ciri suatu proyek konstruksi, antara lain sebagai berikut.

Bersifat Unik,

Suatu proyek konstruksi selalu memiliki sifat keunikan yang berbeda-beda dalam pelaksanaannya, walaupun misalkan proyek X memiliki spesifikasi dan jenis yang sama dengan proyek Y tetapi dikarenakan lokasi proyek yang berbeda tentunya memiliki keunikan tersendiri dalam proses pelaksanaannya baik dikarenakan kondisi alam, transportasi material, akses peralatan, maupun faktor lain yang berpengaruh dalam pelaksanaan proyek tersebut.


Terbatas Dengan Waktu, Mutu dan Biaya,

Tentunya secara umum semua proyek juga dibatasi oleh biaya, mutu dan waktu dalam proses pelaksanaannya, dikarenakan proyek secara umum dibiayai dengan biaya yang terbatas (sesuai angaran) dan dengan waktu yang harus dicapai sesuai dengan scheduled plan serta dengan kualitas yang sesuai dengan kontrak kerja. Dalam proyek konstruksi parameter waktu dan biaya memang menjadi tolak ukur yang harus diupayakan dan ditargetkan di samping unsur kualitas dan keselamatan kerja, sehingga proyek dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang direncanakan. Oleh karena itu pada dasarnya umur suatu proyek konstruksi bersifat sementara karena dibatasi oleh durasi yang telah direncanakan.

Item Pekerjaan Dilakukan Secara Sistematis,

Dalam pelaksanaan suatu proyek konstruksi setiap item pekerjaan dilakukan secara sistematis dan berurutan sesuai dengan metode pelaksanaannya, jadi setiap elemen suatu struktur bangunan konstruksi umumnya dikerjakan berdasarkan susunan yang sistematis misalnya mulai dari sub-structures,  upper structures, dan pekerjaan finishing dan tidak berulang setelah item pekerjaan tersebut selesai dikerjakan. 

Umumnya Menggunakan Tenaga Kerja Ahli dan Profesional,

Dalam praktik konstruksi di lapangan tenaga kerja yang digunakan umumnya menggunakan tenaga kerja terlatih, terdidik sampai profesional karena pekerjaan yang dikerjakan memang membutuhkan suatu skill tersendiri mulai dari tahap perencanaan oleh insinyur perencana sampai pelaksanaannnya di lapangan oleh pekerja  seperti pekerjaan pengelasan, perakitan tulangan, pengecetan, plesteran, instalasi listrik-air, dsb. Kendala akhir-akhir ini yaitu sulitnya memperoleh tenaga kerja yang berkompeten dan profesional dibidangnnya.

Umumnya Pekerja/Labour  Bersifat Tenaga Kerja Lepas, 

Pada industri proyek konstruksi  umumnya tenaga yang digunakan  lebih bersifat tenaga kerja lepas sehingga jumlah tenaga kerja lepas pada dasarnya lebih besar dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja tetap yang dimiliki oleh pihak pelaksana. Hal ini dikarenakan karena salah satu ciri dari suatu proyek yaitu bersifat sementara (terbatas oleh durasi suatu proyek), sehingga jika proyek telah selesai biasanya pekerja akan mencari proyek baru dengan pihak pelaksana yang baru pula. Berbeda dengan industri manufaktur dimana pada umumnya jumlah pekerjanya bersifat tetap dan tetap bekerja selama proses produksi terus berjalan.

Umumnya Bekerja di Ruangan Terbuka,

Hampir semua pekerjaan konstruksi dilakukan di ruangan terbuka dalam proses pelaksanaannnya dimana sangat dipengaruhi oleh iklim/cuaca. Bekerja di ruangan terbuka juga berpotensi menimbulkan risiko kecelakan kerja bagi pekerja di lapangan. Sehingga proyek konstruksi berbeda dengan industri manufaktur yang umumnya dilakukan di dalam ruangan.

Pekerjaannya Tidak Berulang-Ulang, 

Pada industri manufaktur proses pekerjaannya dilakukan secara berulang-ulang (Cycle), berbeda dengan proyek industri konstruksi dimana item pekerjaannya tidak dilakukan secara berulang dimana prosesnya bersifat berkelanjutan dan sistematis (jika item pekerjaan X selesai maka berlanjut ke item pekerjaan Y).

Hasil Pekerjaan Bersifat Handmade,

Berbeda dengan industri manufaktur dimana output dari proses pembuatan produknya umumnya menggunakan mesin sedangkan proyek konstruksi umumnya hasil output pekerjaannya bersifat handmade. Perluh diketahui bahwa hasil dari output pekerjaan konstruksi biasanya tidak sesempurna jika dibandingkan dengan buatan mesin, oleh karena itu ketidaksempurnaan dari hasil produk konstruksi merupakaan hal yang normal selama dalam batas-batas yang dapat diterima.

Perhitungan Biaya Dilakukan Sebelum Pelaksanan,

Pada umumnya perhitungan biaya dilakukan  pada tahap awal pengadaan (procurement) kemudian jika telah disepakati maka dilaksanakan pada tahap konstruksi, berbeda dengan industri manufaktur dimana perhitungan biayanya dilakukan setelah produk selesai dikerjakan yang berupa harga pokok produksi (HPP). Oleh karena itu khusus untuk proyek konstruksi sering ditemukan kesalahan perhitungan maupun akibat faktor lain yang menyebabkan pembengkakan biaya setelah proyek selesai dikerjakan dikarenakan perhitungan biaya secara dini dan dengan waktu yang terbatas serta akibat faktor-faktor lain selama konstruksi yang mempengaruhi biaya total proyek.

Volume Pekerjaan yang Terukur,

Pada proyek konstruksi pada umumnya setiap item pekerjaannya memiliki volume yang dapat diukur sehingga memudahkan dalam proses penganggaran dan pelaksanaannya di lapangan. Setiap item pekerjaan konstruksi pastinya memiliki nilai volume yang harus dan wajib ditentukan sebelum proyek dilaksanakan. baik berupa besar volume, luas, panjang, unit, dsb.
Berpotensi  Besar Terhadap Risiko Kecelakaan Kerja,

Industri konstruksi memang berpotensi menimbulkan terjadinya accident/kecelakaan kerja pada pekerjanya di lapangan mengingat kondisi pekerjaan dilakukan di ruangan terbuka, bekerja di ketinggian, bekerja dengan peralatan kerja yang sedang berkatifitas, berada pada kondisi alam terbuka dsb, dibandingkan dengan industri manufaktur yang umumnya bekerja di ruangan  tertutup dan memiliki risiko kecelakaan yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan industri konstruksi di lapangan.

Menggunakan Peralatan Konstruksi Berat,

Berbeda dengan jenis proyek lain dimana pada  proyek konstruksi dalam praktik pelaksanaannya biasanya membutuhkan peralatan berat (Heavy Equipment) dalam mempermudah proses pekerjaan konstruksi di lapangan baik yang berukuran kecil sampai besar misalnya dalam proses pekerjaan tanah, beton, transportasi vertikal, jalan dsb. Dengan penggunaan peralatan konstruksi tentunya juga harus didukung oleh keahlian operator dalam pengoperasiannya.

Berpotensi Menimbulkan Klaim,

Pada proyek-proyek konstruksi di Indonesia sering ditemukan banyak kejadian dalam pelaksanaan maupun pada akhir konstruksi  menimbulkan klaim/dispute antara pihak owner dan pihak pelaksanaan baik dikarenakan permasalahan waktu, biaya, kualitas, pembayaran, change order, dsb. Telah banyak proyek konstruksi yang berakhir dengan perselisihan dan berakhir di jalur hukum. Oleh karena itu melihat kompleksitas yang tinggi pada proyek konstruksi tentunya dibutuhkan perencanaan yang matang pada tahap perencanaan, perancangan dan pengadaan sebelum proyek memasuki tahap konstruksi sehingga klaim kosntruksi setidaknya dapat diminimalisir.

      Dari beberapa paparan mengenai ciri-ciri dan karateristik dari suatu proyek konstruksi tentunya dapat memberikan informasi bahwa suatu proyek konstruksi pada dasarnya berbeda dengan beberapa jenis proyek lainnya sehingga membuat proyek konstruksi memiliki karakteristik tersendiri yang bersifat unik serta membutuhkan manajemen yang khusus dalam mengendalikan seluruh kompleksitas dalam pelaksanaannya di lapangan. Oleh karena itu diharapkan bagi pihak yang berparaktik dalam industri konstruksi haruslah menyadari sejak awal karakteristik suatu proyek sehingga dapat memahami secara alami kejadian-kejadian yang umumnya terjadi dalam proyek konstruksi berdasarkan karakteristik yang telah diketahui.


Demikianlah yang dapat kami sampaikan, jika ada kesalahan atau kekurangan kami mohon maaf, silahkan tinggalkan komentar dengan sifatnya membangun menjadi lebih baik. Semoga Bermanfaat dan Terima Kasih.


Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar