Izzah dan 'Iffah, Pengertian dan Makna Izzah. | Berbagai Reviews

Kumpulan Artikel Pendidikan Pengetahuan dan Wawasan Dunia

9 Maret 2017

Izzah dan 'Iffah, Pengertian dan Makna Izzah.

| 9 Maret 2017
Sejarah telah membuktikan, izzah akan dmiliki jk ada pndekatan dengan Allah, menerima nilai yang datang dari Allah lalu memperjuangkan nilai itu. Umar ra: “Kami adalah kaum yang dimuliakan Allah dengan Islam dan kapan saja mncari izzah (kemuliaan) pada selain Islam maka Allah merendahkannya. Rasulullah SAW dan para sahabatnya jadi mulia dan berkuasa di bumi Allah karena izzah dengan Islam. Sains dan teknologi mereka ketinggalan dengan muslim sekarang, bangsa-bangsa seperti Romawi, Persia, dll. Tetapi kelebihan mereka hanya dengan Islam.

Pengertian Izzah dan 'Iffah - berbagaireviews.com

Tetapi jika kita melihat kenyataan muslin sekarang, keadaannya berbalik 180 derajat, mereka tidak memiliki kebanggaan sedikitpun dengan Islam. Mereka campakkan Islam, sebagai gantinya mereka ambil apa yang datang dari barat & timur, seperti buih terombang ambing di lautan, tidak memiliki izzah. Tidak adanya izzah bisa menjadi penyakit, obat yang bisa menyembuhkan adalah Al Qur’an, ia merupakan Syifa’ bagi manusia pada umumnya dan muslim khususnya.

Pengertian Izzah dan 'Iffah.

Izzah adalah sebuah harga diri yang mulia dan agung. Harus ada menghiasi setiap relung jiwa seorang muslim, apalagi Muslimah.

Izzah dan Iffah - berbagaireviews.com

Izzah merupakan kemuliaan, kehormatan, kekuatan; adalah mereka yang memiliki kekuatan, kemuliaan, dan semua itu bersumber pada Allah Rabbul ‘Alamiin. Hanya Allah pemilik sebenar-benarnya izzah, karena Allah itu Rabbul Izzati & Allah menamakan dirinya ‘Al-Aziz’ (Maha Mulia, Maha Perkasa). Izzah diberikan pada makhluk-Nya sesuai pendekatan pada Rabbnya, semakin dekat dengan Allah, maka makhluk tersebut semakin memiliki Izzah. Makhluk yg paling dekat dgn Allah adlh para Rasul kemudian Mu’minin. “Izzah itu milik Allah, RasulNya dan Mu’minin”. (63:8).

Sedangkan ‘iffah adalah menahan. Adapun secara istilah; menahan diri sepenuhnya dari perkara-perkara yang Allah haramkan.

Dengan demikian, seorang yang ‘afif adalah orang yang bersabar dari perkara-perkara yang diharamkan walaupun jiwanya cenderung kepada perkara tersebut dan menginginkannya.

Izzah dan ‘Iffah adalah akhlaq yang tinggi, mulia, dan dicintai oleh Allah Ta’ala. Bahkan akhlaq ini merupakan sifat hamba2 Allah Ta’ala yang shalih, yang senantiasa memuji keagungan Allah Ta’ala, takut akan siksa, adzab, dan murka-Nya, serta selalu mencari keridhaan dan pahala-Nya.

Kebanyakan manusia tdk mengetahui cara mencari izzah. Ada yg mncari lewat titel, kedudukannya, ada juga yang melalui harta kekayaan. Mereka silau terhadap gemerlapnya dunia dan seisinya lalu berlomba-lomba mencarinya. Sebagian kagum dengan budaya barat dan mengikuti’a. Sebab utama dari semua itu karena mereka lupa Allah, akibatnya menjadi lupa diri & lupa misi, kemudian akhirnya mereka tidak memiliki izzah. “Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa pada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa pada diri sendiri. Mereka itulah orang-orang fasiq”.(59 :19).

Seorang muslim lebih mulia karena nilai yang datang langsung dari Allah, ikatan (urwah) / hubungan (habl) / aqidah yang erat dengan Rabbnya. Izzah sebagai pribadi muslim : Semua aktifitasnya berhubungan erat dengan Allah Rabbul ‘Alamiin. Sedangkan orang kafir terputus hubungannya dengan Allah, semua aktifitas hidupnya terlepas dari nilai Allah. Tidak ada izzah bagi orang-orang kafir.

Karena Izzah-nya adalah sesuatu yang sangat mahal dan ‘iffah-nya adalah sesuatu yang sangat berharga. Kita mungkin mampu menguasai keduanya (Izzah dan 'Iffah) di “dunia nyata” tapi ternyata tidak sedikit yang tidak mampu mempertahankan keduanya ketika berada di “dunia maya”.

Sayang sekali memang, ketika kita merasa bahwa "dunia maya" akan jauh berbeda dengan "dunia nyata" ternyata syetan pun dengan mudah menguasai diri.

Hijab yang begitu anggun ditutup dari lawan jenis, begitu mudah dibuka ketika menemukan lawan jenis, karna merasa bahwa tidak ada hijab di "dunia maya" apalagi yang sedang populer kini yakni facebook.
Tak ada lagi yang tersisa dari rasa malu yang sering dibanggakan di ‘dunia nyata’, hilang begitu saja ketika lawan jenis (bukan mahram) lebih memperhatikan di facebook daripada ketika di ‘dunia nyata’.

Disisihkan kemana rasa malu itu, ketika hati sudah terpaut di ‘dunia maya’ sehingga mata dan hati tak lagi melihat sebuah iffah dan izzah yang harus pertahankan.

Demikianlah Islam telah menempatkan wanita di tempat yang mulia, namun mereka sendirilah yg menghilangkan Izzah dan 'Iffah mereka.

Makna Izzah.

Izzah mengandung makna kekuatan, kemenangan, kebanggaan dan harga diri, sebagaimana disebutkan didalam kitab “al Mu’jam al Wasith”.

Orang-orang munafik mengira bahwa pemilik makna itu semua adalah mereka akan tetapi hal demikian dibantah didalam firman-Nya bahwa pemilik makna itu semua adalah Allah, Rasul-Nya serta orang-orang beriman.

وَلِلَّهِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَلَكِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَا يَعْلَمُونَ

Artinya : “Padahal izzah itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tiada mengetahui.” (QS. Al Munafiqun : 8).

Sementara apa yang kita saksikan hari ini, tampak izzah dengan makna kekuatan, kemenangan, kebanggaan dan harga diri tidaklah tampak didalam tubuh umat ini.

Berbagai kemunduran yang terjadi didalam tubuh umat ini di semua sendi kehidupannya, perlakuan semena-mena umat-umat lain terhadap umat ini bahkan tidak jarang umat ini mendapatkan penghinaan dan ejekan musuh-musuhnya bisa menjadi indicator bahwa umat ini telah kehilangan jati dirinya sebagai umat terbaik. Hal itu dikarenakan umat ini telah meninggalkan Al Qur’an dan Sunnah dalam kehidupan individu, rumah tangga, bermasyarakat maupun bernegara.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: "Telah aku tinggalkan untuk kalian, dua perkara yang kalian tidak akan sesat selama kalian berpegang teguh dengan keduanya; Kitabullah dan Sunnah Nabi-Nya." (HR. Malik).

Kejayaan dan kebesaran yang pernah dicapai para pendahulu umat ini bukanlah dikarenakan mereka mendompleng pada ajaran-ajaran yang berasal dari luar islam dan tidak juga mencampuradukkan antara islam dengan faham-faham lain di luar islam. Akan tetapi mereka membangunnya dengan berpegang teguh kepada Al Quran dan Sunnah Nabi-Nya sehingga mereka menjadi umat yang disegani dan ditakuti umat-umat lainnya.

Imam Muslim dari Umar (bin Khattab) berkata, "Benar, Nabi kalian shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda: ‘Sesungguhnya Allah akan memuliakan suatu kaum dengan kitab ini (Al Qur`an) dan menghinakan yang lain.’"

Izzah berarti Kemuliaan.

Kekuatan yang dikenal sekarang “gengsi”. Memang “gengsi” akan dimiliki bagi mereka yang mempunyai kekuatan, keperkasaan, kemuliaan dan semua itu bersumber pada Allah Rabbul ‘Alamiin. Hanya Allah pemilik sebenarnya Izzah karena Allah itu Rabbul Izzati dan Allah menamakan dirinya ‘Al-Aziz’. Izzah kemudian diberikan pada makhluk-Nya sesuai pendekatan pada Rabbnya, semakin dekat dengan Allah, atau semakin ter-Sibhgah dengan nilai-Nya (Al Islam) maka makhluk tersebut semakin memiliki Izzah. Makhluk yang paling dekat dengan Allah adalah para Rasul kemudian Mu’minin.

Firman Allah :

“Izzah itu milik Allah, RasulNya dan Mu’minin”. (63 : 8).

Kebanyakan manusia tidak mengetahui cara mencari Izzah dan berbagai macam cara dikerjakan untuk mendapatkannya. Ada yang mencari lewat titel kesarjanaannya, ada yang mencari kedudukannya dan ada juga yang mencari melalui harta kekayaan. Hal inipun terjadi pada sebagian umat Islam. Mereka silau terhadap gemerlapnya dunia dan seisinya kemudian mereka berlomba-lomba mencarinya. Sebagian muslim kagum dengan kebudayaan barat dan mengikuti apa yang yang datang dari barat, sebagian yang lain kagum dengan kebudayaan timur kemudian mengambil apa saja yang datang dari timur. Sungguh kebanyakan muslim sudah menjadikan materi sebagai standar.

Penyakit ini hampir menjangkit pada sebagian besar umat Islam di dunia. Sebab utama dari semua itu, karena mereka lupa Allah maka akibatnya menjadi lupa diri dan lupa misi, kemudian akhirnya mereka tidak memiliki Izzah.

Firman Allah :

“Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa pada Allah lalu Allah menjadikan mereka lupa pada diri sendiri. Mereka itulah orang-orang fasiq”. (59 : 19).

Bagi orang-orang yang lupa akan Allah dan lupa diri, Allah sebut orang fasiq dan bagi orang-orang yang tahu mencari Izzah Allah sebut munafiq.

Firman Allah :

“Tetapi orang munafiq itu tidak tahu”. (63 : 8)

Sejarah telah membuktikan bahwa Izzah akan dimiliki kalau adanya pendekatan dengan Allah dan menerima nilai yang datang dari Allah kemudian memperjuangkan nilai itu.

Umar r.a. berkata :

“Kami adalah kaum yang dimuliakan Allah dengan Islam dan kapan saja mencari izzah (kemuliaan) pada selain Islam maka Allah merendahkannya.”

Rasulullah SAW dan para sahabatnya jadi mulia dan berkuasa di bumi Allah karena Izzah dengan Islam. Kemampuan sains dan teknologi mereka ketinggalan dengan muslim sekarang atau dengan bangsa-bangsa lain pada masanya seperti Romawi dan Persia dengan sekutunya, tetapi kelebihan mereka hanya dengan Islam dan mereka tidak pernah merasa kecil terhadap bangsa-bangsa lain bahkan mereka mempunyai sifat  : A’izzatun ‘alal kaafirin.

Tetapi kalau kita melihat kenyataan muslin sekarang, keadaannya berbalik seratus delapan puluh derajat, mereka tidak memiliki kebanggaan sedikitpun dengan Islam nahkan mereka campakkan Islam dan sebagai gantinya mereka ambil apa yang datang dari barat dan timur, maka akibatnya mereka seperti buih yang terombang-ambing di tengah lautan dan tidak memiliki izzah.

Untuk menyembuhkan penyakit kronis ini diperlukan  pengobatan yang tepat dan cepat, dan satu-satunya obat yang bisa menyembuhkan adalah Al Qur’an karena ia merupakan Syifa’ bagi manusia umumnya dan muslim khususnya. Dengan kembali pada Al Qur’an maka akan diketahui beberapa hal sebagai pengobatan bagi manusia.

Izzah sebagai Manusia.

Izzah sebagai manusia: Allah mnciptakan manusia sebagai makhluk yang paling mulia diantara makhluk yang lain bahkan malaikat  sekalipun. (17:70).

Izzah sebagai manusia : Malaikat disuruh hormat pada manusia karena kehebatan Ilmu yang ada padanya. ( QS. 2:31 )

Izzah sebagai manusia : Dilihat dari bentuk penciptaannya manusia diciptakan Allah dalam bentuk yang paling sempurna dan baik. (95:4).

Izzah sebagai manusia: Allah menundukkan apa yang ada di langit dan di bumi untuk kepentingan manusia dan menyempurnakan nikmatnya lahir dan bathin (31:20).

Izzah sebagai manusia : Kemudian manusia-manusia diangkat menjadi khalifah (wakil Allah) di muka bumi (Al-Baqarah : 30).

         Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang paling mulia diantara makhluk yang paling mulia diantara makhluk yang lain bahkan malaikat  sekalipun (17 : 70). Malaikat disuruh hormat pada manusia karena kehebatan Ilmu yang ada padanya (2: 31). Dilihat dari bentuk penciptaannya manusia diciptakan Allah dalam bentuk yang paling sempurna dan baik (95 : 4).

          Kemudian sebagai kemuliaan berikutnya, Allah menundukkan apa yang ada di langit dan di bumi untuk kepentingan manusia dan menyempurnakan nikmatnya  lahir dan bathin (31 : 20). Seterusnya manusia manusia diangkat jadi khalifah (wakil Allah) di muka bumi (2 : 30).

        Dengan kehebatan manusia itulah, maka Allah memberi amanat padanya dimana makhluk lain tidak sanggup memikulnya (33 : 72). Disinilah kelebihan manusia, kelebihan manusia tidak dilihat dari warna kulitnya. Kulit putih tidak lebih mulia dari kulit hitam. Bilal bin Rabbah lebih mulia dari Abu Sofyan walaupun keduanya sahabat Rasul.

        Suatu hari seorang sahabat berkata pada Umar Amirul Mu’minin untuk bertemu : “Ada Abu Sofyan dan Bilal mau bertemu dengan Amirul Mu’minin”. Mendengar nama Abu Sofyan disebut lebih dahulu dari Bilal, Umar r.a. marah dan berkata : “Katakanlah di pintu ada Bilal dan Abu Sofyan”.

  Begitu juga kelebihan manusia tidak dilihat dari bangsa dan keturunan. Bangsa Yahudi tidak lebih mulia dari bangsa Arab, Bangsa Amerika tidak lebih pandai dari bangsa Afrika dst.

Sabda Rasulullah pada waktu hari wada’ :

        “Wahai manusia sesungguhnya Rabbmu satu dan bapakmu satu semuanya dari Adam, dan Adam itu dari tanah dan sesungguhnya yang paling mulia di sisi Allah adalah yang paling bertaqwa diantara kamu, tiada keutamaan antara bangsa Arab dengan bangsa non Arab kecuali dengan Taqwa”.
Izzah sebagai pribadi Muslim

            Sebagai muslim lebih mulia dari non muslim, baik kafir, fasik maupun munafik. Muslim Arab lebih mulia dari kafir Yahudi begitu juga muslim Afghanistan lebih mulia dari kafir Arab. Seorang muslim lebih mulia karena nilai yang datang langsung dari Allah, dia punya ikatan (urwah) atau hubungan (habl) atau aqidah yang erat dengan Rabbnya. Semua aktifitasnya berhubungan erta dengan Allah Rabbul ‘Alamiin. Sedangkan orang kafir terputus hubungannya dengan Allah, semua aktifitas hidupnya terlepas dari nilai Allah. Dia mempunyai sikap hidup yang sekunder (pemutusan diri dengan aktifitas kehidupan) diseluruh lapangan kehidupan.
Firman Allah :

            “Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli kitab dan musyrikin (akan masuk) keneraka jahanam, mereka kekal didalamnya. Mereka itu seburuk-buruknya makhluk. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh mereka adalah sebaik-baiknya makhluk”. (98 : 6 – 7)

Wallahu A’lam.

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar