Sistem Saraf Pada Manusia (Lengkap), Komponen, Susunan, Kelainan dan Penyakit Sistem Saraf Manusia, Nervous System In Humans. | Berbagai Reviews

Kumpulan Artikel Pendidikan Pengetahuan dan Wawasan Dunia

7 Juni 2018

Sistem Saraf Pada Manusia (Lengkap), Komponen, Susunan, Kelainan dan Penyakit Sistem Saraf Manusia, Nervous System In Humans.

| 7 Juni 2018

Sistem Saraf Pada Manusia dan Fungsinya - berbagaireviews.com


Sistem saraf pada manusia secara bersama-sama dengan sistem hormon, mempunyai peran dalam memelihara fungsi-fungsi utama dari tubuh. Secara umum sistem saraf sendiri memiliki peran untuk mengatur, seperti contohnya kontraksi yang terjadi pada otot, perubahan-perubahan pada alat tubuh yang terdapat di bagian dalam yang bisa berlangsung dengan sangat cepat, dan juga kecepatan proses sekresi pada beberapa bagian kelenjar endokrin. Sistem saraf pada manusia mempunyai sifat seperti mengatur yang tentunya sangat kompleks dan juga khusus.

Pengertian Sistem Saraf Pada Manusia.

Sistem saraf adalah salah satu sistem organ pada manusia yang berfungsi untuk menerima rangsangan dan mengatur respon tubuh terhadap rangsangan tersebut. Sistem saraf memungkinkan manusia untuk mengenali dan mendeteksi berbagai perubahan yang terjadi baik di dalam maupun di luar tubuh dan membuat tubuh mampu menyesuaikan diri dengan perubahan itu. Unit struktural terkecil yang mengatur kinerja sistem saraf adalah sel saraf atau yang biasa disebut neuron. Terdapat miliaran neuron di dalam tubuh manusia, dan masing-masing neuron saling terhubung satu sama lain membentuk jalur saraf yang kompleks.
Komponen Sistem Saraf Pada Manusia.

1. Sel Saraf (neuron).

Sel saraf adalah unit fungsional dan struktural terkecil penyusun sistem saraf. Terdapat sangat banyak sel saraf yang terhubung satu sama lain di dalam tubuh manusia. Sekelompok sel saraf akan membentuk jaringan saraf. Sel saraf berfungsi menerima rangsangan (impuls) dan memberikan pesan tentang impuls tersebut ke otak, setelah pesan diterima, otak akan memberikan sinyal tanggapan melalui sel saraf sehingga tubuh akan memberikan respon terhadap rangsangan tadi.

Struktur Sel Saraf.

Struktur Sel Saraf - berbagaireviews.com

Sel Saraf (Neuron).

a. Dendrit.

Dendrit adalah serabut saraf pendek bercabang yang terhubung langsung dengan badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima rangsangan (impuls) dan meneruskan rangsangan tersebut ke badan sel.

b. Badan sel.

Badan sel merupakan bagian terbesar dari sistem saraf yang fungsinya adalah untuk menerima rangsangan (impuls) dari dendrit kemudian meneruskannya ke bagian akson. Pada bandan sel terdapat sitoplasma, inti sel, badan nissl (untuk transportasi protein) dan berbagai organel sel saraf lainnya.

c. Akson.

Akson adalah bagian serabut saraf panjang yang merupakan penjuluran dari sitoplasma sel. Akson sering juga disebut neurit. Akson berfungsi untuk menerima rangsangan dari badan sel kemudian meneruskannya ke sel saraf lain atau ke efektor. Pada bagian akson terdapat selubung bening yang disebut selubung mielin yang dilapisi sel schawnn. Terdalat juga bagian yang tidak dilapisi selubung, bagian ini disebut nodus ranvier.

d. Nukleus.

Nukleus merupakan inti sel yang terdapat di badan sel. Sama seperti pada sel lain dalam tubuh, fungsi nukleus pada sel saraf juga untuk mengatur seluruh aktivitas sel tersebut.

e. Selubung Mielin.

Selubung mielin merupakan selaput lemak bersegmen yang melapisi bagian akson. Selubung mielin berwana bening, berfungsi untuk melindungi akson sel saraf dan mempercepat laju impuls pada akson. Tidak semua sel saraf memiliki selubung mielin, beberapa tidak memilikinya sehingga disebut sel tak bermielin.

f. Nodus Ranvier.

Nodus ranvier adalah bagian agak menyempti pada akson yang tidak dilapisi selubung mielin. Nodus ranvier berfungsi untuk mempercepat transmisi impuls, dengan adanya nodus ranvier maka impuls dapat meloncat dari satu nodus ke nodus lainnya sehingga lebih cepat sampai ke tujuan.

g. Sel schwann.

Sel schwann adalah sel pada akson (neurit) yang berfungsi untuk memberikan nutrisi dan membantu regenerasi dari akson (neurit).

Menurut fungsinya terdapat tiga jenis sel saraf (neuron) :

a. Saraf sensorik.

Saraf sensorik adalah saraf yang berfungsi untuk menghantarkan impuls dari reseptor dan sistem saraf pusat.

b. Saraf motorik.

Saraf motorik merupakan saraf yang berfungsi untuk mengirimkan impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar di dalam tubuh.

c. Saraf penghubung (Saraf Intermediet).

Saraf penghubung atau saraf asosiasi merupakan saraf yang berfungsi untuk menghubungkan sel saraf sensorik dan sel saraf motorik.

2. Sel glia (neuroglia).

Sel glia (neuroglia) adalah sel yang mendukung dan menunjang sel saraf (neuron). Beberapa fungsi utama dari sel glia antara lain adalah menyediakan nutrisi, memantau fungsi neuron, membentuk selubung mielin, menjaga homeostasis (keseimbangan), berpartisipasi dalam transmisi sinyal di sistem saraf, dan menghancurkan patogen yang dapat menginfeksi sel saraf. Beberapa jenis sel glia antara lain adalah astrosit, oligodendrosit, glioblast, dan sel schwann.

3. Impuls saraf.

Impuls sarafa adalah pesan (rangsangan) dalam bentuk arus listrik yang menjalar sepanjang serabut saraf. Impuls dapat terjadi karena adanya perubahan potensial listrik antar bagian luar dengan bagian dalam sel saraf. Ketika suatu sel saraf tidak sedang menghantarkan listrik, maka sel saraf tersebut sedang dalam keadaan istirahat.

Susunan Sistem Saraf Manusia.

Sistem saraf manusia dibagi menjadi sistem sarad pusat dan sistem saraf perifer.

1. Sistem saraf pusat.

Seperti namanya, sistem saraf pusat merupakan pusat pengendalian dari seluruh aktivitas tubuh. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Semua rangsangan yang datang akan diterima oleh tubuh dan dibawa ke sistem saraf pusat untum direkam serta diartikan.

a. Otak.

Otak dan Susunan Sistem Saraf Manusia - berbagaireviews.com


Otak merupakan salah satu organ paling penting dalam tubuh manusia. Otak terletak di dalam rongga kepala (tengkorak). Otak dilindungi oleh selaput pembungkus yang disebut meningens, selaput ini terdiri atas 3 lapisan yaitu selaput keras (durameter), selaput jaring-jaring (arachnoid), dan selaput halus (piameter). Antara lapisam kedua dan ketiga terdapat ruangan sub arachnoid yang berisi cairan serebrospinal. Cairan ini juga berfungsi untuk melindungi otak, terutama dari tekanan atau benturan.
Otak memiliki 3 bagian utama, yaitu otak besar (serebrum), otak kecil (serebelum) dan sumsum lanjutan (medula oblongata)

1) Otak besar (serebrum).

Sesuai dengan namanya , otak besar merupakan bagian yang paling besar di otak. 2/3 berat total otak disumbangkan oleh bagian ini. Serebrum dibagi menjadi dua belahan, belahan kanan atau hemisfer kanan dan belahan kiri atau hemisfer kiri. Sebagian besar struktur hemisfer mengatur anggota tubuh yang berlawanan. Artinya hemisfer kanan mengatur fungsi dari tubuh sebelah kiri, sedangkan hemisfer kiri mengatur fungsi tubuh sebelah kanan.

Serebrum berfungsi untuk mengatur hampir seluruh aktivitas tubuh, terutama yang berhubungan dengan kepandaian (intilegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan pertimbangan. Berdasarkan fungsi dan letaknya, terdapat 4 bagian (lobus) utama otak besar, yaitu :
  • Lobus frontal, terletak di bagian depat otak besar, berfungsi untuk memproses data motorik.
  • Lobus parietal, terletak pada bagian tengah otak besar, berfungsi untuk memproses data sensorik.
  • Lobus temporal, terletak pada bagian samping otak besar, berfungsi untuk memproses data audio (pendengaran).
  • Lobus oksipital, terletak di bagian belakang otak besar, berfungsi untuk memproses data visual (penglihatan).

2) Otak kecil (serebelum).

Otak kecil atau yang biasa disebut serebelum memiliki struktur yang serupa dengan otak besar. Otak kecil juga memiliki dua belahan, kiri dan kanan serta memiliki lipatan lipatan otak. Serebelum terletak pada bagian bawah otak belakang, tepatnya di bawah lobus oksipital. Fyungsi utamanya adalah untuk mengatur motorik, koordinasi otot, dan pusat keseimbangan tubuh. Otak kecil juga memiliki fungsi tambahan lain yaitu berperan dalam kognitif dan emosi.

3) Sumsum lanjutan (medulla oblongata).

Medulla oblongata merupakan organ yang terletak di bawah otak besar. Bagian ini berfungsi untuk mengontrol sistem otonom (tak sadar) di seluruh tubuh. Beberapa diantaranya adalah pengaturan pernapasan, sirkulasi, denyut jantung, tekanan darah, sistem pencernaan, dan mekanisme tidur.

b. Sumsum Tulang Belakang (medulla spinalis).

Sumsum Tulang Belakang atau medulla spinalis - berbagaireviews.com


Sumsum tulang belakang merupakan batang saraf yang terletak di ruas tulany belakang. Medulla spinalis merupakan perpanjangan sistem saraf pusat di otak. Karena itu bagian ini juga dibungkus oleh selaput meningens dan memiliki cairan serebrospinal. Sumsum tulang belakang merupakan perantara antara otak dengan seluruh tubuh. Fungsinya adalah untuk menyampaikan impuls dari reseptor di bagian perifer tubuh ke otak, juga untuk menyampaikan impuls dari otak ke bagian perifer tubuh . Selain itu sumsum tulang juga berfungsi dalam mengatur gerak refleks.

2. Sistem Saraf Perifer.

Susunan sistem saraf perifer mengacu pada sistem saraf di luar otak dan sumsum tulang belakang. Secara umum terdapat dua jenis sel saraf yang paling berperan dalam sistem saraf perifer, yaitu sel saraf sensorik dan sel saraf motorik.  Sistem saraf perifer dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu sistem saraf sadar (somatik) dan sistem saraf tak sadar (otonom).

a. Sistem Saraf Sadar (Somatik).

Sistem saraf somatik adalah sistem saraf yang bertanggung jawab untuk menerima dan menanggapi rangsangan secara sadar. Semua panca indera dan otot – otot yang dapat dikontrol secara sadar merupakan bagian dari sistem ini. Saraf somatik terbagi lagi menjadi 2, yaitu saraf kranial (otak) dan saraf spinal (tulang belakang)

1) Saraf kranial (otak).

Saraf kranial atau saraf otak - berbagaireviews.com


Saraf kranial merupakan saraf yang menghubungkan otak secara langsung dengan bagian tubuh perifer (tepi) tanpa melalui medulla spinalis. Saraf kranial berjumlah 12 pasang dan masing masing anggotanya memiliki fungsi yang spesifik. 3 pasang saraf kranial merupakan jenis saraf sensorik, 5 pasang merupakan jenis saraf motorik, dan 4 pasang lain memiliki jenis saraf gabungan (sensorik motorik).

2) Saraf spinal (Tulang Belakang).

Saraf spinal atau saraf pada Tulang Belakang - berbagaireviews.com

Saraf spinal merupakan saraf yang menghubungkan bagian perifer tubuh dengan sumsum tulang belakang. Sistem saraf spinal berjumlah 31 pasang yang disusun oleh jenis saraf gabungan (sensorik motorik). Berdasarkan asal sarafnya, sistem ini terdiri dari 8 pasang saraf leher, 12 pasang saraf punggung (thoraks), 5 pasang saraf pinggang (lumbal), 5 pasang saraf pinggul (sacral), dan 1 pasang sarah ekor (koksigeal).

b. Sistem Saraf Tak Sadar (Otonom).

Sistem Saraf Tak Sadar (Otonom) - berbagaireviews.com


Sistem saraf tak sadar atau yang dikenal dengan sistem saraf otonom berfungsi untuk mengontrol aktivitas tubuh yang tidak kita sadari. Serabut sarafnya dapat berhubungan langsung dari otak atau sumsum tulanh belakang dengan organ yanh bersangkutan. Sistem saraf otonom dibagi menjadi dua yaitu, sistem saraf simpatik dan parasimpatik, keduanya memiliki efek yang bertolak belakang.

1) Sistem Saraf Simpatik.

Sistem saraf simpatik membuat tubuh berada dalam keadaan siaga. Beberapa efek yang ditimbulkan terhadap tubuh ketika sistem saraf simpatik aktif antara lain adalah sebagai berikut :
  • Melebarkan pupil mata
  • Menghambat sekresi kelenjar ludah
  • Mempercepat denyut jantung
  • Merelaksasikan bronki di paru
  • Menghambat aktivitas lambung dan usus
  • Menghambat aktivitas pankreas
  • Menghambat pengosongan kandung kemih
  • Merangsang pelepasan glukosa dan hati
  • Menghambat aktivitas kandung empedu
  • Merangsang medulla oblongata
  • Meningkatkan ejakulasi dan kontraksi vagina
  • Perbedaan, Saraf Simpatik, Saraf Parasimpatik

2) Sistem Saraf Parasimpatik.

Sistem saraf parasimpatik merukapan sistem yang membuat tubuh berada dalam keadaan tenang dan rileks. Beberapa perubahan yang akan terjadi ketika sistem ini aktif antara lain adalah sebagai berikut:
  • Menyempitkan pupil mata
  • Merangsang sekresi kelenjar ludah
  • Memperlambat denyut jantung
  • Mengkontraksikan bronki di paru
  • Meningkatkan aktivitas lambung dan usus
  • Meningkatkan aktivitas pankreas
  • Merangsang pengosongan kandung kemih
  • Menghambat pelepasan glukosa dan hati
  • Meningkatkan aktivitas kandung empedu
  • Menghambat medulla oblongata
  • Menghambat ejakulasi dan relaksasi vagina

Mekanisme Terjadinya Gerak Refleks.

Mekanisme Terjadinya Gerak Refleks - berbagaireviews.com


Gerak refleks adalah gerak yang terjadi dan berlangsung tanpa adanya kesadaran terlebih dahulu. Gerak ini biasanya berjalan sangat cepat dan responnya terjadi tiba-tiba atau pun otomatis terhadap suatu rangsangan. Gerak refleks tidak mengalami proses pengolahan terlebih dahulu yang dilakukan oleh otak (tanpa membutuhkan suatu kontrol dari otak).

Gerak ini pada dasarnya adalah suatu proses mekanisme mengenai respon yang mempunyai tujuan untuk menghindari suatu rangsangan yang bisa membuat tubuh menjadi terancam oleh bahaya yang ditimbulkan. Jadi, gerak refleks bisa didefinisikan sebagai suatu gerakan yang bisa terjadi tanpa adanya kehendak atau pun tanpa kesadaran terlebih dahulu oleh kita.

Contoh pada gerak refleks, seperti halnya apabila pada bagian telapak tangan kita secara tidak sengaja terkena benda yang tajam. Secara tiba-tiba dan tanpa kita sadari, maka kita akan menarik tangan dari benda tajam tersebut. Munculnya suatu gerakan yang terjadi secara refleks tersebut, bisa dikatakan suatu proses reaksi cepat yang terjadi tanpa disadari terhadap suatu rangsangan. Proses mekanisme pada gerak refleks tersebut merupakan suatu rangsangan karena rasa sakit yang ditimbulkan oleh indera peraba, yakni pada telapak tangan kita. Rangsangan tersebut akan secara langsung dilanjutkan ke bagian neuron sensorik.

Selanjutnya dari bagian neuron sensorik, suatu rangsangan akan segera dilanjutkan ke bagian neuron asosiasi (atau bisa disebut dengan sel saraf penghubung) pada bagian sumsum tulang belakang, dan proses tersebut tanpa diolah terlebih dahulu di dalam otak, namun tanggapan akan langsung dikirim ke bagian neuron motorik. Berikutnya dari bagian neuron motorik, maka impuls akan segera dikirimkan ke bagian efektor yakni otot. Pada contoh gerak refleks semacam ini, kemudian otot akan memberikan suatu tanggapan dengan cara menarik anggota tubuh bagian tangan kita dari benda-benda tajam yang menyakiti kita tersebut

Kelainan Dan Penyakit Pada Sistem Saraf Manusia.


Kelainan Dan Penyakit Pada Sistem Saraf Manusia - berbagaireviews.com


Berikut contoh kelainan dan penyakit yang seringkali terjadi pada sistem saraf manusia, misalnya sebagai berikut :

Epilepsi.
Epilepsi adalah suatu penyakit yang bisa diidentifikasikan dengan terjadinya serangan pada bagian neuron motorik atau pun pada bagian neuron sensorik dengan cara berulang kali. Dampaknya yakni pada bagian otot-otot rangka akan terjadi kontraksi secara berulang-ulang, namun prosesnya tanpa disadari. Epilepsi dapat terjadi karena akibat dari kerusakan otak ketika lahir, infeksi, racun, luka yang ada pada kepala, atau pun tumor yang ada pada otak. Epilepsi sendiri dapat ditangani dengan cara memberikan obat-obatan anti epilepsi tentunya. Seperti contohnya phenytoin dan juga carbamazepine.

Alzheimer.
Alzheimer adalah penyakit yang diakibatkan karena kehilangan kemampuan seperti keperdulian terhadap diri sendiri. Bagi penderita alzheimer, maka akan kehilangan kemampuan dalam mengingat suatu kejadian yang baru saja terjadi pada dirinya. Selanjunya akan menjadi bingung dan juga pelupa, sering menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang sama persis, atau pun mudah tersesat pada saat berada di suatu tempat yang seringkali dikunjungi. Penyebab penyakit alzheimer pun belum diketahui secara pasti. Tetapi, ada beberapa faktor yang memicu munculnya penyakit alzheimer. Beberapa faktor tersebut contohnya mempunyai sejarah peristiwa yang menyebabkan luka pada kepala dan bisa juga karena faktor keturunan. Penderita penyakit ini bisa diberi obat-obatan yang berguna membantu untuk mengembalikan kemampuan sistem saraf yang dimilikinya. Selain itu, pada penderitanya tersebut alangkah baiknya selalu dijaga dan juga dirawat dengan intensif.

Neuritis.
Neuritis, adalah luka pada neuron atau sel-sel saraf. Disebabkan oleh infeksi, kekurangan vitamin, karena pengaruh obat-obatan dan racun.

Amnesia.
Amnesia, atau penyakit lupa, yaitu sulit mengingat kejadian-kejadian yang telah berlalu. Amnesia dapat disebabkan karena goncangan batin atau cidera pada otak.

Strok.
Strok, adalah kerusakan otak akibat pecah, penyempitan, atau tersumbatnya pembuluh darah di otak. Strok sering terjadi pada orang yang menderita tekanan darah tinggi.


Untuk melihat makalah tentang Sistem Organ pada Manusia, silahkan click  http://www.berbagaireviews.com/2018/05/sistem-organ-pada-manusia-lengkap-organ.html

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar