Sejarah Kota Mekkah | Berbagai Reviews

Kumpulan Artikel Pendidikan Pengetahuan dan Wawasan Dunia

10 Maret 2024

Sejarah Kota Mekkah

| 10 Maret 2024
kabbah

Nama Kota Makkah sebelum Islam tidak terlepas dari sejarah panjang yang melatarbelakanginya. Sebelum kedatangan Islam, Kota Makkah dalam beberapa catatan sejarah dikenal dengan kehidupan masyarakat jahiliah. Kala itu, masyarakat Makkah gemar menyembah berhala, melakukan peperangan, berfoya-foya, berjudi, dan minum khamr. Secara garis besar, gambaran kondisi kehidupan masyarakat Makkah sangat jauh dari syariat Islam.

Sejarah Kota Mekkah

Perkembangan kota Makkah tidak terlepas dari keberadaan Nabi Ismail dan Hajar sebagai penduduk pertama kota ini yang ditempatkan oleh Nabi Ibrahim atas perintah Allah. Pada perkembangannya muncul orang-orang Jurhum yang akhirnya tinggal di sana. Nabi Ismail menikah dengan putri Muzaz bin Amr (seorang tokoh dari kabilah Jurhum). Keturunan Nabi Ismail dari pernikahan ini kemudian berkembang menjadi penduduk Makkah.

Pada masa berikutnya kota ini dipimpin oleh Quraisy yang merupakan kabilah atau suku yang utama di Jazirah Arab karena memiliki hak pemeliharaan terhadap Ka'bah. Suku ini terkenal dalam bidang perdagangan bahkan pada masa itu aktivitas dagang mereka dikenal hingga Damaskus, Palestina, dan Afrika. Tokoh sebagai kepala kabilah Quraisy adalah Qussai yang dilanjutkan oleh Abdul Muthalib. Pada saat itu, Makkah tidak berbentuk kerajaan, melainkan hanya sebagai tempat tinggal suku Quraisy. Pada musim panas, suku Quraisy biasa pindah ke Syam, sedangkan pada musim dingin pindah ke Yaman. Meskipun demikian, sudah ada pembagian jabatan di Makkah. Diantaranya:

  • Hijabah (pemegang kunci pintu Ka'bah)
  • Siqaayah (pengawas mata air zam-zam)
  • Rifaadah (penyedia makanan bagi tamu Makkah)
  • Liwaa' (pengatur panji perang)
  • Qiyaadah (pemimpin pasukan perang)

Pada tahun 571, Nabi Muhammad keturunan langsung dari Nabi Ismail serta Qussai, lahir di kota ini dan tumbuh dewasa. Pertama kali menerima wahyu dari Allah namun ajarannya ditolak kaumnya yang saat itu masih berada dalam kegelapan pemikiran (Jahiliah) sehingga berpindah ke Madinah. Setelah Madinah berkembang, akhirnya Nabi Muhammad kembali ke Makkah dalam misi membebaskan kota Makkah tanpa pertumpahan darah yang dikenal dengan Fathul Makkah pada tahun 630 (8 Hijriyah).

Pada masa selanjutnya Makkah berada di bawah administrasi Khulafaur Rasyidin. Pada masa ini, Makkah tidak dijadikan pusat pemerintahan. Pusat pemerintahan Khulafaur Rasyidin tetap berada di Madinah. Setelah itu Makkah berada di bawah administrasi para Khalifah yang saat itu berkuasa di Damaskus (Dinasti Ummayyah), Bagdad (Dinasti Abbasiyah), dan Istanbul (Usmaniah). Kemudian setelah hancurnya sistem kekhalifahan, kota ini dikuasai oleh Syarif Makkah yang ikut melawan pemerintah Usmaniah dan tak selang beberapa lama berhasil direbut dan disatukan dalam pemerintahan Arab Saudi oleh Abdul Aziz bin Saud yang kemudian menjadi pelayan bagi kedua kota suci Islam, Makkah dan Madinah. Gelar yang biasa disandang para penguasa yang pernah memimpin dua kota suci tersebut

Nama Kota Makkah sebelum Islam

Sebelum Islam hadir atau pada masa jahiliah, nama Kota Makkah tidak begitu dikenal. Bahkan dalam manuskrip Raja Babilonia belum ditemukan nama Makkah di dalamnya, sebagaimana dikutip dari buku Sejarah Arab Sebelum Islam karya Jawwad Ali.

Manuskrip raja tersebut menyebutkan daftar berbagai tempat yang telah dikuasai pasukannya, tetapi dari sejumlah nama yang disebutkan hanya sampai ke wilayah Hijaz. Adapun Kota Yatsrib (Madinah) ialah tempat terakhir yang pernah dijangkau kekuasaannya di wilayah Arab Barat.

Lebih lanjut, Jawwad Ali dalam bukunya menuliskan bahwa hingga saat ini belum ditemukan nama Makkah dalam manuskrip-manuskrip pada masa jahiliah. Akan tetapi, berdasarkan sumber sejarah non-Arab ada yang menyinggungnya.

Nama Kota Makkah sebelum Islam diketahui disebut sebagai Kota Makraba, Macoraba, atau Makroba. Hal ini dituliskan dalam buku Geography karya ilmuwan Yunani Ptolemy (Ptolomeus) yang hidup pada abad ke-2 M.

Para peneliti kemudian menyimpulkan kota yang dimaksud Makroba ialah Kota Makkah. Apabila pendapat ini benar, maka Ptolemy merupakan penulis yang pertama kali dan paling awal menyinggung Kota Makkah.

Mengacu pada catatan sejarah dalam buku Sejarah Kebudayaan Islam Periode Klasik karya Ahmad Sugiri, nama Makkah yang disebut Macoraba oleh Ptolomeus diambil dari bahasa Saba 'Makuraba' yang berarti tempat suci.

Arti tersebut menunjukkan bahwa Kota Makkah pada awalnya didirikan oleh suatu kelompok keagamaan yang di dalam literatur Islam merujuk pada Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS. Oleh sebab itu, bisa dikatakan bahwa jauh sebelum kelahiran Nabi Muhammad SAW, Kota Makkah telah menjadi pusat keagamaan.

Sementara itu, catatan sejarah lain yang tertulis dalam buku Piagam Madinah Bukan Konstitusi Negara Islam oleh Ali Romdhoni, menyatakan bahwa sebutan Macoraba diambil dari bahasa Arab 'Maqrab' yang artinya tempat penyembelihan kurban (Ismail putra Ibrahim sebagaimana disebut dalam Al-Qur'an).

Era Nabi Muhammad SAW

Pada tahun 571 M, Abraha dengan pasukannya para penunggang gajah ingin menghancurkan kabah memaksa orang-orang Arab untuk berziarah ke tempat ibadahnya. Ketika ia dan pasukannya mendekati Mekkah, gajah-gajah itu menolak untuk maju ke arah Kabah. Dalam Al Quran Surat Al-Fil disebutkan, Allah mengirimkan burung ababil untuk menghancurkan Abraha dan pasukannya. Peristiwa inilah yang melatarbelakangi penyebutan Tahun Gajah, tahun ketika Nabi Muhammad SAW lahir. Pada abad ke-7 Masehi, Islam muncul di Mekkah. Karena dianggap telah mengganggu tradisi dan paradigma lama, penduduk lokal pun menentang keras dan memaksa mereka untuk berhijrah. Nabi Muhammad SAW berserta pengikutnya kemudian hijrah ke Madinah pada 622 M. Tujuh tahun kemudian, tepatnya pada 630 M, umat Islam berhasil menaklukkan kota Mekah dengan damai setelah penduduknya menyerah. Peristiwa ini banyak dikenal dengan Fathu Makkah atau penaklukan Kota Mekkah.

Makkah Dijuluki sebagai Kota Tertua

Disebutkan oleh sejumlah peneliti sebagaimana dilansir dari buku Situs-Situs dalam Al Qur'an karya Syahruddin El-Fikri, Nabi Ismail AS diketahui merupakan orang pertama yang membangun Kota Makkah dengan berbagai macam peradabannya.

Sejumlah peneliti tersebut turut menyatakan bahwa bangsa Arab ialah keturunan Nabi Ismail AS. Karena itulah, bangsa Makkah disebut sebagai suku bangsa tertua di dunia.

Pernyataan tersebut juga diakui oleh Sayyid Muzaffaruddin Nadvi dalam bukunya A Geographical History of the Qur'an (Sejarah Geografi Al Quran). Ia mengatakan bahwa bangsa Arab adalah bangsa yang tua, hingga saking tuanya tak banyak sejarah yang menuliskannya.

Dalam Al-Qur'an, Kota Makkah juga disebut dengan nama Ummu al-Qurra yang berarti induk atau ibu dari negeri. Kata Ummu al-Qurra disebutkan dalam Al-Qur'an sebanyak dua kali, yaitu pada surah Al-An'am ayat 92 dan surah Asy-Syura ayat 7.

Geografi Mekkah

Kota Makkah terletak sekitar 600 km sebelah selatan kota Madinah, kurang lebih 200 km sebelah timur laut kota Jeddah. Kota ini merupakan lembah kering, dikelilingi pegunungan karang yang tandus dengan bangunan Ka'bah sebagai pusatnya. Dengan demikian, pada masa dahulu kota ini rawan banjir bila musim hujan sebelum akhirnya pemerintah Arab Saudi memperbaiki kota ini dan merenovasi kota ini. Seperti pada umumnya kota-kota di wilayah Arab Saudi, kota ini beriklim gurun.

Panjang lembah barat ke timur sekitar 3 km, sedangkan panjang lembah utara ke selatan sekitar 1,5 km. Kota ini dikelilingi oleh beberapa gunung, diantaranya Gunung Abu Qubais pada bagian timur, Gunung Abi Badidah (Kudai) dan Gunung Khundamah pada bagian selatan, Gunung Al Falj, Gunung Qaiqa'an, Gunung Hindi, Gunung Lu'lu dan Gunung Kada (gunung tertinggi) pada bagian utara. Pada zaman dahulu hanya ada tiga jalan yang bisa dilalui untuk masuk Makkah, yaitu celah utara di kaki Gunung Al Falh, celah barat menuju Laut Merah dan celah selatan menuju Yaman

Masjidilharam

Masjidilharam, kadang kala disebut juga dengan Masjid al-Haram ataupun Al-Masjid al-Ḥarām (Arab: المسجد الحرام), merupakan masjid yang terletak di Kota Makkah Al Mukharamah, yang dibangun mengelilingi Ka'bah, yang menjadi arah kiblat umat Islam dalam mengerjakan ibadah salat. Selain itu di masjid inilah salah satu rukun ibadah haji yang wajib dilakukan umat Islam yaitu tawaf, mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali. Sebagai kota suci umat Islam, berdasarkan hukum yang berlaku di Arab Saudi, bagi non-Muslim tidak diizinkan memasuki kota Mekkah ini

Kabbah

Ka'bah (Arab: الكعبة) merupakan sebuah bangunan yang mendekati bentuk kubus yang terletak di tengah Masjidil Haram di Kota Makkah. Bangunan ini adalah monumen suci bagi umat Islam. Bangunan ini menjadi patokan arah kiblat untuk ibadah salat, bagi umat Islam di seluruh dunia

Air Zam - Zam

Zamzam (Arab: زمزم) merupakan nama air yang diperoleh dari sebuah sumur mata air bawah tanah yang terletak dalam kawasan Masjidilharam, sebelah tenggara Ka'bah, dengan kedalaman sekitar 42 meter. Air zamzam ini merupakan sumber air bersih utama bagi kota Makkah. Selain dikonsumsi untuk air minum, air ini juga digunakan sebagai air wudu bagi jemaah yang akan melakukan ibadah salat di Masjidilharam.

Pemerintahan Kota Mekkah 

Sistem administrasi pemerintahan Kota Makkah, dipimpin oleh seorang wali kota (disebut amir) yang ditunjuk oleh Pemerintah Arab Saudi dan dibantu oleh majelis dewan kota yang dipilih oleh masyarakat setempat sebanyak empat belas orang. Kota Makkah juga merupakan ibu kota dari Provinsi Makkah, di mana sejak tanggal 16 Mei 2007, yang diangkat menjadi Gubernur provinsi tersebut adalah Pangeran Khalid Al Faisa

Kota Dalam Ibadah Haji

Selain Makkah, kota atau daerah yang digunakan dalam peribadatan haji yakni Mina, Muzdalifah, dan Arafah, kemudian terdapat kota atau daerah yang digunakan para jemaah haji untuk memulai prosesinya antara lain Bir Ali atau Dzulkulaifah yang berada di luar kota Madinah sebagai patokan jemaah yang berasal dari Madinah, serta Qarnul Manazil atau Yalamlam bagi jemaah haji yang masuk dari arah Yamana


Demikianlah informasi dari artikel yang berjudul Sejarah Kota Mekkah. Apabila ada kekurangan ataupun kekeliruan pada penulisan artikel ini, Berbagai Reviews mengucapkan mohon maaf yang sebesar - besarnya. Silahkan tinggalkan pesan yang bijak pada kolom komentar yang tersedia. Terima kasih sudah mampir, semoga bermanfaat.

Bahan bacaan lainya silahkan klik Pustaka Pengetahuan

Tutorial cara budidaya silahkan klik Baraja Farm 

Untuk belajar budidaya, silahkan klik Baraja Farm Channel

Media sosial silahkan klik facebook

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar