Profil dan Biografi Rocky Gerung, Seorang Pengamat Politik dan Peneliti sampai mendapatkan gelar Prof dari Pendengarnya yang memahami. | Berbagai Reviews

Kumpulan Artikel Pendidikan Pengetahuan dan Wawasan Dunia

2 Mei 2018

Profil dan Biografi Rocky Gerung, Seorang Pengamat Politik dan Peneliti sampai mendapatkan gelar Prof dari Pendengarnya yang memahami.

| 2 Mei 2018
Profil dan biografi Rocky Gerung - berbagaireviews.com


Ia dikenal sebagai seorang pengamat politik dan  peneliti di Perhimpunan Pendidikan Demokrasi serta dosen di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Pernyataan dan argumentasinya seringkali menjadi sorotan karena mengundang kontroversi di masyarakat.


Meski berlatar belakang filsafat, Rocky Gerung justru membetot perhatian masyarakat. Ia mulai terkenal karena komentarnya yang kontroversial di layar kaca.

Rocky Gurung dikenal sebagai seorang pengamat politik, peneliti di Perhimpunan Pendidikan Demokrasi, dan dosen di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Argumentasinya seringkali menjadi sorotan karena mengundang kontroversi.

Rocky lahir di Manado, 20 Januari 1959. Ia meraih gelar sarjana dari Universitas Indonesia saat usianya 27 tahun. Pada tahun 2007, Rocky mendirikan lembaga SETARA Institute yang fokus pada isu kesetaraan, HAM, dan keberagaman.

Seperta ketika Rocky Gerung menjadi narasumber di salah satu stasiun televisi swasta, Ia menyebut kitab suci adalah fiksi. Selanjutnya pernyataan itu kemudian ramai diperbincangkan, hingga Rocky dilaporkan ke polisi atas dugaan menyebarkan informasi bermotif SARA untuk menimbulkan rasa kebencian.

Pria berkaca mata ini berprofesi sebagai tenaga pengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia. Ia sangat familiar dengan dunia pemikiran.

Sebagai orang yang dekat dengan dunia filsafat, seringkali Rocky mengeluarkan pendapat menggunakan bahasa-bahasa filsafat di mana sering menimbulkan pro dan kontra. Ia juga sering menulis pandangannya di media.

Namanya mulai dikenal luas saat ia sering menyampaikan kritiknya terutama di era pemerintahan Joko Widodo. Salah satu isu yang diangkat yaitu masalah penanganan hoax atau berita palsu yang banyak beredar di media sosial saat ini.

Menurut Rocky, pemerintah pada saat ini sedang panik. Dirinya juga berpendapat kalau pembuat hoax tebaik adalah penguasa. Itulah salah satu pernyataan kontroversinya.

Sosoknya makin populer setelah sering tampil sebagai narasumber di Indonesia Lawyers Club yang tayang di tvOne. Beragam tema yang diusung ILC dengan host Karni Ilyas di program ini Rocky Gerung berhasil menjawabnya dengan penuh filosofi.

Saking menguasainya beragam persoalan yang dibahas di ILC, ia sering dipanggil dengan sebutan profesor. Namun, ia menolaknya. Rocky bilang, ia bisa jadi profesor, tapi tak perlu. Begitu jawabnya.

Tak hanya itu, Rocky Gerung juga mampu menjawab dan berinteraksi di media sosial Twitter. Cuitannya selalu bernas dan kadang mengocak perut warganet. Beragam komentar pun bemunculan, baik yang pro maupun kontra. Ia tetap menikmatinya. (AC/DN) (Photo/tvOne)

Biodata Rocky Gerung.
  • Manado, Sulawesi Utara, Indonesia, 20 Januari 1959
  • Profesi Dosen Departemen Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia

Pendidikan Rocky Gerung.
  • S1, Filsafat, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, (1986)

Karier Rocky Gerung.
  • Peneliti Perhimpunan Pendidikan Demokrasi (P2D)
  • Dosen Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia
  • Pendiri SETARA Institute (2007)
  • Narasumber di ILC, tvOne (2018)

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar