Teks Pidato Tentang
"Cinta dalam Pandangan Islam"
Assalamu ‘Alaikum Wr. Wb.
Assalamu ‘Alaikum Wr. Wb.
Innalhamda lillah nahmaduhu wanasta’inuhu wanastagfiruh, wana’udzubillah min suruuri anfusinaa min sayyiaati a’malina, man yahdilahu falaa mudhillalah wa man yudlill falaa haadiyalah. Asyhadualla ilaaha illallah wahdahu laasyarikalahu wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu wa rosuuluhu la nabiya ba’dah.
Pertama-tama marilah kita panjatkan puja dan puji syukur ke hadirat Allah yang telah memberikan rahmat kepada kita, sehingga kita dapat berkumpul kembali dalam acara khitobah.
Shalawat salam kita curahkan kepada junjungan nabi besar kita, Nabi Muhammad SAW.
Kepada Pak. Raharso dan Pak Ust. Judin selaku Pembina Panti Asuhan yang saya hormati, serta teman-temanku seperjuangan, sebangsa dan sebahasa yaitu bahasa Indonesia campur Tegalan.
Saya berdiri disini akan menyampaikan sedikit tentang “Cinta dalam Pandangan Islam”. Mungkin kita sudah tidak asing lagi mendengar kata cinta, betul apa betul??? Cinta singkatan dari cerita indah nyaris tanpa akhir maksudnya adalah setiap cinta pasti pernah merasakan sakit hati, diputus cinta yang kemudian dalam sebuah percintaan itu ada kenangan yang tidak bisa dilupakan yaitu perpisahan.
Jadi, untuk apa kita mencintai seseorang kalau pada akhirnya sakit hati, iya ora? …kadang ora percaya, coba hitung berapa kali kalian putus cinta?...(pasti berkali-kali…hehehehehe) iya ra?
Jama’ah rohimakumullah,
Cinta dalam pandangan Islam hukumnya haram, maksudnya cinta yang lebih mengarahkan atau mendekatkan dua insan kepada perzinahan, seperti pacaran; pacaran gayanya zaman sekarang yang sudah layaknya seperti suami isteri, itu terlalu jauh, terlalu murahan, terlaaaalu mengedepankan hawa nafsu sebagai pelampiasan atas keinginannya sesaat. Nau’dzubillah tsumma na’udubillah………..???
ولا تقربوا الزنى إنّه كان فاحشة، وشاء سبيلا
“Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk”.
Kita tahu menumpahkan syahwat bukan pada tempatnya adalah haram seperti zina (menyalurkan syahwat bukan pada tempatnya), kecuali kepada isteri atau suami-suami mereka, maka janganlah pacaran ini dijadikan alasan yang bermacam-macam, jika sudah cocok dan cukup mengenal satu sama lain dengan cara mengkhitbahnya, maka nikahi segera daripada kelamaan, malah menimbulkan fitnah dan dosa, bukannya begitu???
Ada hadits Nabi begini:
Kita tahu menumpahkan syahwat bukan pada tempatnya adalah haram seperti zina (menyalurkan syahwat bukan pada tempatnya), kecuali kepada isteri atau suami-suami mereka, maka janganlah pacaran ini dijadikan alasan yang bermacam-macam, jika sudah cocok dan cukup mengenal satu sama lain dengan cara mengkhitbahnya, maka nikahi segera daripada kelamaan, malah menimbulkan fitnah dan dosa, bukannya begitu???
Ada hadits Nabi begini:
“Wahai Rasulullah, apakah (jika) salah seorang di antara kami memenuhi syahwatnya, ia mendapat pahala?” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menjawab : “Tahukah engkau jika seseorang memenuhi syahwatnya pada yang haram, dia berdosa, demikian pula jika ia memenuhi syahwatnya itu pada yang halal, ia mendapat pahala” (Hadits Arbain, ke-25; HR. Muslim. No. 1006).
Jelaslah bahwa ibadah yang paling indah (nikmat) adalah ibadah persetubuhan antara suami dan isteri; bagi keduanya pahala sedekah.
Cinta disisi lain adalah hukunya wajib, cinta yang bagaimana? Cinta yang derajatnya paling tinggi yakni mencintai Allah dan Rasul-Nya serta cinta kepada Al-Qur’an. Diantaranya dengan cara melaksanakan kewajiban seperti shalat lima waktu tepat waktu, mengaji, menuntut ilmu agama dan ilmu umum dan berdakwah yaitu mengajak kepada manusia kepada kebaikan (ke jalan Allah); maka baginya pula pahala.
Maka cinta kita dianggap bohong jika kita tidak melaksanakan perintah Allah dan Rasul-Nya. Dari Dr. A’id Al-Qarny menuliskan dalam bukunya:
- Cinta duniawi meliputi kehidupan dunia, berbaur tanah dan berada pada tataran yang rendah. Ini merupakan cinta murahan, cinta monyet dan sendagurau saja.
- Cinta ilahiyah, cinta yang meliputi langit. Berada pada tataran yang tinggi dan merupakan cermin dari ketaatan dan ibadah.
Misalnya, Imru’ul Qais jatuh cinta kepada seorang gadis bernama laila, Abu Jahal mencintai Uzza dan Manat. Qorun mencintai emas / hartanya. Abu Lahab mencintai kedudukannya. Mereka semua hina dan calon neraka, kenapa? Karena mereka semua telah melakukan kesalahan yang fatal. Berbeda dengan Bilal bin Rabah ia mencintai kepada kebajikan. Ketika ia dibaringkan di atas pasir yang panas di bawah terik sinar matahari, tubuhnya tertindih sebuah batu besar, dia berseru kepada penguasa langit dan bumi, ahad, ahad…karena di dalam hatinya ada iman yang teguh seteguh gunung uhud.
Allah berfirman dalam surat an-Nazi’at: 37-41:
37. Adapun orang yang melampaui batas,
38. dan lebih mengutamakan kehidupan dunia,
39. Maka Sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya).
40. dan Adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya,
41. Maka Sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya).
Demikian yang bisa saya sampaikan, apabila ada kesalahan datangnya dari saya sendiri, dan jika benar semata-mata datangnya dari Allah SWT.
Nasruminallah wafathun qariib
Wassalamu ‘Alaikum Wr. Wb
Allah berfirman dalam surat an-Nazi’at: 37-41:
37. Adapun orang yang melampaui batas,
38. dan lebih mengutamakan kehidupan dunia,
39. Maka Sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya).
40. dan Adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya,
41. Maka Sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya).
Demikian yang bisa saya sampaikan, apabila ada kesalahan datangnya dari saya sendiri, dan jika benar semata-mata datangnya dari Allah SWT.
Nasruminallah wafathun qariib
Wassalamu ‘Alaikum Wr. Wb
Contoh 2
Teks Pidato Tentang
"Islam dalam Tantangan Zaman"
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, arrahmanirrahim maliki yaumid din, wa shalatu wassalamu ‘ala asyrafil anbiya’i wal mursalin sayyidina wa maulana Muhammadin khatamin Nabiyyina wa imamil mursalin, wa ‘ala alihi thahiriina wa shahabatihi ajma’in, amma ba’du.
Yang ternormat para alim ulama.
Yang terhormat bapak dan Ibu guru.
Dan para pendengar yang saya cintai.
Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi Maha penyayang, hanya kepada-Nya kita memuja, dan hanya kepada-Nya kita meminta pertolongan.
Terima kasih saya sampaikan kepada saudara pimpinan, yang dengan penuh ramah telah memberi kesempatan kepada saya, untuk berbicara di hadapan saudara-saudara sekalian. Saya berdiri di sini akan berbicara singkat, dengan mengambil judul: "ISLAM DALAM TANTANGAN ZAMAN".
Jika kita membuka sejarah Islam pada masa jahiliyah, bunuh membunuh merupakan suatu hal yang biasa. Tidak ada rasa kemanusiaan dan kesatuan antar mereka. Perbudakan adalah suatu yang telah mengakar di antara mereka. Karakter mereka pada zaman itu seperti anak laki laki yang masuk ke dalam kegelapan, di dalam suatu jalan berlumpur, tidak ada lampu dan tanpa tongkat untuk meniti jalan.
Lalu Allah memilih Muhammad saw untuk menjadi Nabi-Nya, supaya memandu semua manusia di dunia ini. Allah memiliki kitab yang agung yaitu Al Qur'an, yang menjadi sumber pengetahuan, hukum, dan cara hidup di dunia.
Nabi Muhammad tidak pernah berhenti dalam menyebarkan ajaran Islam, meskipun mendapatkan berbagai cobaan dan rintangan yang sangat berat. Beliau hanya hidup enam puluh tiga tahun, tetapi mempunyai keberhasilan yang sangat mengagumkan. Beliau wafat setelah berhasil mengubah dunia dari gelap gulita kekafiran menuju cahaya kebenaran, yaitu agama Islam.
Saudara-saudara sekalian yang berbahagia.
Pada zaman keemasan Islam muncul Dinasti Abbasyyah, di mana orang bisa hidup dengan damai dan sejahtera. Tidak ada perbedaan antara yang satu dan lainnya, berbagai hal dan urusan sosial berjalan lancar dan mereka bisa menyebarkan ajaran Islam ke Eropa. Tetapi setelah Dinasti Abbasyyah, secara perlahan Islam mengalami kemunduran dan masa-masa suram.
Pada abad kedua puluh ini, semua orang Islam seluruh dunia timbul dari deklinasi besar mereka, dan semangat Islam yang telah hilang akan menyala lagi untuk mendapat keagungan, hingga kita melihat kebangkitan Islam muncul di berbagai tempat, seperti di Amerika, walaupun Islam di bawah pengawasan zionisme. Di Thailand walaupun Islam di bawah pengawasan yurisdiksi Budisme. Di Filipina, walaupun Islam di bawah pengawasan pemerintahan Arroyo dan seterusnya. Tetapi Islam terus menggeliat bangkit, tumbuh pesat.
Di negeri kita Indonesia tercinta, Islam juga terus bangkit berkembang pesat, di mana-mana, masjid-masjid penuh dengan jama'ah yang melakukan kajian-kajian keislaman. Dan wanitawanita pemakai jilbab ada di mana-mana, dan bukan merupakan pemandangan yang aneh lagi. Sebab mereka mulai memahami, hal itu adalah suatu kewajiban, demi untuk mematuhi aturan dan hukum Islam.
Kita sebagai santri dan generasi muda Islam, harus mendekati mereka dan kita harus memberi mereka semangat untuk memperdalam hukum Islam dan mengamalkan ajaran-ajarannya hingga tercipta "Baldatun Toyyibatun wa Rabbun Ghafuur".
Mari kita gunakan masa-masa muda kita ini dengan berbagai aktivitas keislaman dan amal saleh baik yang berdimensi ibadah ritual mahdhah maupun kesalehan yang berdimensi sosial kemasyarakatan.
Demikianlah, kiranya uraian pidato secara singkat dari saya. Apabila ada kesalahan sebagai manusia biasa, saya mohon maaf yang sebanyak-banyaknya, akhirul kalam.
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, arrahmanirrahim maliki yaumid din, wa shalatu wassalamu ‘ala asyrafil anbiya’i wal mursalin sayyidina wa maulana Muhammadin khatamin Nabiyyina wa imamil mursalin, wa ‘ala alihi thahiriina wa shahabatihi ajma’in, amma ba’du.
Yang ternormat para alim ulama.
Yang terhormat bapak dan Ibu guru.
Dan para pendengar yang saya cintai.
Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi Maha penyayang, hanya kepada-Nya kita memuja, dan hanya kepada-Nya kita meminta pertolongan.
Terima kasih saya sampaikan kepada saudara pimpinan, yang dengan penuh ramah telah memberi kesempatan kepada saya, untuk berbicara di hadapan saudara-saudara sekalian. Saya berdiri di sini akan berbicara singkat, dengan mengambil judul: "ISLAM DALAM TANTANGAN ZAMAN".
Jika kita membuka sejarah Islam pada masa jahiliyah, bunuh membunuh merupakan suatu hal yang biasa. Tidak ada rasa kemanusiaan dan kesatuan antar mereka. Perbudakan adalah suatu yang telah mengakar di antara mereka. Karakter mereka pada zaman itu seperti anak laki laki yang masuk ke dalam kegelapan, di dalam suatu jalan berlumpur, tidak ada lampu dan tanpa tongkat untuk meniti jalan.
Lalu Allah memilih Muhammad saw untuk menjadi Nabi-Nya, supaya memandu semua manusia di dunia ini. Allah memiliki kitab yang agung yaitu Al Qur'an, yang menjadi sumber pengetahuan, hukum, dan cara hidup di dunia.
Nabi Muhammad tidak pernah berhenti dalam menyebarkan ajaran Islam, meskipun mendapatkan berbagai cobaan dan rintangan yang sangat berat. Beliau hanya hidup enam puluh tiga tahun, tetapi mempunyai keberhasilan yang sangat mengagumkan. Beliau wafat setelah berhasil mengubah dunia dari gelap gulita kekafiran menuju cahaya kebenaran, yaitu agama Islam.
Saudara-saudara sekalian yang berbahagia.
Pada zaman keemasan Islam muncul Dinasti Abbasyyah, di mana orang bisa hidup dengan damai dan sejahtera. Tidak ada perbedaan antara yang satu dan lainnya, berbagai hal dan urusan sosial berjalan lancar dan mereka bisa menyebarkan ajaran Islam ke Eropa. Tetapi setelah Dinasti Abbasyyah, secara perlahan Islam mengalami kemunduran dan masa-masa suram.
Pada abad kedua puluh ini, semua orang Islam seluruh dunia timbul dari deklinasi besar mereka, dan semangat Islam yang telah hilang akan menyala lagi untuk mendapat keagungan, hingga kita melihat kebangkitan Islam muncul di berbagai tempat, seperti di Amerika, walaupun Islam di bawah pengawasan zionisme. Di Thailand walaupun Islam di bawah pengawasan yurisdiksi Budisme. Di Filipina, walaupun Islam di bawah pengawasan pemerintahan Arroyo dan seterusnya. Tetapi Islam terus menggeliat bangkit, tumbuh pesat.
Di negeri kita Indonesia tercinta, Islam juga terus bangkit berkembang pesat, di mana-mana, masjid-masjid penuh dengan jama'ah yang melakukan kajian-kajian keislaman. Dan wanitawanita pemakai jilbab ada di mana-mana, dan bukan merupakan pemandangan yang aneh lagi. Sebab mereka mulai memahami, hal itu adalah suatu kewajiban, demi untuk mematuhi aturan dan hukum Islam.
Kita sebagai santri dan generasi muda Islam, harus mendekati mereka dan kita harus memberi mereka semangat untuk memperdalam hukum Islam dan mengamalkan ajaran-ajarannya hingga tercipta "Baldatun Toyyibatun wa Rabbun Ghafuur".
Mari kita gunakan masa-masa muda kita ini dengan berbagai aktivitas keislaman dan amal saleh baik yang berdimensi ibadah ritual mahdhah maupun kesalehan yang berdimensi sosial kemasyarakatan.
Demikianlah, kiranya uraian pidato secara singkat dari saya. Apabila ada kesalahan sebagai manusia biasa, saya mohon maaf yang sebanyak-banyaknya, akhirul kalam.
Billahit taufik walhidayah, Wassalamu ‘Alaikum Wr. Wb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar