Pengertian Konjungsi.
Konjungsi atau kata sambung adalah kata untuk menghubungkan kata-kata, ungkapan-ungkapan atau kalimat-kalimat dan sebagainya dan tidak untuk tujuan atau maksud lain.
Konjungsi tidak dihubungkan dengan objek, konjungsi tidak menerangkan kata, konjungsi hanya menghubungkan kata-kata atau kalimat-kalimat dan sebagainya. Oleh karena itu kata yang sama dapat merupakan preposisi dalam bagian yang satu, adverb dalam bagian yang lain atau konjungsi dalam bagian yang lain pula.
Dalam pengertian sempit, konjungsi sering didefinisikan sebagai kata hubung. Konjungsi merupakan salah satu tipe kohesi gramatikal yang biasanya dilakukan dengan menghubungkan suatu unsur terhadap unsur lain dalam tulisan. Pengertian Konjungsi dalam KBBI adalah kata maupun ungkapan penghubung antar frasa, antar kata, antar kalimat, dan antar klausa. Unsur yang dirangkai atau dihubungkan seperti satuan lingual kata, klausa, frasa, kalimat serta unsur – unsur lainnya seperti alinea/paragraf dengan penanda lanjutan serta topik pembicaraan dengan penanda disjungtif.
Sebelum mempelajari tipe-tipe konjungsi, kita harus dapat memahami perbedaan dari kata, klausa, dan kalimat terlebih dahulu.
Kata
Kata merupakan unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa. Kata terdiri dari rangkaian huruf-huruf yang mengandung makna tertentu. Contoh : makan, canda, baca,dll
Klausa.
Klausa adalah satuan gramatikal berupa kelompok kata, minimal terdiri atas satu subjek dan satu predikat dan berpotensi menjadi kalimat. klausa lebih sederhana dibandingkan kalimat. Contoh klausa : Paman sudah datang.
Kalimat.
Kalimat adalah kesatuan kata yg mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan, terdiri atas klausa. Kalimat lebih komplek dibandingkan klausa. Contoh : Tadi pagi saya membeli es krim dan kue di supermarket.
Contoh kata konjungsi.
Sejumlah kata konjungsi, antara lain:
- dan
- atau
- tetapi
- ketika
- seandainya
- supaya
- pun
- seperti
- oleh
- karena
- sehingga
- bahwa
- untuk
- saat itu
- kemudian
- namun
Jenis - Jenis Konjungsi beserta contohnya.
Tipe konjungsi atau penghubung pada sebuah wacana bervariasi. Berdasarkan perilaku sintaksis (ilmu tata kalimat), konjungsi dibagi menjadi lima kelompok yaitu konjungsi koordinatif, konjungsi korelatif, konjungsi subordinatif, konjungsi antarkalimat dan konjungsi antarparagraf.
1. Konjungsi Koordinatif.
Definisi konjungsi koordinatif berdasarkan KBBI adalah salah satu jenis konjungsi yang menghubungkan klausa atau kata berstatus sama. Konjungsi koordinatif ialah konjungsi yang merangkai dua kalimat ataupun lebih yang memiliki kedudukan setara/sederajat.
Berdasarkan sifat hubungannya, jenis-jenis konjungsi koordinatif meliputi :
1.1. Konjungsi koordinatif penambahan.
Konjungsi yang dipakai yaitu dan, serta, beserta.
Contoh :
(1)Hanifa dan Halwa sedang bermain bersama.
(2)Nanda beserta keluarga bertamasya ke pantai
1.2. Konjungsi koordinatif perlawanan. Konjungsi yang dipakai yaitu tetapi, melainkan.
Contoh :
(1) Proyek renovasi Bandara Soekarno-Hatta tidak hanya menghabiskan dana tetapi juga mengganggu aktivitas pengguna maskapai.
(2) Sebenarnya bukan Parjo yang mencurinya melainkan adiknya.
1.3. Konjungsi koordinatif menyatakan pemilihan. Konjungsi yang dipakai yaitu atau.
Contoh:
Jika kamu menawarkan minum, Aku ingin kopi atau teh.
2. Konjungsi Subordinatif
Definisi konjungsi subordinatif berdasarkan KBBI konjungsi subordinatif sebagai salah satu jenis konjungsi yang menghubungkan anak kalimat dengan induk kalimat. Konjungsi subordinatif ini menghubungkan dua unsur klausa yang memiliki kedudukan tidak sama/ tidak sederajat. Maka, Kedudukan klausa satu sebagai klausa utama lebih tinggi daripada klausa ke kedua yang manjadi klausa bawahan/ lebih rendah dari kalimat utama. Macam-macam konjungsi subordinatif :
2.1. Jenis Konjungsi subordinatif yang menyatakan waktu
Konjungsi waktu dapat digunakan saat klausa subordinatifnya menerangkan waktu terjadinya suatu peristiwa yang dinyatakan dalam klausa primer/utama. konjungsi waktu dapat dibedakan menjadi:
a. Waktu batas permulaan, konjungsi yang dipakai sejak, sedari. Perhatikanlah contoh berikut.
(1)Danu selalu tertarik pada mainan sejak ia mulai belajar merangkak.
(2)Rina sudah terbiasa hidup sederhana sedari dia masih muda.
b. Waktu bersamaan, konjungsi yang dapat digunakan antara lain : serta,(se)waktu, tatkala ketika, selama, sambil, sementara, selagi dan seraya.
Perhatikanlah contoh berikut.
(1)Begitu Ayah datang, dia memeluk adekku serta
(2)Tatkala fajar menyingsing, ayam jagoku berkokok kencang.
(3)Sebagian orang beriring-iringan menuju kantor sementara aku menuju sekolahan.
(4)Minumlah, selagi kopinya belum dingin.
(5)Aku menunggu suamiku datang seraya menghias kue ulang tahunnya.
(6)Ria menyanyi sambil bergoyang
(7)Maia sangat sedih sewaktu Ahmad Dani meninggalkannya.
(8)Raffi Ahmad akan selalu setia selama ia menjaga sikapnya.
c. Waktu berurutan, konjungsi yang biasa digunakan adalah sebelum, begitu, sesudah, seusai, sehabis, setelah, selesai.
Perhatikanlah contoh berikut.
(1)Sebelum minum obat, hendaknya kita makan terlebih dahulu.
(2)Sehabis bangun, ia langsung menuju dapur untuk memasak.
(3)Seusai pelantikan, Bupati Grobogan mengadakan open house.
(4)Heri mendaftar sebagai mahasiswa paska sarjana setelah lulus sarjana.
(5)Freelancer itu pingsan setelah seharian penuh di depan komputer.
(6)Begitu bel berbunyi, Aan bersorak kegirangan.
d. Waktu batas akhir, konjungsi yang biasa digunakan adalah sampai, hingga. Perhatikanlah contoh berikut.
(1)Belajarlah sampai kamu memasuki liang lahat.
(2)Slank akan tetap di hatiku hingga mereka tak lagi berkarya.
2.2. Konjungsi subordinatif syarat
Konjungsi syarat terdapat di dalam sebuah kalimat yang dapat digunakan klausa subordinatifnya menerangkan syarat terlaksanakannya suatu hal yang disebut di dalam klausa primer/utama. Konjungsi yang biasa digunakan adalah : jika, asalkan, manakala, jikalau, kalau, apabila, bilamana.
Perhatikanlah contoh berikut :
(1)Ayu Ting Ting tidak akan basah bilamana ia membawa payung.
(2)Inul tidak akan bangkrut, asalkan bisnis karaokenya tetap berjalan.
(3)Jikalau aku jadi bupati, akan ku bangun jalan layang di Kabupaten Grobogan
(4)Rahma akan datang memenuhi undangan kalau tidak ada halangan.
2.3. Konjungsi subordinatif pengandaian.
Konjungsi pengandaian ini terdapat pada kalimat majemuk bilamana klausa subordinatifnya menerangkan kemungkinan terlaksananya suatu hal yang dinyatakan klausa primer/utama. Konjungsi yang dapat digunakan : seandainya, sekiranya, andaikan,andaikata, umpamanya.
Perhatikanlah contoh berikut:
(1)Seandainya aku menjadi ketua FPI, aku tidak akan menggerakkan massa.
(2)Andaikata Jesika Kumala Wongso mengakui, kita akan mengetahui motif sebenarnya.
(3)Andaikan malam ini tidak hujan, bintang-bintang akan dapat kita saksikan.
(4)Umpamanya dia berlari kencang, ia tak akan tertinggal.
(5)Sekiranya saya lebih berhati-hati, kecelakaan ini tidak akan terjadi.
2.4. Konjungsi subordinatif pernyataan tujuan.
Konjungsi subordinatif tujuan yang terdapat pada kalimat yang klausa subordinatifnya menerangkan suatu tujuan ataupun harapan dari suatu hal yang disebut dalam klausa primer/utama. konjungsi yang dapat digunakan adalah biar, agar, supaya.
Perhatikanlah contoh berikut
(1)Kartika sengaja berdomisili di pulau papua agar dapat berwirausaha di sana.
(2)Fathur bekerja siang malam biar keluarganya hidup berkecukupan.
2.5. konjungsi subordinatif konsesif.
Konjungsi konsesif ini terdapat pada kalimat majemuk ketika klausa subordinatifnya menyatakan hal yang tidak akan dapat mengubah apapun yang dinyatakan oleh klausa primer/utama. Konjungsi yang dapat digunakan adalah meskipun, biarpun, kandatipun, sekalipun, walaupun.
Perhatikanlah contoh berikut.
(1)Walaupun berasal dari keluarga kaya, Fitria tidak pernah sombong.
(2)Kendatipun anak seorang pembantu, Habib tetap bersungguh-sungguh belajar.
2.6. Konjungsi subordinatif pembandingan.
Konjungsi pembandingan ini terdapat pada kalimat majemuk bilamana klausa subordinatifnya menerangkan pembandingan, preferensi, kemiripan antara hal yang disebutkan pada klausa primer/utama dengan hal yang disebutkan dalam klausa subordinatif tersebut. Konjungsi yang biasa digunakan adalah laksana, alih-alih, sebagaimana, seakan-akan, sebagai, seolah-olah, laksana, bak, ibarat, seperti.
Perhatikanlah contoh berikut.
(1)Dia akan membantumu sebagaimana ayahnya juga telah membantu keluargamu.
(2)Manusia ibarat setitik debu di alam semesta ini.
2.7. Konjungsi subordinatif yang menerangkan akibat atau hasil.
Konjungsi akibat atau hasil terdapat pada kalimat bilamana klausa subordinatifnya menerangkan hasil atau akibat dari hal yang disebutkan dalam klausa primer/utama. Konjungsi yang dapat digunakan adalah akibatnya, sampai, hingga, sehingga, maka.
Perhatikanlah contoh berikut.
(1)Biaya pengobatan RS Permata bunda sangat mahal sampai-sampai rumah beserta kiosnya telah habis terjual.
(2)Penjual bakso di perempatan sana gulung tikar, akibatnya ia tak mampu membiayai kuliah anak-anaknya.
(3)Kerja keras tidak akan menghianati hasil, maka muridku yang dulunya rajin telah menjadi orang yang berkecukupan.
2.8. Konjungsi subordinatif yang menerangkan sebab.
konjungsi sebab terdapat pada kalimat bilamana klausa subordinatifnya menerangkan sebab maupun alasan terjadinya hal yang disebutkan dalam klausa primer/utama. konjungsi yang digunakan sebab, oleh karena, karena.
Perhatikanlah contoh berikut.
(1)Harga daging sapi di pasar Purwodadi melonjak sebab mendekati hari lebaran.
(2)Prestasi belajar Cici menurun karena ia memilih menonton TV ketimbang belajar.
2.9. Konjungsi subordinatif yang menyatakan Alat.
Konjungsi alat terdapat dalam kalimat bilamana klausa subordinatifnya menerangkan alat yang disebutkan oleh klausa primer/utama. Konjungsi yang dapat digunakan yaitu dengan dan tanpa.
Perhatikanlah contoh berikut.
(1)Ferdi memancing ikan di sungai dengan menggunakan kail, sehingga hasil tangkapannya tidak bergitu maksimal.
(2)Andre mengendarai motor tanpa menggunakan helm, sehingga polisi menegurnya.
2.10. Konjungsi subordinatif yang menyatakan cara.
konjungsi ini terdapat pada kalimat dimana klausa subordinatifnya mennerangkan cara/metode pelaksanaan dari hal yang disebutkan oleh klausa primer/utama. Konjungsi yang digunakan seperti pada konjungsi alat, yaitu dengan dan tanpa.
Perhatikanlah contoh berikut.
(1)kita seharusnya yakin dengan pertolongan dari Tuhan, semua persoalan akan bisa kita atasi.
(2)Pencari hiu berburu tanpa perduli dengan bahaya yang akan menimpa.
2.11.Konjungsi subordinatif Komplementasi.
Konjungsi komplementasi ini menjadikan klausa subordinatifnya melengkapi hal yang disebutkan oleh verba klausa primer/utama maupun oleh subjek, baik yang dinyatakan maupun yang tidak. Konjungsi yang dapat digunakan adalah bahwa.
Perhatikanlah contoh berikut.
(1)Dianya akan berfikir bahwa aku melakukan yang terbaik untuk menolongnya.
(2)Ayah dan ibunya mengatakan bahwa globalisasi harus disertai tekad kuat dan semangat untuk menaklukkannya.
3. Konjungsi korelatif.
Konjungsi korelatif adalah konjungsi yang menyatukan dua kata, frase atau klausa dan hubungan kedua unsur itu memiliki derajat yang sama. Hubungan ini biasanya dapat dinyatakan dengan memakai konjungsi :
baik…maupun, contoh : Tak ada yang sempurna, baik aku maupun dia
tidak hanya…tetapi, contoh : Rumah itu tidak hanya tinggi tetapi juga megah.
demikian(rupa)…sehingga, contoh : Toko itu dibuat sedemikian rupa sehingga menarik untuk dikunjungi pembeli.
apakah…atau…, contoh : aku tidak perduli apakah pulang atau pergi aku tetap menyayanginya.
entah……entah…, contoh : dia akan menerima kadoku entah suka entah tidak
4. Konjungsi Antarkalimat.
Konjungsi antarkalimat adalah konjungsi yang menghubungkan suatu kalimat dengan kalimat yang lain. Konjungsi antarkalimat ini selalu diawali dengan kalimat baru serta menggunakan huruf kapital pada awal kalimat (baca : jenis jenis kalimat). konjungsi antarkalimat yang biasa digunakan meliputi:
Konjungsi antarkalimat yang menerangkan kesediaannya untuk melakukan suatu hal. Konjungsi yang biasanya digunakan yaitu demikian, biarpun, sungguhpun, begitu, sekalipun, demikian, walaupun demikian.
Contoh : Puji memang selalu berbeda pendapat dengan adiknya. Walaupun demikian mereka tetap menyayangi.
Konjungsi antarkalimat yang menerangkan lanjutan dari sebuah peristiwa maupun keadaan. Konjungsi yang dapat digunakan yaitu lalu, sesudah itu, kemudian, setelah itu.
Contoh : Putri melakukan perjalanan dari Semarang ke Salatiga dengan sepeda bus. Kemudian dari Salatiga ia menaiki mobil menuju Yogyakarta.
Konjungsi antarkalimat yang menerangkan adanya suatu hal, keadaan atau peristiwa lain di luar hal yang telah disebutkan sebelumnya. Konjungsi yang dapat digunakan yaitu lagi pula, tambahan pula, selain itu.
Contoh : Campurkan gula dan kopi ke dalam gelas. Selain itu masukkan pula susu kedalamnya.
Konjungsi antarkalimat yang menyatakan kebalikan dari hal yang diterangkan sebelumnya. Konjungsi yang biasanya digunakan yaitu sebaliknya.
contoh : Kukira wisata Goa Kreo Semarang akan menyenangkan untuk kami. Sebaliknya kondisi yang tidak terawat membuat kami sesegera pergi dari tempat wisata tersebut.
Konjungsi antarkalimat yang menerangkan situasi/keadaan sebenarnya. Konjungsi yang dapat digunakan yaitu sesungguhnya, bahwasannya.
Contoh : Kita tidak akan pernah melupakan pahlawan. Bahwasanya para pejuang kemerdekaan itu menyerahkan jiwa raganya kepada bangsa.
Konjungsi antarkalimat yang dapat menguatkan situasi/keadaan yang disebutkan sebelumya. Konjungsi yang dapat digunakan yaitu malahan, bahkan.
Contoh : Perbuatan baik akan mendapat balasan yang baik pula. Bahkan seringkali balasannya melebihi apa yang kita bayangkan sebelumnya.
Konjungsi antarkalimat yang menerangkan pertentangan kondisi/keadaan yang disebutkan sebelumnya. Konjungsi yang dapat digunakan yaitu akan tetapi, namun.
Contoh : Jalan raya Purwodadi hampir di perbaiki setiap tahun sekali. Akan tetapi kondisi tanah yang mudah retak menjadikannya mudah rusak.
Konjungsi antarkalimat yang menerangkan konsekuensi. Konjungsi yang dapat digunakan yaitu dengan demikian.
Contoh : Korea Selatan berkembang dengan sangat cepat. Dengan demikian produk teknologi impor yang berasal dari sana dijumpai di berbagai tempat.
Konjungsi antarkalimat yang menerangkan akibat. Konjungsi yang dapat digunakan yaitu oleh sebab itu, oleh karena itu.
Contoh : Kita tidak akan pernah tau masa depan kehidupan seseorang. Oleh karena itu jangan pernah meremehkan orang bodoh sekalipun.
Konjungsi antarkalimat yang menerangkan peristiwa yang mendahului suatu hal yang disebutkan sebelumnya. Konjungsi yang dapat digunakan yaitu sebelum itu.
Contoh : Jokowi menjadi Presiden Indonesia sejak tahun 2014. Sebelum itu, Susilo Bambang Yudhoyono telah memimpin Indonesia selama 2 periode.
Konjungsi antarkalimat yang menerangkan keeklusifan dari suatu hal yang disebutkan sebelumnya. Konjungsi yang dapat digunakan yaitu kecuali itu.
Contoh : Mayoritas orang bangga memiliki rumah mewah. Kecuali itu, Andi memilih untuk memiliki rumah yang sederhana.
5. Konjungsi Antarparagraf
Konjungsi antarparagraf mengawali suatu paragraf (baca : jenis jenis paragraf) yang berhubungan dengan paragraf sebelumnya didasarkan pada kandungan makna di paragraf sebelumnya.
Konjungsi antarparagraf yang biasa digunakan yaitu adapun, mengenai, akan hal, dalam pada itu. Selain itu, konjungsi antarparagraf yang biasanya terdapat dalam cerita sastra lama yaitu alkisah, sebermula, arkian, syahdan.
Fungsi konjungsi.
Contoh :
(1)Hanifa dan Halwa sedang bermain bersama.
(2)Nanda beserta keluarga bertamasya ke pantai
1.2. Konjungsi koordinatif perlawanan. Konjungsi yang dipakai yaitu tetapi, melainkan.
Contoh :
(1) Proyek renovasi Bandara Soekarno-Hatta tidak hanya menghabiskan dana tetapi juga mengganggu aktivitas pengguna maskapai.
(2) Sebenarnya bukan Parjo yang mencurinya melainkan adiknya.
1.3. Konjungsi koordinatif menyatakan pemilihan. Konjungsi yang dipakai yaitu atau.
Contoh:
Jika kamu menawarkan minum, Aku ingin kopi atau teh.
2. Konjungsi Subordinatif
Definisi konjungsi subordinatif berdasarkan KBBI konjungsi subordinatif sebagai salah satu jenis konjungsi yang menghubungkan anak kalimat dengan induk kalimat. Konjungsi subordinatif ini menghubungkan dua unsur klausa yang memiliki kedudukan tidak sama/ tidak sederajat. Maka, Kedudukan klausa satu sebagai klausa utama lebih tinggi daripada klausa ke kedua yang manjadi klausa bawahan/ lebih rendah dari kalimat utama. Macam-macam konjungsi subordinatif :
2.1. Jenis Konjungsi subordinatif yang menyatakan waktu
Konjungsi waktu dapat digunakan saat klausa subordinatifnya menerangkan waktu terjadinya suatu peristiwa yang dinyatakan dalam klausa primer/utama. konjungsi waktu dapat dibedakan menjadi:
a. Waktu batas permulaan, konjungsi yang dipakai sejak, sedari. Perhatikanlah contoh berikut.
(1)Danu selalu tertarik pada mainan sejak ia mulai belajar merangkak.
(2)Rina sudah terbiasa hidup sederhana sedari dia masih muda.
b. Waktu bersamaan, konjungsi yang dapat digunakan antara lain : serta,(se)waktu, tatkala ketika, selama, sambil, sementara, selagi dan seraya.
Perhatikanlah contoh berikut.
(1)Begitu Ayah datang, dia memeluk adekku serta
(2)Tatkala fajar menyingsing, ayam jagoku berkokok kencang.
(3)Sebagian orang beriring-iringan menuju kantor sementara aku menuju sekolahan.
(4)Minumlah, selagi kopinya belum dingin.
(5)Aku menunggu suamiku datang seraya menghias kue ulang tahunnya.
(6)Ria menyanyi sambil bergoyang
(7)Maia sangat sedih sewaktu Ahmad Dani meninggalkannya.
(8)Raffi Ahmad akan selalu setia selama ia menjaga sikapnya.
c. Waktu berurutan, konjungsi yang biasa digunakan adalah sebelum, begitu, sesudah, seusai, sehabis, setelah, selesai.
Perhatikanlah contoh berikut.
(1)Sebelum minum obat, hendaknya kita makan terlebih dahulu.
(2)Sehabis bangun, ia langsung menuju dapur untuk memasak.
(3)Seusai pelantikan, Bupati Grobogan mengadakan open house.
(4)Heri mendaftar sebagai mahasiswa paska sarjana setelah lulus sarjana.
(5)Freelancer itu pingsan setelah seharian penuh di depan komputer.
(6)Begitu bel berbunyi, Aan bersorak kegirangan.
d. Waktu batas akhir, konjungsi yang biasa digunakan adalah sampai, hingga. Perhatikanlah contoh berikut.
(1)Belajarlah sampai kamu memasuki liang lahat.
(2)Slank akan tetap di hatiku hingga mereka tak lagi berkarya.
2.2. Konjungsi subordinatif syarat
Konjungsi syarat terdapat di dalam sebuah kalimat yang dapat digunakan klausa subordinatifnya menerangkan syarat terlaksanakannya suatu hal yang disebut di dalam klausa primer/utama. Konjungsi yang biasa digunakan adalah : jika, asalkan, manakala, jikalau, kalau, apabila, bilamana.
Perhatikanlah contoh berikut :
(1)Ayu Ting Ting tidak akan basah bilamana ia membawa payung.
(2)Inul tidak akan bangkrut, asalkan bisnis karaokenya tetap berjalan.
(3)Jikalau aku jadi bupati, akan ku bangun jalan layang di Kabupaten Grobogan
(4)Rahma akan datang memenuhi undangan kalau tidak ada halangan.
2.3. Konjungsi subordinatif pengandaian.
Konjungsi pengandaian ini terdapat pada kalimat majemuk bilamana klausa subordinatifnya menerangkan kemungkinan terlaksananya suatu hal yang dinyatakan klausa primer/utama. Konjungsi yang dapat digunakan : seandainya, sekiranya, andaikan,andaikata, umpamanya.
Perhatikanlah contoh berikut:
(1)Seandainya aku menjadi ketua FPI, aku tidak akan menggerakkan massa.
(2)Andaikata Jesika Kumala Wongso mengakui, kita akan mengetahui motif sebenarnya.
(3)Andaikan malam ini tidak hujan, bintang-bintang akan dapat kita saksikan.
(4)Umpamanya dia berlari kencang, ia tak akan tertinggal.
(5)Sekiranya saya lebih berhati-hati, kecelakaan ini tidak akan terjadi.
2.4. Konjungsi subordinatif pernyataan tujuan.
Konjungsi subordinatif tujuan yang terdapat pada kalimat yang klausa subordinatifnya menerangkan suatu tujuan ataupun harapan dari suatu hal yang disebut dalam klausa primer/utama. konjungsi yang dapat digunakan adalah biar, agar, supaya.
Perhatikanlah contoh berikut
(1)Kartika sengaja berdomisili di pulau papua agar dapat berwirausaha di sana.
(2)Fathur bekerja siang malam biar keluarganya hidup berkecukupan.
2.5. konjungsi subordinatif konsesif.
Konjungsi konsesif ini terdapat pada kalimat majemuk ketika klausa subordinatifnya menyatakan hal yang tidak akan dapat mengubah apapun yang dinyatakan oleh klausa primer/utama. Konjungsi yang dapat digunakan adalah meskipun, biarpun, kandatipun, sekalipun, walaupun.
Perhatikanlah contoh berikut.
(1)Walaupun berasal dari keluarga kaya, Fitria tidak pernah sombong.
(2)Kendatipun anak seorang pembantu, Habib tetap bersungguh-sungguh belajar.
2.6. Konjungsi subordinatif pembandingan.
Konjungsi pembandingan ini terdapat pada kalimat majemuk bilamana klausa subordinatifnya menerangkan pembandingan, preferensi, kemiripan antara hal yang disebutkan pada klausa primer/utama dengan hal yang disebutkan dalam klausa subordinatif tersebut. Konjungsi yang biasa digunakan adalah laksana, alih-alih, sebagaimana, seakan-akan, sebagai, seolah-olah, laksana, bak, ibarat, seperti.
Perhatikanlah contoh berikut.
(1)Dia akan membantumu sebagaimana ayahnya juga telah membantu keluargamu.
(2)Manusia ibarat setitik debu di alam semesta ini.
2.7. Konjungsi subordinatif yang menerangkan akibat atau hasil.
Konjungsi akibat atau hasil terdapat pada kalimat bilamana klausa subordinatifnya menerangkan hasil atau akibat dari hal yang disebutkan dalam klausa primer/utama. Konjungsi yang dapat digunakan adalah akibatnya, sampai, hingga, sehingga, maka.
Perhatikanlah contoh berikut.
(1)Biaya pengobatan RS Permata bunda sangat mahal sampai-sampai rumah beserta kiosnya telah habis terjual.
(2)Penjual bakso di perempatan sana gulung tikar, akibatnya ia tak mampu membiayai kuliah anak-anaknya.
(3)Kerja keras tidak akan menghianati hasil, maka muridku yang dulunya rajin telah menjadi orang yang berkecukupan.
2.8. Konjungsi subordinatif yang menerangkan sebab.
konjungsi sebab terdapat pada kalimat bilamana klausa subordinatifnya menerangkan sebab maupun alasan terjadinya hal yang disebutkan dalam klausa primer/utama. konjungsi yang digunakan sebab, oleh karena, karena.
Perhatikanlah contoh berikut.
(1)Harga daging sapi di pasar Purwodadi melonjak sebab mendekati hari lebaran.
(2)Prestasi belajar Cici menurun karena ia memilih menonton TV ketimbang belajar.
2.9. Konjungsi subordinatif yang menyatakan Alat.
Konjungsi alat terdapat dalam kalimat bilamana klausa subordinatifnya menerangkan alat yang disebutkan oleh klausa primer/utama. Konjungsi yang dapat digunakan yaitu dengan dan tanpa.
Perhatikanlah contoh berikut.
(1)Ferdi memancing ikan di sungai dengan menggunakan kail, sehingga hasil tangkapannya tidak bergitu maksimal.
(2)Andre mengendarai motor tanpa menggunakan helm, sehingga polisi menegurnya.
2.10. Konjungsi subordinatif yang menyatakan cara.
konjungsi ini terdapat pada kalimat dimana klausa subordinatifnya mennerangkan cara/metode pelaksanaan dari hal yang disebutkan oleh klausa primer/utama. Konjungsi yang digunakan seperti pada konjungsi alat, yaitu dengan dan tanpa.
Perhatikanlah contoh berikut.
(1)kita seharusnya yakin dengan pertolongan dari Tuhan, semua persoalan akan bisa kita atasi.
(2)Pencari hiu berburu tanpa perduli dengan bahaya yang akan menimpa.
2.11.Konjungsi subordinatif Komplementasi.
Konjungsi komplementasi ini menjadikan klausa subordinatifnya melengkapi hal yang disebutkan oleh verba klausa primer/utama maupun oleh subjek, baik yang dinyatakan maupun yang tidak. Konjungsi yang dapat digunakan adalah bahwa.
Perhatikanlah contoh berikut.
(1)Dianya akan berfikir bahwa aku melakukan yang terbaik untuk menolongnya.
(2)Ayah dan ibunya mengatakan bahwa globalisasi harus disertai tekad kuat dan semangat untuk menaklukkannya.
3. Konjungsi korelatif.
Konjungsi korelatif adalah konjungsi yang menyatukan dua kata, frase atau klausa dan hubungan kedua unsur itu memiliki derajat yang sama. Hubungan ini biasanya dapat dinyatakan dengan memakai konjungsi :
baik…maupun, contoh : Tak ada yang sempurna, baik aku maupun dia
tidak hanya…tetapi, contoh : Rumah itu tidak hanya tinggi tetapi juga megah.
demikian(rupa)…sehingga, contoh : Toko itu dibuat sedemikian rupa sehingga menarik untuk dikunjungi pembeli.
apakah…atau…, contoh : aku tidak perduli apakah pulang atau pergi aku tetap menyayanginya.
entah……entah…, contoh : dia akan menerima kadoku entah suka entah tidak
4. Konjungsi Antarkalimat.
Konjungsi antarkalimat adalah konjungsi yang menghubungkan suatu kalimat dengan kalimat yang lain. Konjungsi antarkalimat ini selalu diawali dengan kalimat baru serta menggunakan huruf kapital pada awal kalimat (baca : jenis jenis kalimat). konjungsi antarkalimat yang biasa digunakan meliputi:
Konjungsi antarkalimat yang menerangkan kesediaannya untuk melakukan suatu hal. Konjungsi yang biasanya digunakan yaitu demikian, biarpun, sungguhpun, begitu, sekalipun, demikian, walaupun demikian.
Contoh : Puji memang selalu berbeda pendapat dengan adiknya. Walaupun demikian mereka tetap menyayangi.
Konjungsi antarkalimat yang menerangkan lanjutan dari sebuah peristiwa maupun keadaan. Konjungsi yang dapat digunakan yaitu lalu, sesudah itu, kemudian, setelah itu.
Contoh : Putri melakukan perjalanan dari Semarang ke Salatiga dengan sepeda bus. Kemudian dari Salatiga ia menaiki mobil menuju Yogyakarta.
Konjungsi antarkalimat yang menerangkan adanya suatu hal, keadaan atau peristiwa lain di luar hal yang telah disebutkan sebelumnya. Konjungsi yang dapat digunakan yaitu lagi pula, tambahan pula, selain itu.
Contoh : Campurkan gula dan kopi ke dalam gelas. Selain itu masukkan pula susu kedalamnya.
Konjungsi antarkalimat yang menyatakan kebalikan dari hal yang diterangkan sebelumnya. Konjungsi yang biasanya digunakan yaitu sebaliknya.
contoh : Kukira wisata Goa Kreo Semarang akan menyenangkan untuk kami. Sebaliknya kondisi yang tidak terawat membuat kami sesegera pergi dari tempat wisata tersebut.
Konjungsi antarkalimat yang menerangkan situasi/keadaan sebenarnya. Konjungsi yang dapat digunakan yaitu sesungguhnya, bahwasannya.
Contoh : Kita tidak akan pernah melupakan pahlawan. Bahwasanya para pejuang kemerdekaan itu menyerahkan jiwa raganya kepada bangsa.
Konjungsi antarkalimat yang dapat menguatkan situasi/keadaan yang disebutkan sebelumya. Konjungsi yang dapat digunakan yaitu malahan, bahkan.
Contoh : Perbuatan baik akan mendapat balasan yang baik pula. Bahkan seringkali balasannya melebihi apa yang kita bayangkan sebelumnya.
Konjungsi antarkalimat yang menerangkan pertentangan kondisi/keadaan yang disebutkan sebelumnya. Konjungsi yang dapat digunakan yaitu akan tetapi, namun.
Contoh : Jalan raya Purwodadi hampir di perbaiki setiap tahun sekali. Akan tetapi kondisi tanah yang mudah retak menjadikannya mudah rusak.
Konjungsi antarkalimat yang menerangkan konsekuensi. Konjungsi yang dapat digunakan yaitu dengan demikian.
Contoh : Korea Selatan berkembang dengan sangat cepat. Dengan demikian produk teknologi impor yang berasal dari sana dijumpai di berbagai tempat.
Konjungsi antarkalimat yang menerangkan akibat. Konjungsi yang dapat digunakan yaitu oleh sebab itu, oleh karena itu.
Contoh : Kita tidak akan pernah tau masa depan kehidupan seseorang. Oleh karena itu jangan pernah meremehkan orang bodoh sekalipun.
Konjungsi antarkalimat yang menerangkan peristiwa yang mendahului suatu hal yang disebutkan sebelumnya. Konjungsi yang dapat digunakan yaitu sebelum itu.
Contoh : Jokowi menjadi Presiden Indonesia sejak tahun 2014. Sebelum itu, Susilo Bambang Yudhoyono telah memimpin Indonesia selama 2 periode.
Konjungsi antarkalimat yang menerangkan keeklusifan dari suatu hal yang disebutkan sebelumnya. Konjungsi yang dapat digunakan yaitu kecuali itu.
Contoh : Mayoritas orang bangga memiliki rumah mewah. Kecuali itu, Andi memilih untuk memiliki rumah yang sederhana.
5. Konjungsi Antarparagraf
Konjungsi antarparagraf mengawali suatu paragraf (baca : jenis jenis paragraf) yang berhubungan dengan paragraf sebelumnya didasarkan pada kandungan makna di paragraf sebelumnya.
Konjungsi antarparagraf yang biasa digunakan yaitu adapun, mengenai, akan hal, dalam pada itu. Selain itu, konjungsi antarparagraf yang biasanya terdapat dalam cerita sastra lama yaitu alkisah, sebermula, arkian, syahdan.
Fungsi konjungsi.
Fungsi konjungsi menghubungkan :
- Kata dengan kata.
- Frasa dengan frasa.
- Klausa dengan klausa.
- Kalimat dengan kalimat.
- Paragraf dengan pragraf (konjungsi antarparagraf dinamakan transisi)
Eksistensi bioteknologi konvensional belum kalah dengan bioteknologi modern. bioteknologi konvensional memang menggunakan bahan dan alat sederhana dalam memaksimalkan hasil untuk produk tertentu. Namun, produk-produk yang dihasilkan masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Bioteknologi konvensional menghasilkan produk-produk konsumtif seperti tempe, kecap, tauco, tape, dll.
Adapun bioteknologi modern, termasuk di dalamnya rekayasa genetika menggunakan alat yang canggih dan harus benar-benar dilakukan oleh ahlinya. Faktanya bioteknologi modern memberikan hasil produk yang lebih efektif dan efisien. Beberapa produk hasil dari bioteknologi modern yaitu vaksin, penisilin, enzim, insulin, dll.
Konjungsi menjadi bagian yang urgen dalam membentuk sebuah wacana khususnya dalam tulisan baik fiksi maupun non fiksi. Ketepatan pemilihan konjungsi menjadikan hubungan antarkalimat, antarklausa, atau antarparagraf menjadi padu sehingga memudahkan kita dalam memahami ide yang penulis sampaikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar