Pola pemukiman penduduk erat kaitannya dengan kondisi fisik permukaan bumi. Penduduk memilih permukiman selain dari ketersediaan sumber daya alam, juga penduduk memiliki kepentingan-kepentingan lain. Misalnya, penduduk banyak memilih pemukiman dekat dengan jalan raya atau sungai, dengan tujuan agar mudah hubungan antarwilayah.
Lokasi yang jauh dari jalan raya atau lalu lintas sungai, penduduknya jarang-jarang, dan pola pemukiman merekapun terpencar-pencar. Adanya pemukiman daerah terpencil didasarkan pada sulitnya melakukan hubungan ke daerah tersebut. Daerah-daerah yang sulit dijangkau baik melalui darat, melalui lalu lintas sungai, atau melalui laut, digolongkan daerah terpencil.
Pola pemukiman penduduk di tepi pantai, terdapat kesamaan dengan pola pemukiman di aliran sungai yaitu pola permukiman memanjang. Akan tetapi, pola pemukiman di tepi pantai dibuat dengan tujuan agar mudah untuk keluar ke laut sebagai tempat utama mencari pencarian mereka, tidak untuk mendapatkan kemudahan hubungan ke luar.
Pada kondisi fisik permukaan bumi seperti dataran rendah, membangun pemukiman relatif lebih mudah dan pada umumnya pola pemukiman penduduk berbentuk pola terpusat atau berkelompok. Sebaliknya, penduduk yang bermukim di sekitar gunung, mereka tinggal di sekeliling lereng gunung seolah-olah permukimannya mengelilingi gunung tersebut. Pola pemukiman seperti ini disebut juga pola pemukiman radial, akan tetapi permukimannya terpencar-pencar antara satu dengan yang lain, pola permukimannya digolongkan pada permukiman tersebar.
Pola pemukiman penduduk pada dasarnya dapat digolongkan menjadi 3, yaitu :
- Pola pemukiman memusat atau mengelompok. Pola pemukiman seperti ini dapat kita temukan di kota-kota, persimpangan jalan, daratan rendah, daerah perkebunan besar, daerah-daerah industri, dan lain-lain.
- Pola pemukiman memanjang atau linear. Pola permukiman panjang seperti ini mengikuti sepanjang jalan, rel kereta api, sungai, dan permukiman di tepi pantai.
- Pola pemukiman menyebar. Pola permukiman menyebar pada umumnya terdapat di sekeliling sebuah gunung, daerah-daerah terpencil, daerah-daerah yang kering dan sebagainya. Pada daerah-daerah kering, permukaan penduduk tersebar karena keterbatasan sumber-sumber air. Di mana ada sumber air di situ ada permukiman dalam jumlah yang kecil.
Pola persebaran pemukiman penduduk dipengaruhi oleh keadaan iklim, keadaan tanah, tata air, topografi dan ketersediaan sumber daya alam yang terdapat di wilayah tersebut.
Ada tiga pola pemukiman penduduk dalam hubungannya dengan bentang alamnya, yaitu sebagai berikut:
Ada tiga pola pemukiman penduduk dalam hubungannya dengan bentang alamnya, yaitu sebagai berikut:
Pola Pemukiman Memanjang
Pola pemukiman memanjang memiliki ciri pemukiman berupa deretan memanjang karena mengikuti jalan, sungai, rel kereta api atau pantai.
1. Pola pemukiman mengikuti jalan
Pola pemukiman memanjang memiliki ciri pemukiman berupa deretan memanjang karena mengikuti jalan, sungai, rel kereta api atau pantai.
1. Pola pemukiman mengikuti jalan
Pada daerah ini pemukiman berada di sebelah kanan kiri jalan. Umumnya pola pemukiman seperti ini banyak terdapat di dataran rendah yang morfologinya landai sehingga memudahkan pembangunan jalan-jalan di pemukiman. Namun pola ini sebenarnya terbentuk secara alami untuk mendekati sarana transportasi
2. Pola pemukiman mengikuti rel kereta api.
2. Pola pemukiman mengikuti rel kereta api.
Pada daerah ini pemukiman berada di sebelah kanan kiri rel kereta api. Umumnya pola pemukiman seperti ini banyak terdapat di daerah perkotaan terutama di DKI Jakarta dan atau daerah padat penduduknya yang dilalui rel kereta api.
3. Pola pemukiman mengikuti alur sungai.
3. Pola pemukiman mengikuti alur sungai.
Pada daerah ini pemukiman terbentuk memanjang mengikuti aliran sungai. Biasanya pola pemukiman ini terdapat di daerah pedalaman yang memiliki sungai-sungai besar. Sungai-sungai tersebut memiliki fungsi yang sangat penting bagi kehidupan penduduk.
4. Pola pemukiman mengikuti garis pantai.
4. Pola pemukiman mengikuti garis pantai.
Daerah pantai pada umumnya merupakan pemukiman penduduk yang bermata pencaharian nelayan. Pada daerah ini pemukiman terbentuk memanjang mengikuti garis pantai. Hal itu untuk memudahkan penduduk dalam melakukan kegiatan ekonomi yaitu mencari ikan ke laut.
Pola Pemukiman Terpusat.
Pola Pemukiman Terpusat.
Pola pemukiman ini mengelompok membentuk unit-unit yang kecil dan menyebar, umumnya terdapat di daerah pegunungan atau daerah dataran tinggi yang berelief kasar, dan terkadang daerahnya terisolir. Di daerah pegunungan pola pemukiman memusat mengitari mata air dan tanah yang subur. Sedangkan daerah pertambangan di pedalaman pemukiman memusat mendekati lokasi pertambangan. Penduduk yang tinggal di pemukiman terpusat biasanya masih memiliki hubungan kekerabatan dan hubungan dalam pekerjaan. Pola pemukiman ini sengaja dibuat untuk mempermudah komunikasi antarkeluarga atau antarteman bekerja.
Pola Pemukiman Tersebar
Pola Pemukiman Tersebar
Pola pemukiman tersebar terdapat di daerah dataran tinggi atau daerah gunung api dan daerah-daerah yang kurang subur. Pada daerah dataran tinggi atau daerah gunung api penduduk akan mendirikan pemukiman secara tersebar karena mencari daerah yang tidak terjal, morfologinya rata dan relatif aman. Sedangkan pada daerah kapur pemukiman penduduk akan tersebar mencari daerah yang memiliki kondisi air yang baik. Mata pencaharian penduduk pada pola pemukiman ini sebagian besar dalam bidang pertanian, ladang, perkebunan dan peternakan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar