Jenis - Jenis Teks Deskripsi dan Macam - macam Paragraf Deskripsi, Type of description text | Berbagai Reviews

Kumpulan Artikel Pendidikan Pengetahuan dan Wawasan Dunia

9 November 2017

Jenis - Jenis Teks Deskripsi dan Macam - macam Paragraf Deskripsi, Type of description text

| 9 November 2017
Jenis - jenis teks deskripsi dan Macam - macam paragraf teks deskripsi - berbagaireviews.com

Teks deskripsi dapat dikembangkan menjadi 3 jenis teks, yakni teks deskripsi spatial, subjektif dan objektif.
  • Teks deskripsi subjektif. Suatu teks deskripsi yang dalam penggambaran objeknya berdasarkan atas kesan yang dimiliki oleh penulis paragraf tersebut.
  • Teks deskripsi spatial. Dalam teks deskripsi ini objek yang dijelaskan hanya berupa benda, tempat, ruang dan lain sebagainya.
  • Teks deskripsi objektif. Dalam teks deskripsi ini penjelasan mengenai objek yang digambarkan apa adanya berdasarkan keadaan objek yang sebenarnya, sehingga pembaca bisa membayangkan keadaan tanpa ada penambahan opini dari penulis itu sendiri.

Macam-Macam Paragraf Deskripsi Secara umum, paragraf deskripsi dibedakan atas dua macam, yaitu :

a. Deskripsi Imajinatif/Impresionis.

Deskripsi imajinatif atau impresionis adalah paragraf yang melukiskan ruang atau tempat berlangsungnya suatu peristiwa. Pelukisannya harus dilihat dari berbagai segi agar ruang tersebut tergambar dengan jelas dalam pikiran dan perasaan pembaca.

 Contoh :

Malam gelap gulita di hulu sungai Brantas. Sebentar-sebentar hiruk pikuk yang tiada berketentuan itu menjadi satu dengan gegap gempita yang mendasyatkan dan mengecilkan hati, pertanda seorang raja rimba alam jatuh ke tanah untuk selama-lamanya. Ramai peperangan di rimba itu dan rupanya tak akan berhenti. Tak ada kasihan- mengasihani, yang rebah tinggal rebah, tak akan ada yang mengangkatnya. Sekali-kali terang cuaca hutan belantara itu, seperti diserang api. Tetapi kenyataanya dalam sekejap mata hilangnya cahaya yang berani menyerbukan dirinya ke tengah peperangan itu, dimusnakan oleh musuh lamanya “raja gulita”.

b. Deskripsi faktual/ekspositoris.

Deskripsi faktual/ekspositoris adalah paragraf yang menggambarkan suatu hal atau orang dengan mengungkapkan identitasnya secara apa adanya sehingga pembaca dapat membayangkan keadaannya.

Agar suatu objek mampu membangkitkan daya khayal pada diri pembaca, penulis harus melukiskannya dari berbagai sudut pandang.

Semakin rinci penulisannya, semakin jelas tergambar dalam bayangan pembaca. Apabila objek yang dilukiskan itu adalah seseorang, perinciannya dapat dilakukan terhadap aspek fisik maupun aspek rohaninya. Aspek rohani meliputi perasaan, watak, bakat, peranannya dalam suatu bidang kerja, dan sebagainya.

Contoh :

Di sudut dekat pintu duduk seorang laki-laki. Namanya Paijo. Dia memakai celana pendek dan baju kaos yang telah sobek-sobek, yang melukiskan kemelaratan dan kemiskinan yang sehari- hari dideritanya. Pada dadanya yang bidang dan berisi, lengannya yang kukuh penuh urat dapat dilihat betapa berat pekerjaan sehari-harinya. Air mukanya yang keruh, pipinya yang kempis, dan matanya yang cekung menyatakan bahwa jalan hidup yang telah ditempuhnya penuh rintangan dan duri.

Unsur kebahasaan teks deskripsi.

Unsur kebahasaan atau kaidah kebahasaan yang dilibatkan dalam teks deskripsi yaitu:

1. Rujukan Kata.

Rujukan kata yaitu satu kata merujuk pada kata lain yang memperlihatkan keterkaitan. Rujukan kata berhubungan dengan kata ganti (kata ganti orang, kepunyaan, dan penunjuk)

2. Kata berimbuhan.

 Kata berimbuhan adalah kata dasar yang mendapat awalan (prefiks),akhiran (sufiks), dan sisipan (infiks), 

contohnya:
  • penari (tari),
  • berjumlah (jumlah).
  • menyanyikan (nyanyi)
  • berbahasa (bahasa)
  • bercampur (campur)
  • menari (tari)
3. Konjungsi  (kata sambung / kata hubung).

Kata hubung (konjungsi) adalah kata yang digunakan sebagai penghubung antar kata, frasa, klausa, atau kalimat.

Fungsi kata hubung (konjungsi).

Konjungsi yang berfungsi sebagai penghubung satu kata dengan kata lainnya dalam satu kalimat.
Konjungsi yang berfungsi sebagai penghubung satu kalimat dengan kalimat lainnya.
 Jenis Konjungsi 

Jenis Konjungsi Berdasarkan fungsinya, konjungsi dibagi menjadi dua:  

a. Konjungsi Intrakalimat

Konjungsi intrakalimat yaitu konjungsi yang digunakan dalam satu kalimat. Contoh: dan, juga (bermakna penambahan), atau (bermakna pilihan), tetapi (bermakna ), karena, sehingga (bermakna sebab-akibat), lalu, kemudian (bermakna kelanjutan).

Contoh konjungsi intra kalimat seperti:

Pada awalnya Tari Saman merupakan salah satu media untuk menyampaikan pesan (dakwah) dan ditarikan oleh laki- laki. 

Kalimat di atas menggunakan kata hubung (konjungsi) intra kalimat “dan” yang bermakna penamabahan.

b.Konjungsi Antar kalimat.

Konjungsi antarkalimat yaitu konjungsi yang dugunakan untuk menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lainnya.  

Contoh: 
  • meskipun demikian, 
  • dengan demikian, 
  • oleh sebab itu, 
  • oleh karena itu, 
  • akhirnya, 
  • selanjutnya, 
  • lalu, 
  • kemudian.
Contoh penggunaan konjungsi akan tetapi dan oleh karena itu antar kalimat :

  • Ki Hajar Dewantara berasal dari keluarga keraton Jogjakarta. Akan tetapi, ia begitu dekat dengan rakyatnya.
  • Novita ingin mendapatkan beasiswa prestasi untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Oleh karena itu, ia selalu giat belajar
4. Kelompok kata (frasa).

Kelompok kata atau frasa yaitu kumpulan kata  2 kata atau lebih yang tersusun dari kata bermakna dan membentuk arti kata baru.

Contoh kelompok kata misalnya : saputangan, takbenda

5. Kata baku dan tidak baku.

Kata baku adalah kata yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.Sumber utama yang telah ditentukan dalam pemakaian bahasa baku yaitu Kamus Besar Bahasa Indonesia(KBBI). Kata baku umumnya digunakan dalam kalimat resmi( lisan dan tertulis) sedangkan non-baku atau tidak baku sebaliknya.

Contoh Kumpulan Kata Baku dan Tidak Baku Dalam Bahasa Indonesia
  • telur – telor 
  • jadwal – jadual
  • rezim – rejim 
  • negeri – negri 
  • hierarki – hirarki 
  • bus – bis 
  • jenazah – jenasah 
  • anugerah – anugrah
  • karier – karir
  • telepon – telefon
  • izin – ijin
  • debit – debet
  • dekret – dekrit
  • museum – musium
  •  kaus – kaos 
  • risleting – resleting 
  • terampil – trampil
  • desain – disain
  • saraf – sarap
  • kempis – kempes
  • nomor – nomer
  • penggawa – punggawa
  • deksripsi – diskripsi
  • kerupuk – krupuk
  • zamrud – jamrud
  • formal – formil
  • afdal – afdol
  • museum – musium
  • apotek – apotik
  • aktual – aktuil
  • antre – antri
  • saraf – sarap
  • cedera – cidera
  • definisi – difinisi
  • cenderamata – cinderamata
  • metode – metoda
  • atmosfer – atmosfir
  • pensil – pinsil
  • cendekiawan – cendikiawn
  • personel – personil
  • zaman – jaman
  • malapraktik – malpraktik
  • akta – akte
6. Penggunaan huruf kapital dan tanda baca.

Teks deskripsi juga tidak lepas dari penggunaan huruf kapital dan tanda baca.



Untuk melihat Pengertian Teks Deskripsi, please click   http://www.berbagaireviews.com/2017/11/pengertian-teks-deskripsi-dan-struktur.html


Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar