Pembawa Acara, Master of Ceremony (MC). | Berbagai Reviews

Kumpulan Artikel Pendidikan Pengetahuan dan Wawasan Dunia

23 Desember 2016

Pembawa Acara, Master of Ceremony (MC).

| 23 Desember 2016
Pada saat melihat acara di TV ataupun mengikuti acara baik acara itu resmi ataupun tidak resmi. Dalam suatu acara terdapat seseorang yang bertugas untuk mengatur jalannya acara yaitu seorang MC (Master of Ceremonial) atau pembawa acara yang tiak dapat dipisahkan dari suatu acara. Bayangkan saja suatu acara yang tidak adanya pembawa acara, maka tidak akan sukses suatu acara. Master of ceremony atau pembawa acara merupakan suatu profesi, untuk itu seorang pembawa acara dituntut untuk professional. Karena profesi Pembawa Acara atau MC sangat berpengaruh dengan jalannya suatu acara. Dimana seorang MC harus mampu membaca situasi, menciptakan suasana sesuai dengan karakter acaranya yang memungkinkan adanya dialog dengan audience.

berbagaireviews.com

Selain adanya MC, dalam suatu acara yang resmi terdapat protokol, yaitu tata acara, khususnya acara resmi, seperti acara kenegaraan atau melibatkan pejabat negara, pengaturan keseluruhan kegiatan dari awal hingga akhir. 

Pengertian Pembawa Acara.

Membawa Acara adalah proses berbicara dengan cara mengatur susunan atau jalannya acara agar acara tersebut bisa berjalan dengan baik dan tersusun sistematis. Dalam kegiatan yang diacarakan, selalu ada orang yang bertugas memberitahu dan mengatur pelaksanaan setiap mata acara. Pergantian dari satu mata acara ke mata acara berikutnya selalu mengikuti perintahnya. Orang-orang yang terlibat dalam setiap mata acara itu pun selalu mematuhinya. Lancar tidaknya suatu acara sangat bergantung kepadanya. Dialah yang disebut pembawa acara. 

 MC kependekan dari Master of Ceremony, artinya “penguasa acara, pemandua acara, pengendali acara, pembawa acara, pengatur acara, atau pemimpin upacara”. MC bertindak selaku “tuan rumah” (host) suatu acara ayau kegiatan/pertunjukan. MC berperan mengumumkan susunan acara dan memperkenalkan orang yang akan tampil mengisi acara. MC pula yang bertanggung jawab memastikan acara berlangsung lancar dan tepat waktu, serta meriah atau khidmat dari awal hingga akhir.

    Tantra Wisanggeni (2011: 51) menyimpulkan bahwa pembawa acara adalah orang yang membawakan narasi atau informasi dalam suatu acara atau kegiatan, biasanya bertugas memandu acara dan bertanggung jawab atas lancar dan suksenya acara. Seorang MC harus mampu membaca situasi, menciptakan suasana sesuai dengan karakteristik acaranya, dan memungkinkan adanya dialog dengan audience. Acara yang dibawakan adalah acara-acara hiburan yang menuntut kreativitas dan improvisasi yang akan menciptakan karakteristik acara sesuai dengan jenis acaranya.

Pembawa acara adalah orang yang mengatur atau memberikan narasi dan informasi mengenai susunan suatu acara atau kegiatan (Wikipedia, 2008:1). 

Menurut Wiyanto dan Astuti (2002:2), Pembawa Acara adalah orang pertama yang berbicara dalam suatu acara (Wiyanto dan Astuti, 2002:2). Sebagai pembawa acara, dia hams bisa menarik perhatian hadirin untuk segera merasa terlibat dalam pertemuan itu. Kalau upaya ini gagal, jalannya acara menjadi hambar, tidak berkesan dan mengecewakan. Sebaliknya bila pembawa acara pandai menguasai dan mengasyiki hadirin, maka acara menjadi lancar dan menyenangkan. Dengan demikian kesuksesan sebuah acara berada di tangan pembawa acara. Dalam menjalankan tugasnya, pembawa acara berbicara di depan khalayak umum. Berbicara di depan umum ini mudah-mudah susah. Dikatakan mudah karena setiap hari kita berbicara. Dikatakan susah karena tidak semua orang berani melakukannya karena dipengaruhi oleh rasa takut dan malu. 

Jika sudah berpengalaman kedua rasa tersebut akan hilang sehingga tidak menjadikan demam panggung dan acara pun berjalan lancar. Pembawa acara harus mengetahui berbagai hal yang berkaitan dengan penggunaan bahasa terutama penggunaan bahasa lisan. 

Faktor Kebahasaan Pembawa Acara.
 
Pembawa acara harus memperhatikan faktor kebahasaan yang meliputi pelafalan, diksi, intonasi dan penalaran (Wiyanto dan Astuti, 2002:5). 

1. Pelafalan.

Pembawa acara harus mampu melafalkan bunyi bahasa secara tepat agar tidak menimbulkan kasak-kusuk pendengar. Misal kata "sodara" yang seharusnya dilafalkan saudara. Jika hal ini sering terjadi, maka perhatian pendengar akan terganggu dan pelaksanaan acara pun ikut terganggu. Pengucapan kata-kata harus jelas terdengar. Untuk itu gerakan alat-alat ucap terutama lidah, bibir dan gigi hams leluasa. Demikian pula dengan volume suara hams pas sesuai dengan kebutuhan pendengar. Selain itu juga lebih penting yaitu kelancaran. Pembawa acara hams bisa berbicara lancar, tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat agar pendengar dapat dengan mudah memahaminya. 

2. Diksi.

Diksi merupakan pilihan kata yang digunakan pembawa acara dalam memandu acara. Kata-kata yang digunakan hendaknya tepat, jelas dan bervariasi. Hal tersebut untuk mempermudah pendengar dalam memahami. Di samping itu hendaknya menggunakan kata-kata yang sudah dikenal (akrab) di telinga masyarakat. Misalnya menggunakan kata "tepat" daripada efektif, kata "hemat" daripada efisien. Memang kata yang belum dikenal dapat membangkitkan rasa ingin tahu namun akan menghambat kelancaran berbicara. 

3. Intonasi.

Intonasi memadukan peran penting dalam berbicara. Penggunaan intonasi yang baik, pendengar akan dapat memahami informasi dan meningkatkan daya tarik sehingga pendengar pun senang, bangga dan puas mengikuti jalannya acara. Intonasi menyangkut empat hal, yaitu tekanan, nada, tempo, dan jeda. Tekanan menyangkut keras lemahnya suara, sedangkan nada berkaitan dengan tinggi rendahnya suara. Tempo berhubungan dengan cepat lambatnya berbicara dan jeda menyangkut perhentian. Keempat hal tersebut harus dipahami secara serasi untuk memperoleh intonasi yang baik dan menarik. Pembawa acara yang baik tidak akan mengucap kata-kata atau kalimat­ - kalimat sama cepatnya. Kadang-kadang pembawa acara berbicara lambat diikuti tekanan lemah dan nada rendah, kadang kadang pula pembicara berkata cepat disertai tekanan keras dan nada tinggi untuk membangkitkan semangat pendengar. Jika pembawa acara berbicara cepat, waktu yang digunakan sedikit. Sebaliknya jika berbicara lambat, waktunya akan banyak. Dengan demikian pembawa acara perlu memainkan waktu, tempo dalam berbicara untuk memperjelas informasi. 

Pembawa acara tidak mungkin berbicara dalam satu nafas dan perlu berhenti pada tiap-tiap akhir kalimat. Perhentian (jeda) bertujuan memberi kesempatan kepada pendengar dalam memahami kalimat yang baru diucapkan sekaligus untuk menarik nafas bagi pembawa acara. Tekanan, nada, tempo, dan jeda hams dipadukan secara harmonis artinya keras lemahnya suara, tinggi rendahnya suara, cepat lambatnya suara dan perhentian hams dikombinasikan dengan baik agar suara yang terdengar bukan suara datar yang monoton melainkan suara bergelombang yang enak didengar. 

4. Kalimat Efektif 

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat menyampaikan pesan (informasi) secara singkat, lengkap, dan mudah diterima pendengar. Kalimat bisa menarik kalau ada variasi. Variasi kalimat dapat dibentuk melalui perpaduan panjang pendek, letak SPOK, aktif pasif, berita, tanya, perintah dan pilihan kata. Dengan bekal pengetahuan tersebut, pembawa acara dapat menyusun kalimat­kalimat efektif yang menarik. Selain itu kalimat yang digunakan harus logis (masuk akal), misalnya :
waktu dan tempat saya berikan
Bapak Andri saya persilakan
hadirin dimohon berdiri.

Tugas dan Peran MC atau Pembawa Acara.
  • Tugas utama seorang MC adalah mengatur susunan atau jalannya acara agar acara tersebut bisa berjalan dengan baik dan tersusun sistematis. Dalam kegiatan yang di acarakan, selalu ada orang yang bertugas memberitahu dan mengatur pelaksanaan setiap mata acara. Pergantian dari satu mata acara ke mata acara berikutnya selalu mengikuti perintahnya. Orang-orang yang terlibat dalam setiap mata acara itu pun selalu mematuhinya. Lancar dan tidaknya suatu acara sangat bergantung kepadanya.
  • Seorang MC harus memastikan acara berjalan dengan lancar dan tepat waktu.
  • Mengumumkan acara atau susunan acara yang akan berjalan.
  • Harus paham benar keseluruhan acara yang akan berlangsung.
  • Menarik perhatian hadirin untuk mengikuti jalnnya acara dari awal hingga akhir.
  • Menyusun acara dengan baik dan berkoordinasi dengan panitia.
  • Mengecek pengeras suara (mike) atau sound system agar berfungsi dengan baik.
  • Mengecek kesiapan acara dan kehadiran orang-orang penting yang akan tampil dan hadir.
  • Berkonsentrasi menyimak detail jalannya acara.
  • Mengendalikan waktu agar acara berjalan sesuai dengan alokasi waktu yang sudah ditetapkan.
  • Mengenalkan pembicara (introducing of the speaker) atau mengisi acar sebelum mereka tampil dipodium dan pengartar materi yang akan disampaikannya.
  • MC adalah orang pertama dan satu-satunya orang yang berhak membuka acara atau berbicara secara "resmi" kepada hadirin, jangan lupa karena MC adalah orang pertama yang berbicara dalam suatu acara, maka MC harus memperkenalkan diri sendiri kepada hadirin.
Syarat Menjadi MC atau Pembawa Acara.

Sebagai seorang MC, dia harus bisa menarik perhatian hadirin untuk segera merasa terlibat dalam pertemuan itu. Kalau upaya ini gagal, jalannya acara menjadi hambar, tidak berkesan dan mengecewakan. Sebaliknya bila pembawa acara pandai menguasai dan menghibur hadirin, maka acara tersebut menjadi lancar dan menyenangkan. Dengan demikian kesuksesan sebuah acara berada di tangan MC.

Berikut ini adalah beberapa persyaratan utama yang harus dimiliki oleh seorang Master of Ceremony:
  • Pengetahuan dan pengalaman luas
  • Cerdas
  • Rasa Humor
  • Sabar
  • Imajinasi
  • Antusiasme
  • Rendah hati dan bersahabat
  • Kemampuan bekerjasama
Tips Menjadi MC atau Pembawa Acara Profesional.

Berikut ini adalah beberapa tips yang menarik dan bermutu bagi yang baru mau mencoba jadi MC atau belum terlalu menguasai profesi ini, yakni:
  • Kenali peranmu, peran seorang MC adalah untuk mempertahankan sebuah acara agar berjalan lancar, mempertahankan energi para peserta/penonton agar semangat, membantu para peserta agar merasa disambut dengan baik dan membuat para pembicara/pengisi acara merasa dihargai, dan masih banyak lagi. Jadi, tidak hanya untuk memberikan informasi ataupun sebagai timekeeper saja.
  • Kenali kelompok-kelompok peserta, maksudnya adalah menyambut para penonton/peserta yang tidak berasal dari daerah tempat acara berlangsung. MC harus memastikan bahwa semua penonton adalah sama, tidak memberikan perlakuan khusus pada mereka yang merupakan "tuan rumah".
  • Ringkaslah apa yang dikatakan oleh pembicara, poin ini penting untuk diperhatikan. Jadi setiap seorang pembicara selesai bicara, MC harus bisa mengambil intisari dari apa yang dibicarakan oleh pembicara tersebut, atau setidaknya bagian penting dari isinya, untuk disampaikan kepada penonton/MC Service.
  • Pertahankan waktu yang ditentukan, dalam sebuah acara, tidak dipungkiri bakal ada alokasi waktu yang kurang sesuai dengan rundown acara, mungkin itu mundur atau terlalu cepat. Untuk itulah MC (training mc) harus bisa mengatur agar waktu tetap berjalan sesuai dengan rundown.
  • Buat penonton bersemangat, kadangkala pada suatu acara pasti ada penonton yang merasa bosan atau mengantuk karena isinya kurang menarik.
  • Jangan bicara terlalu cepat, ucapkan setiap kata dengan intonasi yang jelas (training MC).
  • Usahakan untuk rileks, jika gugup tarik nafas yang panjang dan dalam kemudian bergeraklah untuk melemaskan otot.
  • Buat catatan kecil untuk membantu mengingat apa yang akan dikatakan, boleh jadi itu joke, cerita atau memberikan informasi.

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar