Sejarah Kultur Jaringan dan Pengertian serta Tujuan Kultur Jaringan, Tissue Culture. | Berbagai Reviews

Kumpulan Artikel Pendidikan Pengetahuan dan Wawasan Dunia

2 Mei 2018

Sejarah Kultur Jaringan dan Pengertian serta Tujuan Kultur Jaringan, Tissue Culture.

| 2 Mei 2018

Pengertian kultur jaringan dan sejarah serta tujuan kultur jaringan tanaman - berbagaireviews.com


Sejarah kultur jaringan.

Setelah mengetahui tentang pengertian kultur jaringan, berikut ini sejarah kultur jaringan tersebut. Perkembangan kultur jaringan dimulai sejak tahun 1838 ketika Schleiden dan Schwann mengungkapkan mengenai teori totipotensi yang menjelaskan sel-sel bersifat otonom, serta prinsipnya yang dapat beregenerasi menjadi tanaman lengkap. Teori yang dikemukakan tersebut menjadi dasar dari spekulasi Haberlandt pada abad ke-20 awal yang menjelaskan jaringan tanaman yang diisolasi dan dikultur dapat berkembang menjadi sebuah tanaman normal dengan cara melakukan manipulasi terhadap nutrisi dan kondisi lingkungan. Walaupun pada awalnya usaha yang dilakukan oleh Haberlandt pada tahun 1902 mengalami kegagalan, akan tetapi Carrel, Harrison, dan Burrows pada tahun 1907-1909 berhasil untuk mengkulturkan jaringan hewan dan manusia dengan cara in vitro.

Keberhasilan dari teknik kultur jaringan sebagai sebuah sarana untuk memperbanyak tanaman secara vegetatif pertama kali pada tahun 1934 dilaporkan oleh White, yaitu dengan keberhasilannya untuk kultur akar tanaman tomat. Pada tahun berikutnya yakni tahun 1939, White, Nobecourt, dan Gautheret berhasil untuk menumbuhkan kalus tembakau dan wortel dengan cara in vitro. Setelah perang dunia II, perkembangan kultur jaringan menjadi berkembang pesat dan menghasilkan penelitian-penelitian yang mempunyai arti penting untuk dunia pertanian, hortikultura, dan kehutanan.

Pada awalnya, teknik kultur jaringan tanaman yang berada dibelakang kultur jaringan manusia. Keterlambatan tersebut disebabkan karena hormon tanaman. Kemudian ditemukan auksin IAA pada tahun 1934 oleh Haagen-Smith dan Kogl yang membuka peluang besar untuk kemajuan dari teknik kultur jaringan tanaman. Pada tahun 1955 ditemukan kinetin (suatu sitokinin) yang membuat kemajuan teknik kultur jaringan menjadi semakin berkembang pesat.

Kemudian oleh Miller mempublikasikan tulisan “kunci” yang menjelaskan bahwa interaksi kuantitatif yang terjadi antara auksin dan sitokinin memiliki pengaruh untuk menentukan tipe pertumbuhan dan peristiwa morfogenetik yang ada di dalam tanaman. Penelitian kedua yang dilakukan oleh ilmuwan tersebut terhadap tanaman tembakau yang menyatakan bahwa rasio yang tinggi diantara auksin terhadap sitokinin akan menginduksi morfogenesis akar, rasio yang rendah akan menginduksi morfogenesis pucuk. Akan tetapi, pola yang demikian tidak berlaku untuk semua spesies tanaman.

Ditemukannya prosedur perbanyakan dengan cara in vitro terhadap tanaman anggrek Cymbidum pada tahun 1960 oleh Morel, dan diformulasikannya dengan komposisi medium konsentrasi garam mineral tinggi oleh Skoog dan Murashige pada tahun 1962, semakin mempercepat perkembangan teknik kultur jaringan pada berbagai jenis tanaman yang lainnya.

Perkembangan pesat dimulai di negara Prancis dan Amerika, kemudian dikembangkan dibanyak negara, salah satunya di Indonesia, dengan prioritas penggunaan tanaman yang mempunyai arti penting bagi tiap-tiap negara. Dengan berkembangnya penelitian dalam dua dekade terakhir telah memberikan banyak sumbangan yang sangat besar. Jumlah penelitian serta penggunaan dari teknik kultur jaringan akan terus meningkat pada masa mendatang.

Pengertian kultur jaringan tanaman.

Kultur jaringan dikenal juga dengan sebutan tissue culture.
Kultur = budidaya
Jaringan = sekelompok sel yg mempunyai bentuk dan fungsi yang sama

Kultur jaringan merupakan metode guna mengisolasi salah satu bagian dari tanaman seperti sekelompok sel ataupun jaringan yang ditumbuhkan dengan kondisi aseptik, yang dapat menyebabkan bagian tanaman tersebut untuk memperbanyak diri tumbuh menjadi sebuah tanaman yang lengkap kembali.

Adanya teknik kultur jaringan menjadi salah satu cara untuk memperbanyak tanaman secara vegetatif. Pengertian kultur jaringan ialah teknik memperbanyak tanaman dengan menggunakan cara isolasi salah satu bagian tanaman seperti daun, mata tunas, dan untuk menumbuhkan bagian-bagian tersebut ke dalam media buatan secara aseptik dimana kaya akan nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah yang tertutup yang dapat tembus cahaya sehingga bagian-bagian tanaman tersebut dapat memperbanyak diri serta bergenerasi menjadi sebuah tanaman lengkap.

Jadi, Kultur Jaringan adalah membudidayakan jaringan tanaman menjadi tanaman baru yang mempunyai sifat sama dengan induknya. Kultur Jaringan diartikan pula dengan memelihara & menumbuhkan organ tanaman (embrio, tunas, bunga dsb) atau jaringan tanaman (sel, kalus, protoplast) pada kondisi aseptik.

Prinsip dalam kultur jaringan.

Teknik kultur jaringan memanfaatkan prinsip perbanyakan tumbuhan secara vegetatif. Berbeda dari teknik perbanyakan tumbuhan secara konvensional, teknik kultur jaringan dilakukan dalam kondisi aseptik di dalam botol kultur dengan medium dan kondisi tertentu. Karena itu teknik ini sering kali disebut kultur in vitro. Dikatakan in vitro (bahasa Latin), berarti "di dalam kaca" karena jaringan tersebut dibiakkan di dalam botol kultur dengan medium dan kondisi tertentu. Teori dasar dari kultur in vitro ini adalah Totipotensi. Teori ini mempercayai bahwa setiap bagian tanaman dapat berkembang biak karena seluruh bagian tanaman terdiri atas jaringan-jaringan hidup. Oleh karena itu, semua organisme baru yang berhasil ditumbuhkan akan memiliki sifat yang sama persis dengan induknya.

Tujuan kultur jaringan.

Tujuan dilakukannya kultur jaringan adalah:
  • Memeroleh bibit tanaman baru yang lebih baik
  • Lebih cepat dabn lebih banyak, dalam waktu yang tidak terlalu lama dengan anakan yang seragam
  • Memperbanyak tanaman dengan sfat seperti induknya
  • Perbanyakan tanaman denngan teknik ini membuat tanaman bebas dari penyakit karena dilakukan secara aseptik
  • Penggunaan metode ini sangat ekonomis dan komersial

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar