Pemindahan Tanah Mekanis (PTM) dan Bentuk - Bentuk Material, Mechanical ground transfer. | Berbagai Reviews

Kumpulan Artikel Pendidikan Pengetahuan dan Wawasan Dunia

11 Mei 2018

Pemindahan Tanah Mekanis (PTM) dan Bentuk - Bentuk Material, Mechanical ground transfer.

| 11 Mei 2018


Pengertian Pemindahan Tanah Mekanis (PTM).

Pemindahan Tanah Mekanis (PTM) adalah semua pekerjaan yang berhubungan dengan kegiatan penggalian (digging, breaking, loosening), pemuatan (loading), peng-angkutan (hauling, transporting), penimbunan (dumping, filling), perataan (spreading, leveling) dan pemadatan (compacting) tanah atau batuan dengan menggunakan alat-alat mekanis (alat-alat berat/besar).

Pekerjaan pemindahan tanah mekanis merupakan suatu pekerjaan dimana sejumlah volume tanah tertentu dipindahkan dengan bantuan alat-alat mekanis. Pekerjaan ini melibatkan banyak variable yang perlu dimengerti dan dipahami, antara lain pengertian terhadap tanah.

Yang dimaksud dengan tanah disini adalah bagian teratas dari kulit bumi yang relatif lunak, tidak begitu kompak dan terdiri dari butiran-butiran lepas. Sedangkan yang dimaksud dengan batuan adalah bagian kulit bumi yang lebih keras, lebih kompak dan terdiri dari kumpulan mineral pembentuk batuan tersebut.

Sifat - Sifat Fisik Tanah.
Yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan pemindahan tanah mekanis (PTM) yang berhubungan dengan sifat fisik tanah antara lain:
  •   Berat jenis dan volume tanah.
  •   Tingkat kekerasan
  •   Tingkat kohesifitas
  •   Bentuk tanah
  •   Tingkat kepadatan
  •   Gradasi tanah
  •   Kadar air
  •   Liquid limid, plastis limid, dan plestis indeks

Penggolongan material menurut peralatan Pemindahan tanah Mekanis (PTM).

Oleh karena perbedaan kekerasan dari material yang akan digali sangat bervariasi, maka sering dilakukan penggolongan-penggolongan berdasarkan mudah-sukarnya digali dengan peralatan PTM. Adapun salah satu cara penggolongan material tersebut adalah :

A. Lunak (soft) atau mudah digali (easy digging),
  • tanah atas atau tanah pucuk (top soil).
  • pasir (sand).
  • lempung pasiran (sandy clay).
  • pasir lempungan (clayey sand).

B. Agak keras (medium hard digging)
  • tanah liat atau lempung (clay) yang basah dan lengket.
  • batuan yang sudah lapuk (weathered rocks).

C. Sukar digali atau keras (hard digging), misalnya :
  • batu sabak (slate).
  • material yang kompak (compacted material).
  • batuan sedimen (sedimentary rocks).
  • konglomerat (conglomerate).
  • breksi (breccia).
D. Sangat sukar digali atau sangat keras (very hard digging) atau batuan segar (fresh rocks) yang memerlukan pemboran dan peledakan sebelum dapat digali, misalnya :
  • batuan beku segar (fresh igneous rocks).
  • batuan malihan segar (fresh metamorphic rocks).

Sifat - Sifat  Fisik material dalam pekerjaan tanah.

Dengan demikian, mutlak diperlukan kesesuaian alat dengan kondisi material. Jika tidak, akan menimbulkan kesulitan berupa tidak efisiennya alat yang otomatis akan menimbulkan kerugian karena banyaknya "loss time". Beberapa sifat fisik material yang penting untuk diperhatikan dalam pekerjaan tanah adalah sebagai berikut :
  • Pengembangan Material
  • Berat Material
  • Bentuk Material
  • Kekerasan Material
  • Daya Dukung Tanah.
  • Pengembangan Material
Yang dimaksud dengan pengembangan material adalah perubahan berupa penambahan atau pengurangan volume material (tanah) yang diganggu dan bentuk aslinya.

Bentuk - Bentuk Material dan Pemindahan Mekanis Tanah.

Bentuk material dalam pemindahan tanah mekanis - berbagaireviews.com


Bentuk material dibagi dalam 3 (tiga) keadaan seperti ditunjukkan pada Gambar dibawah:

Keadaan Asli (Bank Condition).

Keadaan material yang masih alami dan belum mengalami gangguan teknologi disebut keadaan asli (bank). Dalam keadaan seperti ini butiran-butiran yang dikandungnya masih terkonsolidasi dengan baik. Ukuran tanah demikian biasanya dinyatakan dalam ukuran alam atau bank measure = Bank Cubic Meter (BCM) yang digunakan sebagai dasar perhitungan jumlah pemindahan tanah.

Keadaan Gembur (Loose Condition).

Yaitu keadaan material (tanah) setelah diadakan pengerjaan (disturb), tanah demikian misalnya terdapat di depan dozer blade, di atas truck, di dalam bucket dan sebagainya. Material yang tergali dari tempat asalnya, akan mengalami perubahan volume (mengembang). Hal ini disebabkan adanya penambahan rongga udara di antara butiran­butiran tanah. Dengan demikian volumenya menjadi lebih besar. Ukuran volume tanah dalam keadaan lepas biasanya dinyatakan dalam loose measure = Loose Cubic Meter (LCM) yang besarnya sama dengan BCM + % swell x BCM dimana faktor "swell" ini tergantung dan jenis tanah. Dengan demikian dapat dimengerti bahwa LCM mempunyai nilai yang lebih besar dan BCM.

Keadaan Padat (Compact).

Keadaan padat adalah keadaan tanah setelah ditimbun kembali dengan disertai usaha pemadatan. Keadaan ini akan dialami oleh material yang mengalami proses pemadatan (pemampatan). Perubahan volume terjadi karena adanya penyusutan rongga udara di antara partikel-partikel tanah tersebut. Dengan demikian volumenya berkurang, sedangkan beratnya tetap. Volume tanah setelah diadakan pemadatan, mungkin lebih besar atau mungkin juga lebih kecil dari volume dalam keadaan bank, hal ini tergantung dari usaha pamadatan yang dilakukan. Ukuran volume tanah dalam keadaan padat biasanya dinyatakan dalam compact measure = Compact Cubic Meter (CCM).


Pada umumnya setiap pekerjaan pembangunan sipil apabila diperhitungkan masalah efisiensi waktu dan efektifitas kegiatan pada proyek yang berskala besar, maka perlu dilakukan dengan cara mekanis atau dengan menggunakan bantuan tenaga mesin atau peralatan.

Peralatan berat biasanya digunakan untuk :
  •  Penggalian, pengupasan, pembongkaran, dan penimbunan.
  •  Perataan atau penyebaran.
  •  Pembuatan profil permukaan.
  •  Pemindahan atau pengangkutan.
  •  Pemadatan.

Untuk mencapai tingkat efisiensi dan efektifitas pekerjaan perlu dilakukan perencanaan secara cermat dan teliti yang dilakukan oleh orang yang mempunyai keahlian, pengalaman yang baik dan memiliki kemampuan manajerial. Sasaran utama proyek adalah bagaimana dapat melakukan efisiensi terhadap biaya, mutu, dan waktu (BMW).

Dalam pelaksanaan pekerjaan PTM yang perlu diperhatikan :

1. Perhitungan volume pekerjaan
a.    Volume tanah (tanah asli, tanah lepas, tanah padat)
b.    Jenis tanah.

2. Spesifikasi pekerjaan
a.    Jenis pekerjaan (galian, timbunan, lean clearing, stripping, pemadatan)
b.    Hasil pekerjaan.

3. Pemilihan jenis peralatan atau alat yang digunakan
a.    Jenis dan tipe alat
b.    Kapasitas alat
c.    Kemampuan dan suku cadang alat

4. Perencanaan sumber daya manusia (SDM) = man power.

5. Mobilisasi peralatan

6. Perencanaan metode kerja
a.    Organisasi pelaksanaan
b.    Prosedur operasi kerja
c.    Prosedur perawatan peralatan
d.    Prosedur keselamatan kerja
e.    Prosedur pelaporan administrasi dan keuangan

7. Sarana pendukung di lapangan
a.    Sistim perawatan alat-alat barat
b.    Sistim logistik perawatan
c.    Sistim komunikasi dan informasi kerja


Persiapan Pekerjaan PTM

1. Survei lapangan (site Survey).

Hal- hal yang perlu dilakukan dalam survey lapangan, antara lain
  • Keadaan lapangan
  • Kondisi tenaga kerja
  • Kondisi transportasi dan akomodasi.

2. Perencanaan

Berdasarkan hasil survey lapangan, dapat dibuat rencana kerja yang akan menjadi acuan kerja yang meliputi :
  • Persiapan kerja
  • Struktur organisasi proyek
  • Penentuan metode dan prosedur kerja
  • Jadwal kerja (time schedule)
  • Penentuan jenis, type dan kombinasi peralatan yang akan dipergunakan
  • Penentuan jumlah alat-alat berat dan tenaga kerja yang akan digunakan
  • System logistik dan maintenance

3. Pelaksanaan Pekerjaan

Pada tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahapan yang menentukan terhadap keberhasilan dari sasaran yang hendak dicapai oleh tim manajemen proyek, yang perlu diperhatikan dalam memulai pelaksanaan pekerjaan adalah
  • Penentuan starting point (penentuan titik dimulainya pekerjaan)
  • Analisa terhadap keadaan lokasi dari peta topografi yang ada
  • Pengaturan pentahapan areal yang akan dikerjakan
  • Pengaturan dan pembuatan jalan akses bagi lalu lintas alat-alat berat, sehingga tidak terjadi hambatan
  • Pengamanan lokasi dari orang-orang yang tidak berkepentingan dengan pekerjaan
  • Pengawasan dan pengendalian pelaksanaan pekerjaan.

Demikianlah yang dapat kami sampaikan, jika ada kesalahan atau kekurangan kami mohon maaf, silahkan tinggalkan komentar dengan sifatnya membangun menjadi lebih baik. Semoga Bermanfaat dan Terima Kasih.

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar